Referensi: Meilina Bustari. 2005. Manajemen
peserta didik. Yogyakarta : FIP UNY
Perencanaan manajemen kesiswaan dilakukan
ketika penerimaan siswa baru, kelulusan, jumlah putus sekolah, dan kepindahan.
Khusus mengenai perencanaan siswa akan langsung berhubungan dengan kegiatan
penerimaan dan proses pencatatan atau dokumentasi data pribadi siswa, yang
kemudian tidak dapat dilepaskan
kaitannya dengan pencatatan atau dokumentasi data hasil belajar dan aspek-aspek
lain yang diperlukan dalam kegiatan akademik maupun non-akademik.
Langkah awal dalam manajemen kesiswaan
meliputi kegiatan:
a. Analisis kebutuhan siswa
Analisis kebutuhan siswa yaitu penetepan siswa
yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan yang meliputi:
1. Merencanakan jumlah siswa yang akan diterima
dengan pertimbangan daya tampung kelas/jumlah kelas yang tersedia, serta
pertimbangan rasio murid dan guru. Secara ideal rasio murid dan guru adalah 1 :
3.
2. Menyusun program kegiatan kesiswaan yaitu visi
dan misi sekolah, minat dan bakat siswa, sarana dan prasarana yang ada,
anggaran yang tersedia dan tenaga kependidikan yang tersedia.
b. Rekruitmen siswa
pada hakikatnya proses pencarian, menentukan
siswa yang nantinya akan menjadi siswa di lembaga sekolah yang bersangkutan.
Langkah-langkah dalam kegiatan ini adalah:
1. Membentuk panitia penerimaan siswa baru yang
meliputi guru, tenaga TU, dan dewan sekolah/komite sekolah.
2. Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan
siswa baru yang dilakukan secara terbuka. Informasi yang harus ada dalam
pengumuman tersebut adalah gambaran singkat lembaga, persyaratan pendaftaran
siswa baru, cara pendaftaran, tempat pendaftaran, biaya pendaftaran, waktu dan
tempat seleksi dan pengumuman hasil seleksi.
c. Seleksi siswa
Seleksi siswa merupakan kegiatan pemilihan
calon siswa untuk menentukan diterima atau tidaknya calon siswa menjadi siswa
di lembaga pendidikan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Adapun cara-cara
seleksi yang dapat digunakan adalah:
1. Tes atau ujian, yaitu tes psikotest, tes
jasmani, tes kesehatan, tes akademik, atau tes keterampilan.
2. Penelusuran bakat kemampuan, biasanya
berdasarkan pada prestasi yang diraih oleh calon siswa dalam bidang
non-akademik.
3. Nilai UAN
d. Orientasi siswa baru
Orientasi siswa baru merupakan kegiatan
mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan tempat siswa menempuh
pendidikan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik sekolah dan
lingkungan sosial sekolah. Tujuan dengan orientasi tersebut adalah agar siswa
mengerti dan mentaati peraturan yang berlaku di sekolah, siswa dapat aktif
dalam kegiatan yang diselenggarakan sekolah, dan siap menghadapi lingkungan
baru secara fisik, mental, dan emosional.
e. Penempatan siswa (pembagian siswa)
Pembagian siswa yaitu kegiatan pengelompokkan
siswa yang dilakukan dengan sistem kelas, pengelompokan siswa bisa dilakukan
berdasarkan kesamaan yang ada pada siswa yaitu jenis kelamin dan umur. Selain
itu juga pengelompokan berdasar perbedaan yang ada pada siswa seperti minat,
bakat, dan kemampuan.
f. Pencatatan dan pelaporan siswa
Pencatatan dan pelaporan siswa dimulai sejak
siswa diterima di sekolah sampai dengan tamat atau meninggalkan sekolah. Tujuan
pencatatan tentang kondisi siswa dilakukan agar lembaga mampu melakukan
bimbingan yang optimal pada siswa. Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai bentuk
tanggung jawab lembaga dalam perkembangan siswa di sebuah lembaga. Adapaun
pencatatan yang diperlukan untuk mendukung data mengenai siswa adalah:
1. Buku induk siswa, berisi catatan tentang siswa
yang masuk di sekolah tersebut, pencatatan disertai dengan nomor induk siswa.
2. Buku klapper, pencatatannya diambil dari buku
induk dan penulisannya diurutkan berdasarkan abjad.
3. Daftar presensi, digunakan untuk memeriksa
kehadiran siswa pada kegiatan sekolah.
4. Daftar catatan pribadi siswa berisi data
setiap siswa beserta riwayat keluarga, pendidikan dan data psikologis. Biasanya
buku ini mendukung program bimbingan dan penyuluhan di sekolah.
No comments:
Post a Comment