Friday, 4 November 2016

Makalah Manajemen Perkantoran: Komunikasi Perkantoran


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana berkat rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam tak lupa penulis hadiahkan untuk junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW, karena berkat perjuangan dan jasa-jasa beliaulah kita dapat merasakan alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengangkat tema tentang “Komunikasi Perkantoran”. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan baru dalam belajar mata kuliah Komunikasi Perkantoran.
Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Dyah Syifaul A’yun, M.Pd.sebagai pengajar mata kuliah Manajemen Perkantoran yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak memiliki kekurangan dan kelemahan di sana sini baik dalam segi penulisan maupun dalam segi menyajian materi yang penulis paparkan.




DAFTAR ISI





BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan. Komunikasi yang akan dibicarakan adalah komunikasi kantor yakni komunikasi yang terjadi dan berlangsung dalam kantor, atau ada yang menyebut dengan istilah tata hubungan kantor (Office comunitation).
Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan.  Secara sederhana, kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan atau ide dari satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atas ide yang dipertukarkan tersebut.
Dalam kehidupan nyata mungkin ada yang menyampaikan pesan/ ide; ada yang menerima atau mendengarkan pesan; ada pesan itu sendiri; ada media dan tentu ada respon berupa tanggapan terhadap pesan.  Secara ideal, tujuan komunikasi bisa menghasilkan kesepakatan-kesepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan.

B.       Rumusan Masalah

1.    Apa pengertian Komunikasi
2.    Proses Komunikasi
3.    Fungsi Komunikasi terhadap Administrasi Kantor
4.    Komunikasi yang Efektif
5.    Ciri-ciri Pesan yang Efektif
6.    Tantangan Komunikasi pada Masa Kini
7.    Komunikasi dalam Organisasi
8.    Hambatan Komunikasi dan Kiat Menghindarinya
9.    Prinsip-Prinsip Komunikasi yang Baik

C.      Tujuan Penulisan

1.    Mengetahui Pengertian Komunikasi
2.    Mengetahui Komunikasi
3.    Mengetahui proses Komunikasi terhadap administrasi Kantor
4.    Mengetahui Komunikasi yang efektif
5.    Mengetahui ciri-ciri pesan yang Efektof
6.    Mengetahui tantangan Komunikasi pada masa kini
7.    Mengetahui Komunikasi dalam Organisasi
8.    Mengetahui Hambatan Komunikasi dan Kiat-kiat Menghindarinya
9.    Mengetahui Prinsip-prinsip Komunikasi yang baik

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan. Komunikasi yang akan dibicarakan adalah komunikasi kantor yakni komunikasi yang terjadi dan berlangsung dalam kantor, atau ada yang menyebut dengan istilah tata hubungan kantor (Office comunitation).
Komunikasi adalah fungsi vital yang harus dilayani oleh analisis cermat mengenai kebutuhan dan pemilihan cermat peralatan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan itu. Prinsip yang mendasari komunikasi yang berhasil harus berupa upaya penyampaian informasi yang diperlukan kepada orang yang berkepentingan dengan usaha minimum untuk memperoleh pengertian yang maksimum. Situasi berkemuka(face to face) mungkin ideal, tetapi kerap tidak dimungkinkan. dalam setiap situasi, terdapat suatu sarana komunikasi yang lebih sesuai. Dalam memutuskan tentang suatu sistem komunikasi, kita perlu tau apa yang harus dikomunikasikan dan kepada siapa. Kemudian, pedoman formal yang harus ditetapkan untuk menjamin terjadinya komunikasi yang berhasil.[1]
Komunikasi adalah salah satu kunci penting dalam berorganisasi sehingga mencapai tujuan adalah tergantung terhadap kemampuan pegawai dan manajer untuk berkomunikasi secara efektif dengan stakeholders yang lain.
1.    Komunikasi Lisan versus Tertulis
a.      Komunikasi Lisan
Bentuk paling lazim dari komunikasi oral tentu saja adalah percakapan langsung antara dua orang. Acap kali cara tercepat dan terbaik untuk menjamin kerja sama adalah dengan membicarakan persoalan dengan orang yang berkepentingan. Terlalu sering, memorandum tertulis dikirimkan antar departemen selama suatu jangka waktu, sementara diskusi singkat antar petugas yang berkepentingan dapat segera menyelesaikan persoalan.
Bila beberapa orang terlibat, rapat mungkin merupakan sarana terbaik untuk berkomunikasi. Semua keuntungan dari percakapan langsung diperoleh dengan keuntungan tambahan bahwa semua yang hadir rapat dapat berbagi dalam apa yang dikatakan: adalah mungkin untuk mencapai pengertian bersama. Kadang dikatakan bahwa rapat adalah pemborosan waktu dan ini mungkin saja benar bila rapat tersebut disiapkan dengan buruk dan dibiarkan menyimpang dari tujuan yang sudah ditetapkan.
b.   Komunikasi Tertulis
Kebanyakan komunikasi tertulis dibuat dengan diketik dimesin yang tersedia. Jika dibandingkan dengan tulisan tangan, pengetikan lebih cepat dan hasilnya lebih mudah dibaca. Namun, tulisan tangan tidak dianggap sebagai sesuatu yang usang. Formulir diisi dan memorandum antardepartemen ditulis sebagai operasi yang ada hubungannya dengan pekerjaan utama dengan juru tulis yang bukan merupakan juru ketik ahli. Bila formulir dan memorandum tersebut ditulis dengan jelas, keduanya dapat segera dikirim:  bila seorang juru ketik dilibatkan, maka akan ada kerja tambahan dan penundaan. Bila formulir, surat atau memorandum dibuat drafnya dengan tulisan tangan untuk disalin oleh juru ketik, maka perlu diajukan sebuahpertanyaan, ‘mengapa draf aslinya tidak dapat digunakan dan proses pengetikan dihilangkan saja?’
Pertanyaan lain yang dapat diajukan adalah ‘mengapa juru tulis tidak mengerjakan pengetikannya sendiri?’ sudah menjadi kebiasaan bahwa mengetik adalah keterampilan yang hanya dapat dilakukan oleh juru ketik khusus. Dalam beberapa organisasi dan beberapa negara Eropa, mengetik dianggap sebagai pengoperasian kantor dasar yang harus dapat dilakuakan oleh semua orang yang terlibat dalam pekerjaan tulis menulis. Seorang juru tulis dengan mesin ketik portabel dimeja samping, dapat mengerjakan pengetikannya sendiri bila diperlukan.[2]

B.       Proses Komunikasi

Komunikasi biasanya terjadi secara terencana dan berkesinambungan. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan timbal balik yang dapat digambarkan sebagai berikut:
a.    Pengirim mempunyai ide dan berkeinginan untuk membaginya.
b.    Pengirim menyandikan ide dengan memutuskan bentuk pesan (tulisan, ekspresi wajah, isyarat gerak), panjang, organisasi, nada dan tipe yang semuanya tergantung pada ide, audiens, pembawaan diri maupun mood pengirim.
c.    Pengirim mengirimkan pesan dengan memilih jalur komunikasi (verbal dan nonverbal, tergantung pada pesan, lokasi audiens, kebutuhan akan kecepatan diterima, dan formalitas yang dibutuhkan).
d.   Penerimaan mendapatkan pesan, agar komunukasi terjadi, penerimaan harus mendapatkan pesan, jika kita mengirimkan suratnya terlebih dahulu dan lain sebagainnya.
e.    Penerimaan menguraikan pesan, dengan memahami pesan yang disampaikan dan menyimpannyadipikirannya. Jika mereka telah memahami dengan benar pesan yang disampaikan, dengan arti yang sama sesuai dengan yang dimaksud pengirim.
f.     Penerima mendapatkan feedback yang memungkinkan pengirim mengevaluasi efektivitas dan pesan (komunikasi yang telah dilakukan. Ika mereka belum mengerti, kita harus menjelaskan hingga mengerti).

C.      Fungsi Komunikasi terhadap Administrasi Kantor

a.    Fungsi kontrol, setiap organisasi mempunyai hieirarki dengan wewenang yang menyertainya.Komunikasiformal dapat dilakukan untuk mengontrol karyawan dengan menanyakan ulang deskripsi pekerjaanya, kepada siapa melaporkan hasil pekerjaanya, dan hal-hal yang membutuhkan komunikasi dengan atasan mereka. Komunikasi informal juga dapat mengontrol prilaku karyawan, misalnya jika salah satu karyawan bekerja terlalu lambat, teman yang lain akan mengomunikasikan ketidakpuasan mereka dengan menjauh ataupun mengejek bahwa yang bersangkutan sangat lambat.
b.    Fungsi Motivasi, fungsi ini biasanya dilakukan melalui pemberian feedback kepada bawahan mengenai apa yang telah mereka lakukan, senaik apa mereka mengerjakannya, dan apa yang sebaiknya dilakukan untuk menigkatkan kinerjanya.
c.    Fungsi Emosi, salah satu tujuan bekerja adalah berinteraksi sosial. Salah satu interaksi sosial tersebut adalah komunikasi di mana masing-masing anggota organisasi dapat mengekspresikan emosi yang negatif, misalnya frustasi atau tidak puas dengan pekerjaan yang dikerjakannya selama ini kepada teman sekerja.
d.   Fungsi Informasi, fungsi ini perhubungan dengan memperlancar pengambilan keputusan yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen. Dengan mentrasfer data dan alternatif pilihan yang ada, individu atau organisasi akan dengan mudah mengambil keputusan.
Dari keempat fungsi tersebut di atas, tidak ada fungsi lain yang lebih penting dari yang lain. Setiap proses komunikasi yang terjadi di dalam organisasi akan melibatkan lebih dari satu fungsi yang ada.

D.      Komunikasi yang Efektif

Bentuk dasar komunikasi adalah komunikasi nonverbal yang merupakan proses komunikasi tanpa kata, berupa semua isyarat, gerak tubuh, ekspresi wajah, hubungan yang renggang, dan sikap terhadap waktu yang tersedia ketika berkomunikasi tanpa kata, kata lain, aksi lebih penting dibandingkan kata-kata.
Bentuk kedua adalah komunikasi verbal berupa kata-kata yang disusun agar memiliki arti. Untuk menciptakan kata-kata tentunya dibutuhkan aturan-aturan dan meletakkan potongan-potongan kalimat yang sesuai pada tempatnya. Setelah itu baru kita kirim dalam bentuk tulisan atau perkataan.
Komunikasi nonverbal berbeda dengan verbal, yaitu tidak terstruktur, sehingga agak sulit untuk mempelajarinya karena dari satu budaya ke budaya lainnya dapat berbeda dalam menginterpretasikannya. Yang kedua komunikasi nonverbal berlangsung spontan dan tanpa ungkapan, misalnya jika kita marah, maka alis kita akan segera tertarik keatas untuk menyediakan ruang bagi bola mata utnuk membelalak.
Bentuk yang ketiga adalah komunikasi tulisan. Dapat berupa memo, surat, e-mail, faksimilie, buletin, dan lain sebagainya yang ditransfer melalui tulisan atau simbol pada sebuah media. Menurut Robbins (2003). Jenis komunikasi ini digunakan karena berwujud dan dapat diverifikasi di pengadilan maupun sebagai bukti administrasi keuangan. Pada umumnya, pihak pengirim dan penerima mempunya arsip yang dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu.
Asas komunikasi, agar dapat berkomunikasi dengan secara efektif adalah komunikasi berlangsung antara pikiran seseorang dengan pikiran orang lain. Orang hanya bisa memahami tentang sesuatu hal jika menghubungkannya dengan hal lain yang telah dimengerti. Orang yang melakukan komunikasi mempunyai suatu kewajiban untuk membuat dirinya dimengerti. Dan orang yang tidak paham dalam menerima pesan mempunyai suatu kewajiban untuk meminta penjelasan.

E.       Ciri-ciri Pesan yang Efektif

a.    Menyediakan informasi yang praktis, dengan menerangkan bagaimana mengerjakan sesuatu, menjelaskan mengapa perubahan dilakukan, memberikan solusi terhadap masalah, mendiskusikan status sebuah proyek, dan lain-lain.
b.    Memberikan fakta dibandingkan kesan, dengan menggunakan bahasa yang konkret dan menjelaskan secara detail yang dimaksud. Informasi harus jelas, meyakinkan, akurat, dan etis.
c.    Menyatakan tanggung jawab secara jelas, dengan menjelaskan apa yang kita harapkan atau apa yang dapat kita lakukan, karena pesan kita hanya ditujukan pada orang-orang tertentu saja.
d.   Mengklarifikasi dengan menyingkat informasi, dengan menggunkan tabel, bagan, foto, maupun diagram yang menjelaskan pesan yang dimaksud.
e.    Membujuk dan menyediakan rekomendasai, biasanya pesan yang disampaikan adalah membujuk pegawai untuk melakukan sesuatu atau pelanggan untuk memanfaatkan layanan yang kita tawarkan dengan menjelaskan manfaat yang akan mereka peroleh.

F.       Tantangan Komunikasi pada Masa Kini

a.    Perkembangan teknologi, internet, handphone dan lain-lainnya merevolusi cara bagaimana orang berkomunikasi serta meningkatkan kecepatan maupun frekuensi berkomunikasi. Durasi waktupun bukan masalah , karena komunukasi dbisa dilakukan dalam 24 jam setiap hari baik dirumah, mobil, dan bandara, tidak hanya di kantor sebagaimana dulu. Perkembangna tersebut menuntut pegawai untuk lebih efektif dan efisien dalam berkomunikasi.
b.    Globalisasi dan perbedaan budaya antar pegawai, semakin banyak bisnis beroperasi lintas batas suatu negara dan berkompetisi dalam skala global. Hal ini membutuhkan pemahaman tentang hukum, budaya maupun praktek bisnis dari semua negara dan mampu berkomunukasi dengan menggunakan bahasa yang berbeda. Bahkan seluruh dunia  telah menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa kedua di negaranya.
c.    Organisasi yang berbasis tim, pengambilan keputusan tidak hanya monopoli para manajer karena rentang operasi perusahaan yang semakin luas seiring denga globalisasi. Hal ini diantisipasi dengan dibentuknya organisasi berbasis tim yang bekerja bersama mencapai tujuan perusahaan dengan mengurangi hierarki yang menghambat pengambilan keputusan cepat. Walaupun banyak manfaat yang didapatkan, anggota tim yang berasal dri departemen yang berbeda dengan latar belakang budaya yang berbeda tentunya akan sulit menciptakan iklim berkomunikasi yang baik tanpa kita mampu untuk mendengar dan memahami satu sama lain.

G.      Komunikasi dalam Organisasi

Baik organisasi besar ataupu kecil, sharing informasi merupakan bagian dari dunia bisnis yang mengikat satu sama lain. Jika kita masuk suatu orgnisaasi, kita sednag memasuki rantai informasi. Apakah sebagai manajer atau pegawai biasa, kita mempunyai informasi yang dibutuhkan orang lain untuk melaksanakan tugas masing-masing. Dalam kenyataanya, komunikasi ibarat aliran darah suatu organisasi, baik berupa komunikasi internal atau eksternal dalam bentuk komunikasi formal atau informal.
a.    Komunikasi Internal
Merupakan bentuk pertukaran informasi dan ide di dalam organisasi sebagai pegawai. Mengetahui keadaan dilapangan yang menyebabkan penjualan perusahaan menurun. Informasi inilah yang dibutuhkan sypervisor atau manajer kita
b.   Komunikasi Eksternal
Dilakukan untuk membawa informasi masuk atau keluar dar organisasi guna mencapai tujuan organisasi, dan biasanya dilakukan dengan pelanggan maupun masyarakat yang berhubungan dengan perusahaan. Misanya, melakukan korespondensi, melaporkan kinerja perusahaan kepada masyarakat (jika termasuk perusahaan terbuka) melakukan kegiatan sosial, dan lain-lain.

H.      Hambatan Komunikasi dan Kiat Menghindarinya

Menurut Robbins ada 4 hambatan komunukasi yang akan mempengaruhi kualitas komunikasi yang kita lakukan.
Ø   Perbedaan bahasa dan presepsi.
Ø   Gangguan komunikasi
Ø   Overlood informasi
Ø   Penyaringan yang tidak tepat.
Dari beberapa hambatan tersebut, ada beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak hambatan tersebut. Antara lain adalah:
a.    Melakukan pendekatan yang berpusat pada audiens, hal utama yang harus dilakukan dalam berkomunikasi adalah memfokuskan diri pada audiens yang akan dituju. Dengan melakukan ini, komunikasi yang dilakukan dapat dipastikan efektif, karena kita akan berusaha menyajikan pesan atau informasi lebih berarti pada sisi penerimaan untuk mendapatkan feedback yang diharapkan atas terjadinya komunikasi.
b.    Mengembangkan iklim komunikasi yang terbuka, dengan cara mengimplem-entasikan debirokratisasi organisasi, dengan mengurangi level pada struktur organisasi. Semakin sedikit hubungan dalam rantai komunikasi, semakin kecil salah pengertian yang akan terjadi. Dengan kata lain, struktur yang datar dan rentang kendali yang lebar semakin kecil kemungkinan terjadinya distorsi pesan dibandingkan struktur yang tinggi dan rentang kendali yang sempit. Walaupun struktur datar tidak selalu lebih baik, namun tren selama ini menunjukkan bahwa struktur tersebut cukup efektif dan efisien dalam upaya menghemat biaya, meningkatkan produktifitas, dan lebih mendekati pelanggan.
c.    Komitmen untuk berkomitmen secara etis, komit pada komunikasi yang etis dan sesuai dengan norma yang berlaku akan membuat lebih mudah berkomunikasi dengan orang lain. Orang yang tidak eits biasanya egois dan tidak peduli salah atau benar, serta menghalalkan segala cara untuk mencapai hasil akhir. Orang yang etis pada umumnya dapat dipercaya, adil dan tidak memihak, menghargai hak orang lain dan memperhatikan dampak tindakan mereka terhadap masyarakat.
Masalah dan Penghalang Lain dalam Komunikasi:
a)      Tidak adanya sasaran yang jelas, kata-kata yang samar, tidak tepat, menghilangkan informasi yang diperlukan
b)      Organisasi yang keliru; seperti tidak adanya definisi tanggung jawab, garis komando yang terlalu panjang dan rentang kendali yang terlalu lebar.
c)      Terlalu banyak asumsi yang dibuat oleh penerima, yang mungkin terlalu cepat dalam mengevaluasi maknanya karena ketidakma-mpuannya mendengarkan dengan cermat.
d)     Pengguna jargon teknis, terutama dalam bidang spesialis yang baru, misalnya Komputer. Selain itu, latar belakang pendidikan dan sosial yang berbeda dari sipenerima tidak membantu pengertian yang efektif.
e)      Atmosfer atau lingkungannya mungkin tidak normal, dan komentar spontan tanpa maksud apa-apa dapat ditafsirkan  secara keliru.
f)       Kelalaian bawahan untuk menilai secara akurat apa yang harus ada didalam laporan kepada atasan atau kegagalan komunikasi sama sekali.
g)      Bila setiap instruksi tidak ditulis, orang dpata memanfaatkan hal ini dan tidak mengerjakan apa-apa, dengan menggunakannya sebagai alasan untuk tidak menggunakan inisiatif mereka.
h)      Tidak adanya peluang formal atau informal merupakan penghalang untuk komunikasi keatas, dan perasaan tidak diungkapkan. Manajemen mempunyai lebih banyak cara untuk berkomunikasi  dibandingkan pekerja, yang kerap hanya memiliki serikat pekerja, yang umumnya membatasi kegiatannya hanya pada masalah upah dan keluhan.[3]
d.   Menggunakan pesan yang singkat dan efektif, konsep 4 W (what, why, how and when) dapat diterapkan untuk berkomunikasi. Informasi apa yang akan disampaikan. Mengapa harus menyampaikannya, bagaimana akan menyampaikannya akan menentukan tingkat keberhasilan komunikasi yang akan dilakukan.


I.         Prinsip-Prinsip Komunikasi yang Baik

Pokok-pokok ini harus harus dipertimbangkan dengan cermat:[4]
a.       Kejelasan bahasa yang digunakan harus jelas dan ringkas, pemaikanya harus selalu mengingat sasaran dari komunikasi.
b.      Perhatian harus diberikan oleh penerima komunikasi kurangnya perhatian yang cermat adalah kelemahan yang lazim.
c.       Integritas dan ketulusan semakin banyak pekerja diberitahu mengenai perusahaan dan masa depannya, semakin mereka akan menghargai integritas manajemen. Semangat kerja akan terangkat dan keselarasan kerja didorong. Setiap perubahan harus dijelaskan secara hati-hati pada tahap awal. Komunikasi sedapat mungkin harus pula dikirim sepanjang garis wewenang yang diterima, karena bila orang dilewatkan begitu saja, mereka merasa kehilangan status dan dengan sendirinya akan merasa marah.
d.      Pemilihan media adalah penting untuk memilih media yang paling tepat:
a)      Bersemuka – untuk wawancara, rapat dan konverensi.
b)      Lisan – telepon, radio, sistem komunikasi timbal balik.
c)      Tertulis – surat, buku, majalah, surat edaran, buku pedoman, surat kabar, iklan, skema saran.


BAB III

PENUTUP

A.       KESIMPULAN
Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan. Komunikasi yang akan dibicarakan adalah komunikasi kantor yakni komunikasi yang terjadi dan berlangsung dalam kantor, atau ada yang menyebut dengan istilah tata hubungan kantor (Office comunitation).Komunikasi terbagi dua yaitu komunikasi tertulis dan komunikasi lisan
Proses komunikasi merupakan proses yang dinamis dan timbalbalik yang dapat digambarkan adalah pengirim mempunyai ide, setelah itu pengirim menyandikan ide, pengirim mempunyai pesan, tahap selanjutnya penerima mengirim pesan, penerima menguraikan pesan dan penerima menerima pesan.
Fungsi komunikasi adalah fungsi kontrol, fungsi motivasi, fungsi emosi dan fungsi informasi. Dari fungsi keempat tersebut, tidak ada fungsi yang lebih penting dari yang lain. Setiap proses komunikasi yang terjadi di dalam organisasi akan melibatkan lebih dari satu fungsi yang ada.
            Beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak hambatan
a.         Melakukan pendekatan yang berpusat pada audiens
b.        Mengembangkan iklim komunikasi yang terbuka
c.         Komitmen untuk berkomitmen secara etis
Menggunakan pesan yang singkat dan efektif


[1] Geoffrey Mills, Oliver Standingford, Robert C Appleby, Manajemen Perkantoran Modern, Binarupa Aksara, Edisi Ketujuh, hal. 35
[2] Geoffrey Mills, Oliver Standingford, Robert C Appleby, Manajemen Perkantoran Modern, Binarupa Aksara, Edisi Ketujuh, hal. 41
[3] Geoffrey Mills, Oliver Standingford, Robert C Appleby, Manajemen Perkantoran Modern, Binarupa Aksara, Edisi Ketujuh, hal. 41-42.
[4] Geoffrey Mills, Oliver Standingford, Robert C Appleby, Manajemen Perkantoran Modern, Binarupa Aksara, Edisi Ketujuh, Hal. 43.

No comments:

Post a Comment

RANGKUMAN MATERI TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH LENGKAP

A.    Konsep Karya Ilmiah Karya ilmiah terbentuk dari kata “karya” dan “ilmiah”. Karya berarti kerja dan hasil kerja dan ilmiah berari ...