Pelatihan dan Pengembangan SDM
Pada
dasarnya setiap kegiatan yang terarah tentu harus mempunyai sasaran
yang jelas, memuat hasil yang ingin di capai dalam melaksanakan kegiatan
tersebut. Demikian pula dengan program pelatihan. Hasil yang ingin
dicapai hendaknya dirumuskan dengan jelas agar langkah-langkah persiapan
dan pelaksanaan pelatihan dapat diarahkan untuk mencapai sasaran yang
di tentukan. Tujuan atau sasaran dari pelatihan dan pengembanhan pada
dasarnya dapat dikembangkan dari serangkaian pertanyaan sebagai berikut:
- Keefektifan/validitas pelatihan
Apakah peserta memperoleh keahlian, pengetahuan, dan kemampuan selama pelatihan
- Keefektifan pengalihan/transfer ilmu pengetahuan
Apakah pengetahuan, keahlian atau kemampuan yang dipelajari dalam pelatihan dapat meningkatkan kinerja dalam melakukan tugas
- Keefektifan/validitas intraorganisational
Apakah
kinerja pekerjaan dari grup baru yang menjalani program pelatihan di
perusahaan yang sama dapat dapat dibandingkan dengan kinerja sebelumnya
- Keefektifan/validitas interorganisasional
Dapatkah suatu program pelatihan yang di terapkan di suatu perusahaan dapat berhasil di perusahaan yang lain
TUJUAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN ADALAH:
a. Untuk meningkatkan kualitas output;
b. Untuk meningkatkan kuantitas output;
c. Untuk menurunkan biaya limbah dan perawatan;
d. Untuk menurunkan jumlah dan biaya terjadinya kecelakaan;
e. Untuk menurunkan turnover, ketidaj hadiran kerja sertameningkatkan kepuasan kerja;
f. Untuk mencegah timbulnya antipti karyawan
BAB 8
Perencanaan dan Pengembangan Karir
TUJUAN DAN MANFAAT PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KARIR
- Persamaan karir(career equity). Karyawan menginginkan adanya kesamaan di dalam sisitem promosi dan kesempatan memajukan karier;
- Masalah pengawasan. Karyawan ingin di dalam pengembangan kariernya ada peran aktif para pengawas serta dapat memberikan umpan balik atas prestasi kerjanya;
- Kesadaran akan adanya kesempatan;
- Minat karyawan;
- Kepuasan karier.
- Mengembangkan karyawan yang dapat di promosikan;
- Memudahakan penempatan ke luar negri;`
- Menyaring potensi karyawan.
PROGRAM PENGEMBANGAN KARIER
Pengembangan
karier sekarang diakui sebagai strategi dari departemen SDM, selain
pelatihan, pengembangan administrasi, dan konsultasi organisasi. Tujuan
mendasar dari program ini adalah untuk membantu karyawan dalam
menganalisis kemampuan dan minat dalam penyesuaian antara kebutuhan
untuk tumbuh dan berkembang dengan kebutuhan perusahaan.
SDM Berbasis Kompetensi Dan Profesional
Konsep kompetensi bukan lah hal yang baru di dalam psikologi organisasi industry amerika yang sudah memiliki gerakan kompetisi sejak akhir tahun 1960 dan awal tahun 1970.
hasil
penelitian yang dahulu memperlihatkan bahwa semua jenis kompetensi
non-akademik seperti kemampuan menggeneralisasi, sejumlah ide, emosi,
kemampuan manajerial, kecepaatan dalam pembelajaran jaringan kerja
memprediksikan untuk kerja yang sukses pada pekerjaan dan tidak berada
di antara calon berdasarkan status ras, jenis kelamin, atau sosiao
ekonomi. Penelitian selanjutnya yang menggunakan metode penelitian
kompetensi ini menuju definisi kompetensi dan prosedur untuk melakukan
studi tentang kompetensi.
Kompetensi
pad umumnya diartikan sebagai kecakapan, keterampilan, kemampuan, kata
dasarnya sendiri, yaitu kompeten tentu saja berarti cakap,mampu atau
terampil. Pada konteks manajemen SDM, istilah kompetensi mengacu kepada
atribut/karakteristik seseorang yang membuatnya berhasil dalam
pekerjannya. Dari berbagai referensi, diproleh beberapa definisi standar
kompetensi:
1. Competency
standards are simply worded statements about the performance in
workplace that describe in output terms: what the employee is expected
to do. How well the employee is expected to perform. How to tell when
the employee’s performance is at the expected level (adobted from ANTA
Australis)
2. Competency
standards define”competency” as. “the necessary knowledge and skills to
perform a particular work role to the standar required, within
industry”(adapted from the northern territory public sector of
ausatralia)
3. The
concept of competency focuses on what is expected of an employee in the
workplace(outcomes) rather than on the learning process. It takes into
account all aspects of work performance, recognizing that
task skills from only one component of work performance. It also
includes the ability to transfer and apply skills and knowledge to new
situation.
MENGUKUR KOMPETENSI
Ada beberapa teknik dalam pengukuran kompetensi yang diantara lain:
1. Behavior even interview (BEI)
Teknik
interview ini telah terbukti sebagai suatu teknik yang memiliki akurasi
tinggi dalam mengidentifikasikan kompetensi yang dimiliki seseorang.
Konsep BEI yang sering disebut juga Cmpetency based interview adalah
mencari data yang detail dari pengalaman masa lalu kandidat tentang:
§ Apa yang dilakukan kandidat padasituasi tertentu, bukan apa yang mungkin dilakukannya.
§ Apakah yang dipikirkan dan di rasakan pada situasi tertentu
2. Tes
Bermacam
tes dapat dipakai untuk mengukur kompetensi, misalnya work sample test,
mental-ability test, dan personality tes. Beberapa contoh beberapa
kompetensi yang diukur adalah sebagai berikut:
§ Picture story excersise mengukur achievement, impact, dan influence.
§ Weschler adult intelligence survey mengukur conceptual thinking dan analytical thinking
§ The Watson-glaser critical thinking appraisal mengukur conceptual dan analytical thnking
3. Assesement center
Kandidat
dikumpulkan disuatu tempat selama beberapa hari untuk melakukan
beberapa kegiatan dengan di nilai oleh assessor. Beberapa kegiatan yang
bisanya dilakukan adalah in-basket excercises, stress excercises, dan
wawancara, presentasi mengenasi visi, misi, dan strategi
4. Biodata
Bebrapa
kompetensi dapat diprediksi berdasarkan pengalaman kerja seseorang,
misalnya achievement motive. Dengan melihat prestasi akademisnya, tem
leadership dari kegiatan organiasasi yang dipimpinnya, atau relationship
building dari kegiatan sosial yang diikutinya.
5. Rating
Rating dapat dilakukan oleh manajer, rekan kerja, bawahan, pelanggan atau spesialis SDM.
MENGELOLA MOTIVASI UNTUK MENGUBAH KINERJA
Sebagaimana
gara manajerial berubah, organisasi perlu melihat dengan teliti untuk
memotivasi seluruh pekerjanya. Pertama dilihat permintaan yang bermasalah
yang dihadapi manajer sekarang-sekarang ini dan dalam sumberdaya
manusia tertentu maupun untuk spesialis pelatihan. Bagaimana mereka
dapat memperkenalkan system kontroversional dalam mengukur tingkah laku
manajerial. Tujuan mengelola motivasi untuk meningkatkan penempilan dan
melihat bagaimana proses bekerja, yang meliputi:
1. Motivasi
2. Persyaratan kompetensi kerja dan kompetensi manajer
3. Gaya manajerial, dengan enam definisi
4. Masalah organisasi
Gaya manajerial
1) Gaya menaksa
2) Gaya otoriter
3) Gaya pertalian hubungan
4) Gaya demokratis
5) Gaya pengaturan langkah
6) Gaya pengawasan
No comments:
Post a Comment