Kata pengantar
Segala puji bagi allah, yang maha pemberi rezeki bagi setiap makhluk, semoga kita semua selalu
diberikan kesehatan agar bisa melaksanakan kegiatan seperti biasanya. Dan
semoga selalu tercurahkan rahmat kepada Rasulullah SAW. Yaitu suri teladan bagi
seluruh umat manusia.
DAFTAR ISI
BAB1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Untuk mencapai puncak kesempurnaan dalam beribadah dan mengikuti syariat Rasulullah saw. Selalu
berpegang teguh pada ilmu kebenaran, membersihkan hati dari sifat yang tidak
sesuai dengan syariat, mengendalikan hawa nafsu, membangun akhlak yang
berlandaskan pada Al-Quran dan Sunnah Rasulullah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Memahami defenisi tasawuf
2. Memahami dasar-dasar tasawuf
3. Memahami cirri-ciri umum tasawuf
4. Memahami perkembangan tasawuf di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A.DEFENISI TASAWUF
Secara etimologis pengertian tasawuf sendiri masih di perselisihkan
oleh para ahli, karena adanya perbedaan pandangan mereka mengenai asal usul
tasawuf itu sendiri. Ada sebagian para ahli mengatakan bahwa kata tasawuf
berasal dari kata shaff yang artinya barisan dalam sholat berjamaáh. Dan
ada juga yang mengatakan bahwa kata tasawuf berasal dari kata shafwah
yang berararti terpilih atau terbaik. Tasawuf itu sendiri ada juga yang
mengatakan berasal dari kata shafa atau shafwu yang artinya bersih atau
suci. Adapun pengertian tasawuf ada beragam pendapat yang disampaikan oleh para
tokoh sufi. Bahkan imam as-Suhrowardi, tokoh sufi mengatakan : “ada lebih dari
seribu pendapat yang disampaikan oleh toko sufi dalam mendefinisikan tasawuf”.
Perbedan dalam memaknai taswuf ini lebih disebabkan karena parah
tokoh sufi dalam memberikan makna, disesuikan dengan pengalaman spiritualnya
masing-masing.
1. TASAWUF AL-JUNAIDI
AL-BAGHDADI
Nama lengkapnya adalah
abu Al-Qasim al-Junayd bin Muhammad bin al-junaid al-Khazzaz al-Qawariri
al-nahawandi al-baghdadi, dia lahir dan wafat (297 H/910 M) dikota baghdad.
Dalam bidang tasawuf selain berguru pada pamanya Sari Al-Saqathi, dia juga
berguru kepada Al Harits bin Asaad Al-Muhasibi (165-123 H/ 781-856 M), dan yang
lainya. Menurutnya: “Tasawuf adalah membersihkan hati dari sifat yang
menyamai binatang dan melepaskan akhlaq yang fitri, menekan sifat basyariya
(kemanusiaan), menjahui hawa nafsu, memberikan tempat bagi sifat-sifat kerohanian,
berpegang pada ilmu kebenaran, mengamalkan sesuatu yang lebih utama atas dasar
keabadiannya, memberikan nasihat kepada umat , benar-benar menepati janji
kepada Allah SWT, dan mengikuti syariat Rasulullah SAW”.
Al-Junaidi disepakati sebagai ulama yag brdiri di persimpangan jalan. Semua kalangan
menerima mazhab yang dibangunya.
Menurut sejarawan sebagian ulama, ada empat faktor yang
mengantarkan madhzab al-junaidi menjadi standard dalam tasauf Ahlusunnah
Waljama’ah sehingga al-junaidi menjadi satu-satunya figur yang berhak
menyandang gelar ” syaikh al-tha’ifah al-shufiyyah wa sayyiduha’’.
Keempat factor tersebut adalah :
1. Konsistensi Al-Kitab dan Sunnah
Penguasanya terhadap bidang studi ilmu al-quran, hadis dan fikih
membawa pengaruh positif terhadaf
junaidi untuk mebangun mazhabnya diatas fondasi alquran dan sunnah.
Diantara perkataan junaidi yang terkenal dan dijadikan kaedah oleh kalangan
shufi adalah kalimatnya yang berbunyi: “Ilmu kami ini (tasawuf) dibangun
dengan fundasi alkitabdn sunnah. Barang siapa yang belum hafal al-quran, belum
menulis hadis dan belajar ilmu agama secara mendalam, maka ia tidak bisa dijadikan
panutan dalam tasawuf”.
2. Konsistensi tehadap syari’ah
Junaidi juga membangun tasawufnya diatas fondasi konsistensi
terhadap syari’ah. Menurut junaidi seseorang yang melenceng dari sunnah rasul,
maka pintu kebaikan akan tertup baginya.
3.Kebersihan dalam akidah
Al-Junaidi juga membangun
mazhabnya diatas fondasi akidah yang besih yakni akidah Ahlussunnsh Wal-jamaah.
Dalam hal ini junaidi mengatakan : “ pertama kali yang dibutuhkan oleh sseorang
yang mendalami agama adalah mengenal pencipta kepada makhluk, mengenalkaan
kepada yang baru bagaiman di menciptakanya, bagaimana pemulaan dirinya dan
bagaimana pul setelah kematianya, sehingga dia dapat membedakan antara sifat
sang khalik dari sifat makhluknya, mengesakanya dan mengakui akan kewajiban
menaatinya.
4. Ajaran tasawuf yang moderat.
Al-Junaid membangun
mazhabnya diatas fondasi ajaran moderat, yang meruphkan cirri khas ajaran
Ahlussunnah Wal-Jama’ah. Dalam hadis dikatakan bahwa “sebaik-baik perkara
adalah yang moderat”.
Jadi pada intinya, tasawuf adalah usaha untuk menyucikan jiwa
sesuci mungkin dalam usaha mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga
kehadiran Alloh SWT. senantiasa dirasakan secara sadar dalam kehidupan. Menurut
ajaran tasawuf, apabila seorang muslimin meningkatkan kualitas pendekatan
dirinya kepada Allah SWT, lebih dahulu ia harus memahami syariat sebaik-baiknya.
Dalam hal ini, harus mempelajari fiqh dalam segala bidangnya secara baik yang
meliputi bidang ibadah, muamalah, pernikahan, warisan dan sebagainya ssesuai
dengan yang telah dirumuskan dalam mazhab-mazhab fiqh,yaitu mazhab hanafi,
mliki, syafi’i, dan hanbali.
Imam Malik bin anas (w. 179 H./795 M.) pendiri madzab Maliki,
mengatakan: “Barang siapa yang menjalani kehidupan tasawuf tanpa dilandasi
oleh pengalaman fiqih, maka ia akan menjadi zindiq (menyimpang dari agama yang benar),
barang siapa yang melaksanakan fiqh tanpa dilengkapi pengalaman tasawuf, ia
telah fasiq (banyak dosa), dan barang siapa yang melakukan keduanya secara
seimbang, maka ia telah meraih hakikat kebenaran”.
Selain junaidi kemi juga mengutip defenisi tasawuf menurut imam zakariya al-Anshori : “ Tasauf
mengajarkan cara untuk menyucikan diri , meningkatkan akhlaq dan membangun
kehidupan jasmani maupun rohani untuk mencapai kehidupan abadi ”.[1]
Sesungguhnya islam secara utuh adalah mengikuti apa yang disampaikan oleh Rasulullah
SAW. Serta mengimaninya. Dan ajaran-ajaranya melalui para sahabat dan diteruskan oleh para
tabi’in, selanjutnya para ulama-ulama generasi berikutnya sampai pada masa kita.[2]
2. TASAWUF AL-GHAZALI
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad
al-Ghazali al Thusi. Dia lahirkan di kota Thus, pada tahun 450 H/ 1058 M. Dalam
ajaran tasaufnya, al-ghazali memilih
tasawuf sunni yag berdasarkan Alquran dan As-Shunnah Nabi ditambah dengan
doktrin Ahl-As-Sunnah wa Al-Jama’ah. Dan
tasawuf Al-Ghazali bercorak psiko-moral
yang mengutamakan pendidikan moral.
Selain belajar tasawuf kepada syaikh Yusuf al-Nassaj(487 H/1094 M),
beliau juga belajar tasawuf kepada Syaikh Abu Ali al-Fadhal bin muhammad bin
Ali al Farmadzi(477 H/108 M), dan beberapa guru beliau yang lain. Ada tiga
karangan Al-Ghazali yang menggambarkan corak intelektual dan sosok kepribadian
Al-Ghazali, yaitu:
1. Al-Munqidz min Al-Dhalal (penyelamat dari kesesatan)
2. Tahafut Al-Falasifah (runtuhnya para filosof)
3. Ihya’ Ulum Al-Din (menghdupkan ilmu-ilmu agama)
Menurut Al-Ghaszali jalan menuju tasawuf dapat dicapai dengan cara
mematahkan hambatan-hambatan jiwa dan membersihkan diri dari moral yang tercela
sehingga kalbu lepas dari segala sesuatu selain allah dan selalu mengingatnya.
Dan ia berpendapat bahwa sosok yang terbaik, jalan mereka adalah yang paling
benar, dan moral mereka adalah yang paling bersih sebab, gerak,dan diam mereka,
baik lahir maupun batin, diambil dari chaya kenabian.
Dlalam tasawufnya Al-Ghazali
menilai negatif terhadap syathahat. Ia menganggap syahahat
mempunyi dua kelemahan yaitu:
1. Syahahat mengatakan bahwa
allah dapat disaksikan.
2. Syahahat merupakan hasil pemikiran yang
kacau dan hasil imajinasi sendiri.
Al-Ghozali juga menolak paham hulul dan ittihad.
Untuk mengantisipasi itu ia mengeluarkan paham baru tentng ma’rifat, yaitu
pendekatan diri kepada allah tanpa diikuti penyatuan dengan-Nya. Jalan menuju
ma’rifat adalah perpaduan ilmu dan amal, sedangkan buahnya adalah moral. Menurut
Al-Ghazali ma’rifat adalah mengetahui rahasia allah dan mengetaui
peraturan-peraturan-Nya tentang segala yang ada.
Dan begitu juga dalam memahami
As-Sa’adah (kebahagian) dalam kitab Kimiya’ As-Sa’adah, Al-Ghazali
juga menjelaskan bahwa kebahagian itu sesuai denagn watak, sedangkan watak
sesuai degan ciptaanya. Nikmatnya mata terletak ketika melihat gambar yang
bagus dan indah. Nikmatnya telinga ketika bisa mendengar suara yang bagus dan
merdu. Demmikian juga dengan seluruh anggota tubuh , mempunyai kenikmatan
tersendiri. Kenikmatan kalbu sebagai alat ntuk memperoleh ma’rifat terletak
ketika melihat allah. Melihatn-Nya merupakan kenikmatnan yang paling agung dan
tiada taranya.
Ada dua hal pokok tentang inti tasawuf yang disepakati semua pihak,
yaitu:
- Kesucian jiwa untuk menghadapi allah SWT yang maha suci.
- Upaya pendekatan diri kepada Allah SWT.
- DASAR-DASAR TASAWUF
1. DASAR AL-QUR’AN
Dalam hal inilah, tasawuf pada awal pembentukanya adalah
manifestasi akhlak atau keagamaan. Moral keagamaan ini banyak di singgung dalam
Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sumber- sumber
utama ajaran tasawuf tidak terlepas dari ajaran-ajaran islam, sebab tasawuf
dtinjau dari al-qur’an a al-sunnah.
Al-Qur’an merupakan kitab allah yang didalamnya terkandung
muatan-muatan ajaran islam, baik akidah, syari’ah, maupun mu’amalah.
Abu Nashr As-Siraj Ath Thus,dalam kitabnya al-luma’menjelaskan
bahwa Al-qur’an dan Al-Sunah itulah, para sufi pertama-tama mendasarkan
pendapat-pendapat mereka tentang moral dan tingkah laku, kerinduan dan
kecintaan pada ilahi, dan makrifat, suluk (jalan), dan juga latihan-
latihan rohaniah mereka.[3]
2.DASAR HADIS
Selain tasawuf didasarkan pada al-qur’an ternyata tasawuf juga
didasarkan pada hadis. Dari sekian banyak hadis yang digunakan disini kami
hanya mengutip beberapa hadis saja yaitunya:
“ barang siapa mengenal dirinya sendiri, maka akan mengenal
tuhanya”
“Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, maka aku menjadikan
makhluk agar mereka mengenalku”
Hadis di atas memberi petunjuk bahwa manusia dan tuhan dapat
bersatu. Diri manusia dapat melebur dalam diri Tuhan, yang selanjutnya dikenal
dengan istilah fana’ yaitu fana’nya makhluk yang mencintai kepada
Tuhan sebagai yang dicintainya. [4]
- CIRI-CIRI UMUM TASWUF
Karena sulitnya memberikan defenisi yang lengkap tentang tasawuf, Abu Alwa’ Al-Ghanimi At-Taftazani
(peneliti tasawuf), menurutnya secara umum tasawuf mempunyai lima cirri umum,
yaitu:
1. penigkatan
moral
2. pemenuhan
fana (sirna) dalam realitas mutlak
3. peningkatan intuitif
langsung
4. timbulnya rasa kebahagian
dalam diri seorang sufi karena tercapai makamat
(maqam-maqam atau beberapa tingakatan)
5. penggunaan simbol-simbol
pengunkapan yang biasanya mengandung pengertian harfiah dan sirat. Disini kami
hanya mengambil satu ciri tasawuf saja yaitu yang dikemukakan oleh Abu Alwa’
Al-Ghanimi At-Taftazani, dan masih banyak lagi menurut parah ahli yang lain,
seperti William James, R.M Bucki, dan Bertrand Russell.
- PERKEMBANGAN TASAWUF DI INDONESIA
Tasawuf merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kajian islam
di ndonesia. Sejak masuknya islam di Indonesia, unsur tasawuf telah mewarnai
kehidupan keagmaan masyarakat sampai saat ini. Hal ni terbukti dengan semakin
maraknya kajian islam di bidang ini.
Hampir semua daerah yang pertama memeluk islam bersedia menukar
kepercayaan asalnya dari Dinamisme, Animime, Budhaisme, dan Hinduisme karena
tertarik dengan ajaran tasawuf.
Menurut Azyumardi Azra, tasawuf yang pertama kali menyebar dan
dominan di Nusantara adalah yang bercorak filsafi. Dominasi tasawuf filsafi
terlihat jelas pada kasus syekh Siti Jenar
yang dihukum mati oleh wali songo karens dipandang menganut paham
tasawuf yang sesat. Beberapa tokoh penyebar tasawuf di Indonesia antara lain:
1. HAMZAH FANSURI ( W, 1016H/1607 M )
Hamzah Fansuri
adalah penyebar tasawuf di Aceh, namanya tercatat sebagai seorang kaliber besar
dalam perkembangan islam di Nusantara. Dipercaya bahwa Sekh Hamza Fansuri hidu antara pertengahan
abad ke-16 hingga awal abad ke-17. Ajaran tasawuf Hamza Fansuri diantaranya:
a).
Allah adalah Dzat yang mutlakdan qadim
b). Hakikat
wujud dan penciptaan
c). Manusia
d). Kelepasan
2. NURUDIN
AR-RANIRI (W. 1068/1658)
Menurut catatan
Azyumardi Azra, Ar-Raniri merupakan tokoh pembaruan di Aceh. Pembaruan
utamanya adalah memberantas aliran wujudiyyah yang dianggap sebagai aliran
sesat. Ajaran tasawufnya :
a). Tentang
Tasawuf
b). Tentang
Alam
c). Tentang
manusia
d). Tentang
Wudiyyah
e). Tentang
hubungan syariatdan hakikat
3. SYEKH ABDUR RAUF
AS-SINKLI (1024-1105 H)
Syekh Abdur Rauf As-Sinkli
adalah seorang ulama dan mufti besar kerajaan aceh pada abad ke-17
(1606-1637 M). Menurut hasyimi pendidikanya dimulai dari ayahnya disimpang
kanan [sinkli], kepada ayahnya dia belajar ilmu agama, sejarah, bahasa arab,
mantiq, filsafat, satra arab/melayu, dan bahassa Persia. Kemudian pendidikanya
dilanjutkan kesamudra pasai dan belajar di Diyah Tinggi pad syekh Samsyuddin
As-Sumatrani. Diantara karya-karya As-Sinkli diantaranya adalah:
1. Mir’at Ath-Thullab (fiqih syafi’i bidang muamalat)
2. Hidayat Al-baligha (fiqih
tentang sumpah, kesaksian,peradilan, pembuktian, dan lain-lain.
3. ‘Umdat Al-Muhtajin (Tasawuf)
4. Syams Al-Ma’rifah (Tasawuf
tentang ma’rifat)
5. Daqa’iq Al-Huruf (Tasawuf)
6. Turjuman Al-Mustafidh (Tafsir)
Ajaran tasawufnya Abdur Rauf
As-sinkli
1. Kesesatan ajaran tasawuf
wujudiyyah.
Sebelum As-Sinkili membawa ajaran tasawufnya, diaceh telah berkembang
ajaran tasawuf filsafi, yaitu taswuf wujudiyyah yang kemudian dikenal dengan
nama Wahdat Al-Wujud. Ajaran tasawuf wujudiyyah ini dianggap Ar-Raniri
sebagai ajaran sesat dan pengantnya dianggap murtad.
2. Rekonsiliasi antara tasawuf dan
syariat.
Ajaran taswufnya sama dengan Samsuddin
dan Nuruddin, yaitu menganut paham satu-satunya wujud hakiki, yakni
allah, sedangkan alam ciptaanya bikanlah merupahkan wujud hakiki.
3. Dzikir
Dzikir bagi As-Sinkili merupakan suatu usaha untuk melepaskn diri dari
sifat llai dan lupa.
4. Martabat perwujudan tuhan
Bagi As-Sikili cara untuk mengesakan tuhan adalah dengan Dzikir la
ilaha illallah sampai tercipta fana’.
4. ABD.SHAMAD AL-PALIMBANI (W 1203
H/ 1788 M)
Ahd
Shama Al-Paimbani adalah seorang ulama sufi kelahiran Palembang pada
permulaan abad ke-18. Abd Ash Shamad lama belajr dimekah dan madinah dari
ulama-ulama sufi diantaranya yaitu Syekh Muhammad As-Samman. Dan ajaran
tasawufnya adalah:
1. Tentang nafsu
2. Tentang martabat tujuh
3.Tentang Syariat
4. Tentang makrifat
5.
SYEKH YUSUF AL-MAKASARI (1037-1111/1627-1699)
Sekh Yusuf Al-Makasari adalah seorang tokoh
sufi yang berasal dari sulawesi.
Dia lahir pada tanggal 8 syawal 1036 H, atau bersamaan dengan 3 juli 1629 M.
Adapun ajara
taswuf Syekh Yusuf Al- Makasri adalah:
1.Syaria dn
Hakikat
2. Transendesi
Tuhan
3. Insan Kamil
dan Proses Penyucian Jiwa.
6. NAWAWI AL-
BANTANI (1813-1897 M).
Abu
‘Abd Al-Mu’thi Muhammad bin ‘Umr bin An-Nawawi Al- Jawi dilahirkan pada
tahun 1230 H/ 1813 M
didesa Tanara , sekarang masuk wilayah Tirtayasa , kabupaten serang provinsi jawa barat Indonesia. Sejak tahun
An-Nawawi belajar dibawah
bimbingan para ulama terkenal,
seprti Syekh Khatib Sambas, Syekh ‘Abd Al- Ghani Bima dan masih banyak yang
lainya. Pemikiran Nawawi tentang tasawuf :
1. Tarekat
2. Ghibah
3. Sifat Manusia
7.
HAMKA (1908-1981 M.)
Hamka
[ Haj Abdul Malik Karim Amrullah ] beliau lahir ditanah sirah, sungai batang
ditepi Danau Maninjau, tepatnya pada tanggal 13 Muharam 1362 H, bertetapan dengan
16 februari 1908 M. Ayahnya termasuk keturunan Abdul Arief , gelar tuanku pauh
priaman atau tuanku nant tuo, salah seorang pahlawan paderi. Tuanku nan Tuo adalah seorang ulama penting dalam kebangkitan kembali pembaharuan di
Minangkabau, dan sebagai guru utama Jalal Ad-Din. Adapun karya-karya yang
pernah ditulis hamkadiantaranya adalah: Tasawuf Modren1939],Filsafah
Hidup[1939], Lembaga Hidup[1940],Lembaga Budi[1940], Dibawah
lindungan Ka’bah, Tenggelamnya Kapal Van
Der Wijk, Dan lain sebagainya.
Adapun pemikiran Hamka
tentang Tasawuf lebih banyak tercurah pada soal-soal iman, akhlak dan
aspek-aspek social. Ada dua buku yang dpat dibaca untuk menelusuru
pemikiran-pemikaran Hamka. Pertama,Tasawuf Modern, kedua, Taswuf
Positif. Berikut pemikiran-pemikiran Hamka tentang tasawuf berdasarkan kedua
buk diatas.
1. HAKIKAT TASAWUF
Yang dimaksud dengan kaum
tasawuf atau kaum sufi disini adalah kaum yang telah menyusun perkumpulan untuk
menyisihkan diri dari orang banyak, dengan maksud membersihkan hati, laksana
kilat kaca terhadap tuhan. Tasawuf adalah salah satu filsafat islam yang
bertujuan zuhud dari dunia yang fana, tasawuf bukanlah agama, melainkan ikhtiar
yang setengahnya di izinkan oleh agam dan setengahnya pula dengan tidak sadar
telah tergelincir dari agama. Menurut hamka tasawuf pada hakikatnya adalah
usaha yang bertujuan untuk memperbaik budi dan memperbaiki batin.
2. FUNGSI TASAWUF
Menurut Hamka pada
intinya tasawuf senatisa menekankan pada
masalah pembinaan moral secara efektif.
3.TASAWUF MODERN
Tasawuf modern atau Tasawuf Positif berdasarkan pad aprinsip
tauhid, bukan pencarian pengalaman” mukasyafah”. Secara Diametral,
konsep dasar sufisme “Tasawuf Modern-nya” berlawanan arah dengan
konsep sufisme “Tasawuf Tradisional”
yang dikenal selama ini.
4. QANA’AH
Menurut hamka maksud qana’ah itu untuk benar-benar percaya dengan
adanya kekuasaan yang melebihi kekuasaan kita, sabar menerim ketentuan illahi
jika ketentuan itu tidak menyenangkan diri, dan bersukur jika dipinjaminya
nikmat.
5.TAWAKAL
Tawakal adalah menyerahkan keputusan segala perkara, ikhtiar,
kepada tuhan semesta alam.[5]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari semua defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa pada intinya,
tasawuf adalah usaha untuk menyucikan jiwa sesuci mungkin dalam usaha
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semua tokoh tasawuf sepakat dengan dua hal
yaitu mengenai inti dari ilmu tasawuf itu sendiri:
- Kesucian jiwa untuk menghadapi allah SWT yang maha suci.
- Upaya pendekatan diri kepada Allah SWT.
Dari tokoh-tokoh tasawuf diatas
kelompok kami menyimpulkan bahwa tasawuf adalah menyucikan hati dari
segala sesuatu selain allah, dan pada
hakikatnya tasawuf didasarkan pada Al-Quran dan Hadits.
DAFTAR PUSTAKA
Aman Aly Muhib,
Aswaja, Ajaran, Faham & Akidah, pasuruan, PP. Besuk Kejayaan, 2010.
Saifuddin
Chalim Asep, Membumikan Aswaja, Surabaya, Khalista, 2012
Solihin M,
& Anwar Rosihon, Ilmu Taswuf, Bandung, cv pustaka setia, 2008
[4] Munir Amin Samsul, Ilmu Tasawuf, Hal,233-239
[5] Solihin M. & Anwar Rosihon, Ilmu Tasawuf, hal 241-278
No comments:
Post a Comment