KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya.
Shalawat beriring salam tak lupa penulis hadiahkan untuk junjungan alam Nabi
besar Muhammad SAW, karena berkat perjuangan dan jasa-jasa beliaulah kita dapat
merasakan alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis
mengangkat tema tentang “Komunikasi Perkantoran”. Penulis berharap
makalah ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan baru dalam belajar mata
kuliah Komunikasi Perkantoran.
Penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu
Dyah Syifaul A’yun, M.Pd.sebagai pengajar mata kuliah Manajemen Perkantoran
yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini banyak memiliki kekurangan dan kelemahan di sana sini
baik dalam segi penulisan maupun dalam segi menyajian materi yang penulis
paparkan.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan suatu bidang
yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan. Komunikasi yang akan
dibicarakan adalah komunikasi kantor yakni komunikasi yang terjadi dan
berlangsung dalam kantor, atau ada yang menyebut dengan istilah tata hubungan
kantor (Office comunitation).
Kegiatan komunikasi pada prinsipnya
adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan. Secara sederhana, kegiatan
komunikasi dipahami sebagai kegiatan penyampaian dan penerimaan pesan atau ide
dari satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan
atas ide yang dipertukarkan tersebut.
Dalam kehidupan nyata mungkin ada
yang menyampaikan pesan/ ide; ada yang menerima atau mendengarkan pesan; ada
pesan itu sendiri; ada media dan tentu ada respon berupa tanggapan terhadap
pesan. Secara ideal, tujuan komunikasi bisa menghasilkan
kesepakatan-kesepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian Komunikasi
2.
Proses Komunikasi
3.
Fungsi Komunikasi terhadap Administrasi Kantor
4.
Komunikasi yang Efektif
5.
Ciri-ciri Pesan yang Efektif
6.
Tantangan Komunikasi pada Masa Kini
7.
Komunikasi dalam Organisasi
8.
Hambatan Komunikasi dan Kiat Menghindarinya
9. Prinsip-Prinsip Komunikasi yang Baik
C. Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui Pengertian Komunikasi
2.
Mengetahui Komunikasi
3.
Mengetahui proses Komunikasi terhadap administrasi Kantor
4.
Mengetahui Komunikasi yang efektif
5.
Mengetahui ciri-ciri pesan yang Efektof
6.
Mengetahui tantangan Komunikasi pada masa kini
7.
Mengetahui Komunikasi dalam Organisasi
8.
Mengetahui Hambatan Komunikasi dan Kiat-kiat Menghindarinya
9.
Mengetahui Prinsip-prinsip Komunikasi yang baik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu bidang
yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan. Komunikasi yang akan
dibicarakan adalah komunikasi kantor yakni komunikasi yang terjadi dan
berlangsung dalam kantor, atau ada yang menyebut dengan istilah tata hubungan
kantor (Office comunitation).
Komunikasi adalah fungsi vital yang
harus dilayani oleh analisis cermat mengenai kebutuhan dan pemilihan cermat
peralatan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan itu. Prinsip yang mendasari
komunikasi yang berhasil harus berupa upaya penyampaian informasi yang
diperlukan kepada orang yang berkepentingan dengan usaha minimum untuk
memperoleh pengertian yang maksimum. Situasi berkemuka(face to face)
mungkin ideal, tetapi kerap tidak dimungkinkan. dalam setiap situasi, terdapat
suatu sarana komunikasi yang lebih sesuai. Dalam memutuskan tentang suatu
sistem komunikasi, kita perlu tau apa yang harus dikomunikasikan dan kepada
siapa. Kemudian, pedoman formal yang harus ditetapkan untuk menjamin terjadinya
komunikasi yang berhasil.[1]
Komunikasi adalah salah satu kunci
penting dalam berorganisasi sehingga mencapai tujuan adalah tergantung terhadap
kemampuan pegawai dan manajer untuk berkomunikasi secara efektif dengan
stakeholders yang lain.
1.
Komunikasi Lisan
versus Tertulis
a.
Komunikasi
Lisan
Bentuk
paling lazim dari komunikasi oral tentu saja adalah percakapan langsung antara
dua orang. Acap kali cara tercepat dan terbaik untuk menjamin kerja sama adalah
dengan membicarakan persoalan dengan orang yang berkepentingan. Terlalu sering,
memorandum tertulis dikirimkan antar departemen selama suatu jangka waktu,
sementara diskusi singkat antar petugas yang berkepentingan dapat segera
menyelesaikan persoalan.
Bila
beberapa orang terlibat, rapat mungkin merupakan sarana terbaik untuk
berkomunikasi. Semua keuntungan dari percakapan langsung diperoleh dengan
keuntungan tambahan bahwa semua yang hadir rapat dapat berbagi dalam apa yang
dikatakan: adalah mungkin untuk mencapai pengertian bersama. Kadang dikatakan
bahwa rapat adalah pemborosan waktu dan ini mungkin saja benar bila rapat
tersebut disiapkan dengan buruk dan dibiarkan menyimpang dari tujuan yang sudah
ditetapkan.
b.
Komunikasi
Tertulis
Kebanyakan
komunikasi tertulis dibuat dengan diketik dimesin yang tersedia. Jika
dibandingkan dengan tulisan tangan, pengetikan lebih cepat dan hasilnya lebih
mudah dibaca. Namun, tulisan tangan tidak dianggap sebagai sesuatu yang usang.
Formulir diisi dan memorandum antardepartemen ditulis sebagai operasi yang ada
hubungannya dengan pekerjaan utama dengan juru tulis yang bukan merupakan juru
ketik ahli. Bila formulir dan memorandum tersebut ditulis dengan jelas,
keduanya dapat segera dikirim: bila
seorang juru ketik dilibatkan, maka akan ada kerja tambahan dan penundaan. Bila
formulir, surat atau memorandum dibuat drafnya dengan tulisan tangan untuk
disalin oleh juru ketik, maka perlu diajukan sebuahpertanyaan, ‘mengapa draf
aslinya tidak dapat digunakan dan proses pengetikan dihilangkan saja?’
Pertanyaan
lain yang dapat diajukan adalah ‘mengapa juru tulis tidak mengerjakan
pengetikannya sendiri?’ sudah menjadi kebiasaan bahwa mengetik adalah
keterampilan yang hanya dapat dilakukan oleh juru ketik khusus. Dalam beberapa
organisasi dan beberapa negara Eropa, mengetik dianggap sebagai pengoperasian
kantor dasar yang harus dapat dilakuakan oleh semua orang yang terlibat dalam
pekerjaan tulis menulis. Seorang juru tulis dengan mesin ketik portabel dimeja
samping, dapat mengerjakan pengetikannya sendiri bila diperlukan.[2]
B. Proses Komunikasi
Komunikasi biasanya terjadi secara
terencana dan berkesinambungan. Komunikasi merupakan proses yang dinamis dan
timbal balik yang dapat digambarkan sebagai berikut:
a.
Pengirim
mempunyai ide dan berkeinginan untuk membaginya.
b.
Pengirim
menyandikan ide dengan memutuskan bentuk pesan (tulisan, ekspresi wajah,
isyarat gerak), panjang, organisasi, nada dan tipe yang semuanya tergantung
pada ide, audiens, pembawaan diri maupun mood pengirim.
c.
Pengirim
mengirimkan pesan dengan memilih jalur komunikasi (verbal dan nonverbal,
tergantung pada pesan, lokasi audiens, kebutuhan akan kecepatan diterima, dan
formalitas yang dibutuhkan).
d.
Penerimaan
mendapatkan pesan, agar komunukasi terjadi, penerimaan harus mendapatkan pesan,
jika kita mengirimkan suratnya terlebih dahulu dan lain sebagainnya.
e.
Penerimaan
menguraikan pesan, dengan memahami pesan yang disampaikan dan
menyimpannyadipikirannya. Jika mereka telah memahami dengan benar pesan yang
disampaikan, dengan arti yang sama sesuai dengan yang dimaksud pengirim.
f. Penerima mendapatkan feedback yang memungkinkan
pengirim mengevaluasi efektivitas dan pesan (komunikasi yang telah dilakukan.
Ika mereka belum mengerti, kita harus menjelaskan hingga mengerti).
C. Fungsi Komunikasi terhadap Administrasi Kantor
a.
Fungsi
kontrol, setiap organisasi mempunyai hieirarki dengan wewenang yang
menyertainya.Komunikasiformal dapat dilakukan untuk mengontrol karyawan dengan
menanyakan ulang deskripsi pekerjaanya, kepada siapa melaporkan hasil
pekerjaanya, dan hal-hal yang membutuhkan komunikasi dengan atasan mereka.
Komunikasi informal juga dapat mengontrol prilaku karyawan, misalnya jika salah
satu karyawan bekerja terlalu lambat, teman yang lain akan mengomunikasikan
ketidakpuasan mereka dengan menjauh ataupun mengejek bahwa yang bersangkutan
sangat lambat.
b.
Fungsi
Motivasi, fungsi ini biasanya dilakukan melalui pemberian feedback kepada
bawahan mengenai apa yang telah mereka lakukan, senaik apa mereka
mengerjakannya, dan apa yang sebaiknya dilakukan untuk menigkatkan kinerjanya.
c.
Fungsi
Emosi, salah satu tujuan bekerja adalah berinteraksi sosial. Salah satu
interaksi sosial tersebut adalah komunikasi di mana masing-masing anggota
organisasi dapat mengekspresikan emosi yang negatif, misalnya frustasi atau
tidak puas dengan pekerjaan yang dikerjakannya selama ini kepada teman sekerja.
d.
Fungsi
Informasi, fungsi ini perhubungan dengan memperlancar pengambilan keputusan
yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen. Dengan mentrasfer data dan
alternatif pilihan yang ada, individu atau organisasi akan dengan mudah
mengambil keputusan.
Dari keempat
fungsi tersebut di atas, tidak ada fungsi lain yang lebih penting dari yang
lain. Setiap proses komunikasi yang terjadi di dalam organisasi akan melibatkan
lebih dari satu fungsi yang ada.
D. Komunikasi yang Efektif
Bentuk dasar komunikasi adalah
komunikasi nonverbal yang merupakan proses komunikasi tanpa kata, berupa semua
isyarat, gerak tubuh, ekspresi wajah, hubungan yang renggang, dan sikap
terhadap waktu yang tersedia ketika berkomunikasi tanpa kata, kata lain, aksi
lebih penting dibandingkan kata-kata.
Bentuk kedua adalah komunikasi
verbal berupa kata-kata yang disusun agar memiliki arti. Untuk menciptakan
kata-kata tentunya dibutuhkan aturan-aturan dan meletakkan potongan-potongan
kalimat yang sesuai pada tempatnya. Setelah itu baru kita kirim dalam bentuk
tulisan atau perkataan.
Komunikasi nonverbal berbeda dengan
verbal, yaitu tidak terstruktur, sehingga agak sulit untuk mempelajarinya
karena dari satu budaya ke budaya lainnya dapat berbeda dalam
menginterpretasikannya. Yang kedua komunikasi nonverbal berlangsung spontan dan
tanpa ungkapan, misalnya jika kita marah, maka alis kita akan segera tertarik
keatas untuk menyediakan ruang bagi bola mata utnuk membelalak.
Bentuk yang ketiga adalah komunikasi
tulisan. Dapat berupa memo, surat, e-mail, faksimilie, buletin, dan lain
sebagainya yang ditransfer melalui tulisan atau simbol pada sebuah media.
Menurut Robbins (2003). Jenis komunikasi ini digunakan karena berwujud dan
dapat diverifikasi di pengadilan maupun sebagai bukti administrasi keuangan.
Pada umumnya, pihak pengirim dan penerima mempunya arsip yang dapat disimpan
untuk jangka waktu tertentu.
Asas komunikasi, agar dapat
berkomunikasi dengan secara efektif adalah komunikasi berlangsung antara
pikiran seseorang dengan pikiran orang lain. Orang hanya bisa memahami tentang
sesuatu hal jika menghubungkannya dengan hal lain yang telah dimengerti. Orang
yang melakukan komunikasi mempunyai suatu kewajiban untuk membuat dirinya
dimengerti. Dan orang yang tidak paham dalam menerima pesan mempunyai suatu
kewajiban untuk meminta penjelasan.
E. Ciri-ciri Pesan yang Efektif
a.
Menyediakan
informasi yang praktis, dengan menerangkan bagaimana mengerjakan sesuatu,
menjelaskan mengapa perubahan dilakukan, memberikan solusi terhadap masalah,
mendiskusikan status sebuah proyek, dan lain-lain.
b.
Memberikan
fakta dibandingkan kesan, dengan menggunakan bahasa yang konkret dan
menjelaskan secara detail yang dimaksud. Informasi harus jelas, meyakinkan,
akurat, dan etis.
c.
Menyatakan
tanggung jawab secara jelas, dengan menjelaskan apa yang kita harapkan atau apa
yang dapat kita lakukan, karena pesan kita hanya ditujukan pada orang-orang
tertentu saja.
d.
Mengklarifikasi
dengan menyingkat informasi, dengan menggunkan tabel, bagan, foto, maupun
diagram yang menjelaskan pesan yang dimaksud.
e.
Membujuk dan
menyediakan rekomendasai, biasanya pesan yang disampaikan adalah membujuk
pegawai untuk melakukan sesuatu atau pelanggan untuk memanfaatkan layanan yang
kita tawarkan dengan menjelaskan manfaat yang akan mereka peroleh.
F. Tantangan Komunikasi pada Masa Kini
a. Perkembangan teknologi, internet, handphone dan
lain-lainnya merevolusi cara bagaimana orang berkomunikasi serta meningkatkan
kecepatan maupun frekuensi berkomunikasi. Durasi waktupun bukan masalah ,
karena komunukasi dbisa dilakukan dalam 24 jam setiap hari baik dirumah, mobil,
dan bandara, tidak hanya di kantor sebagaimana dulu. Perkembangna tersebut
menuntut pegawai untuk lebih efektif dan efisien dalam berkomunikasi.
b. Globalisasi dan perbedaan budaya antar pegawai,
semakin banyak bisnis beroperasi lintas batas suatu negara dan berkompetisi
dalam skala global. Hal ini membutuhkan pemahaman tentang hukum, budaya maupun
praktek bisnis dari semua negara dan mampu berkomunukasi dengan menggunakan
bahasa yang berbeda. Bahkan seluruh dunia
telah menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa kedua di negaranya.
c. Organisasi yang berbasis tim, pengambilan keputusan
tidak hanya monopoli para manajer karena rentang operasi perusahaan yang
semakin luas seiring denga globalisasi. Hal ini diantisipasi dengan dibentuknya
organisasi berbasis tim yang bekerja bersama mencapai tujuan perusahaan dengan
mengurangi hierarki yang menghambat pengambilan keputusan cepat. Walaupun
banyak manfaat yang didapatkan, anggota tim yang berasal dri departemen yang
berbeda dengan latar belakang budaya yang berbeda tentunya akan sulit
menciptakan iklim berkomunikasi yang baik tanpa kita mampu untuk mendengar dan
memahami satu sama lain.
G. Komunikasi dalam Organisasi
Baik
organisasi besar ataupu kecil, sharing informasi merupakan bagian dari dunia bisnis
yang mengikat satu sama lain. Jika kita masuk suatu orgnisaasi, kita sednag
memasuki rantai informasi. Apakah sebagai manajer atau pegawai biasa, kita
mempunyai informasi yang dibutuhkan orang lain untuk melaksanakan tugas
masing-masing. Dalam kenyataanya, komunikasi ibarat aliran darah suatu
organisasi, baik berupa komunikasi internal atau eksternal dalam bentuk
komunikasi formal atau informal.
a. Komunikasi Internal
Merupakan
bentuk pertukaran informasi dan ide di dalam organisasi sebagai pegawai. Mengetahui
keadaan dilapangan yang menyebabkan penjualan perusahaan menurun. Informasi
inilah yang dibutuhkan sypervisor atau manajer kita
b. Komunikasi Eksternal
Dilakukan
untuk membawa informasi masuk atau keluar dar organisasi guna mencapai tujuan
organisasi, dan biasanya dilakukan dengan pelanggan maupun masyarakat yang
berhubungan dengan perusahaan. Misanya, melakukan korespondensi, melaporkan
kinerja perusahaan kepada masyarakat (jika termasuk perusahaan terbuka)
melakukan kegiatan sosial, dan lain-lain.
H. Hambatan Komunikasi dan Kiat Menghindarinya
Menurut
Robbins ada 4 hambatan komunukasi yang akan mempengaruhi kualitas komunikasi
yang kita lakukan.
Ø Perbedaan
bahasa dan presepsi.
Ø Gangguan
komunikasi
Ø Overlood
informasi
Ø Penyaringan
yang tidak tepat.
Dari beberapa hambatan tersebut, ada
beberapa kiat yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak hambatan
tersebut. Antara lain adalah:
a.
Melakukan
pendekatan yang berpusat pada audiens, hal utama yang harus dilakukan dalam
berkomunikasi adalah memfokuskan diri pada audiens yang akan dituju. Dengan
melakukan ini, komunikasi yang dilakukan dapat dipastikan efektif, karena kita
akan berusaha menyajikan pesan atau informasi lebih berarti pada sisi
penerimaan untuk mendapatkan feedback yang diharapkan atas terjadinya
komunikasi.
b.
Mengembangkan
iklim komunikasi yang terbuka, dengan cara mengimplem-entasikan debirokratisasi
organisasi, dengan mengurangi level pada struktur organisasi. Semakin sedikit
hubungan dalam rantai komunikasi, semakin kecil salah pengertian yang akan
terjadi. Dengan kata lain, struktur yang datar dan rentang kendali yang lebar
semakin kecil kemungkinan terjadinya distorsi pesan dibandingkan struktur yang
tinggi dan rentang kendali yang sempit. Walaupun struktur datar tidak selalu lebih
baik, namun tren selama ini menunjukkan bahwa struktur tersebut cukup efektif
dan efisien dalam upaya menghemat biaya, meningkatkan produktifitas, dan lebih
mendekati pelanggan.
c.
Komitmen
untuk berkomitmen secara etis, komit pada komunikasi yang etis dan sesuai
dengan norma yang berlaku akan membuat lebih mudah berkomunikasi dengan orang
lain. Orang yang tidak eits biasanya egois dan tidak peduli salah atau benar,
serta menghalalkan segala cara untuk mencapai hasil akhir. Orang yang etis pada
umumnya dapat dipercaya, adil dan tidak memihak, menghargai hak orang lain dan
memperhatikan dampak tindakan mereka terhadap masyarakat.
Masalah dan Penghalang Lain dalam
Komunikasi:
a)
Tidak adanya
sasaran yang jelas, kata-kata yang samar, tidak tepat, menghilangkan informasi
yang diperlukan
b)
Organisasi
yang keliru; seperti tidak adanya definisi tanggung jawab, garis komando yang
terlalu panjang dan rentang kendali yang terlalu lebar.
c)
Terlalu
banyak asumsi yang dibuat oleh penerima, yang mungkin terlalu cepat dalam mengevaluasi
maknanya karena ketidakma-mpuannya mendengarkan dengan cermat.
d)
Pengguna
jargon teknis, terutama dalam bidang spesialis yang baru, misalnya Komputer.
Selain itu, latar belakang pendidikan dan sosial yang berbeda dari sipenerima
tidak membantu pengertian yang efektif.
e)
Atmosfer
atau lingkungannya mungkin tidak normal, dan komentar spontan tanpa maksud
apa-apa dapat ditafsirkan secara keliru.
f)
Kelalaian
bawahan untuk menilai secara akurat apa yang harus ada didalam laporan kepada
atasan atau kegagalan komunikasi sama sekali.
g)
Bila setiap
instruksi tidak ditulis, orang dpata memanfaatkan hal ini dan tidak mengerjakan
apa-apa, dengan menggunakannya sebagai alasan untuk tidak menggunakan inisiatif
mereka.
h)
Tidak adanya
peluang formal atau informal merupakan penghalang untuk komunikasi keatas, dan
perasaan tidak diungkapkan. Manajemen mempunyai lebih banyak cara untuk
berkomunikasi dibandingkan pekerja, yang
kerap hanya memiliki serikat pekerja, yang umumnya membatasi kegiatannya hanya
pada masalah upah dan keluhan.[3]
d.
Menggunakan
pesan yang singkat dan efektif, konsep 4 W (what, why, how and when) dapat
diterapkan untuk berkomunikasi. Informasi apa yang akan disampaikan. Mengapa
harus menyampaikannya, bagaimana akan menyampaikannya akan menentukan tingkat
keberhasilan komunikasi yang akan dilakukan.
I. Prinsip-Prinsip Komunikasi yang Baik
Pokok-pokok ini harus harus dipertimbangkan dengan cermat:[4]
a.
Kejelasan
bahasa yang digunakan harus jelas dan ringkas, pemaikanya harus selalu
mengingat sasaran dari komunikasi.
b.
Perhatian
harus diberikan oleh penerima komunikasi kurangnya perhatian yang cermat adalah
kelemahan yang lazim.
c.
Integritas dan ketulusan
semakin banyak pekerja diberitahu mengenai perusahaan dan masa depannya,
semakin mereka akan menghargai integritas manajemen. Semangat kerja akan
terangkat dan keselarasan kerja didorong. Setiap perubahan harus dijelaskan
secara hati-hati pada tahap awal. Komunikasi sedapat mungkin harus pula dikirim
sepanjang garis wewenang yang diterima, karena bila orang dilewatkan begitu
saja, mereka merasa kehilangan status dan dengan sendirinya akan merasa marah.
d.
Pemilihan media
adalah penting untuk memilih media yang paling tepat:
a)
Bersemuka –
untuk wawancara, rapat dan konverensi.
b)
Lisan – telepon,
radio, sistem komunikasi timbal balik.
c)
Tertulis –
surat, buku, majalah, surat edaran, buku pedoman, surat kabar, iklan, skema
saran.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Komunikasi merupakan
suatu bidang yang sangat penting dalam setiap aspek kehidupan. Komunikasi yang
akan dibicarakan adalah komunikasi kantor yakni komunikasi yang terjadi dan
berlangsung dalam kantor, atau ada yang menyebut dengan istilah tata hubungan
kantor (Office comunitation).Komunikasi terbagi dua yaitu komunikasi
tertulis dan komunikasi lisan
Proses komunikasi
merupakan proses yang dinamis dan timbalbalik yang dapat digambarkan adalah
pengirim mempunyai ide, setelah itu pengirim menyandikan ide, pengirim
mempunyai pesan, tahap selanjutnya penerima mengirim pesan, penerima
menguraikan pesan dan penerima menerima pesan.
Fungsi komunikasi adalah fungsi kontrol, fungsi
motivasi, fungsi emosi dan fungsi informasi. Dari fungsi keempat tersebut,
tidak ada fungsi yang lebih penting dari yang lain. Setiap proses komunikasi
yang terjadi di dalam organisasi akan melibatkan lebih dari satu fungsi yang
ada.
Beberapa kiat yang dapat dilakukan
untuk meminimalisir dampak hambatan
a.
Melakukan
pendekatan yang berpusat pada audiens
b.
Mengembangkan
iklim komunikasi yang terbuka
c.
Komitmen
untuk berkomitmen secara etis
Menggunakan pesan yang singkat dan efektif
[1] Geoffrey Mills, Oliver Standingford, Robert C Appleby, Manajemen Perkantoran
Modern, Binarupa Aksara, Edisi Ketujuh, hal. 35
[2] Geoffrey Mills, Oliver Standingford, Robert C Appleby, Manajemen
Perkantoran Modern, Binarupa Aksara, Edisi Ketujuh, hal. 41
[3] Geoffrey Mills, Oliver Standingford, Robert C Appleby, Manajemen Perkantoran
Modern, Binarupa Aksara, Edisi Ketujuh, hal. 41-42.
[4] Geoffrey Mills, Oliver Standingford, Robert C Appleby, Manajemen
Perkantoran Modern, Binarupa Aksara, Edisi Ketujuh, Hal. 43.
No comments:
Post a Comment