Definisi
dan Karakteristik Mutu
1. Definisi Mutu
Beberapa
konsep mutu yang diutarakan oleh Prof. Dr. H. Abdul Hadis, M.Pd, dan Prof. Dr.
Hj. Nurhayati B, M. Pd, dalam bukunya Manajemen Mutu Pendidikan (2010:84)
menurut para ahli yaitu:
- Menurut Juran (1993), mutu produk ialah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kecocokan pengguna produk tersebut didasarkan atas lima ciri utama yaitu (1) teknologi; yaitu kekuatan; (2) psikologis, yaitu rasa atau status; (3) waktu, yaitu kehandalan; (4) kontraktual, yaitu ada jaminan; (5) etika, yaitu sopan santun (Juran, 1993)
- Menurut Crosby (1979:58) mutu ialah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai dengan standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi (Crosby, 1979:58)
- Menurut Deming (1982:176) mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan yang bermutu ialah perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga menimbulkan kepuasan bagi konsumen. Jika konsumen merasa puas, maka mereka akan setia dalam membeli produk perusahaan baik berupa barang maupun jasa.
- Menurut Feigenbaum (1986:7) mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfication). Suatu produk dianggap bermutu apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan harapan konsumen atas produk yang dihasilkan.
- Garvi dan Davis (1994) menyatakan mutu ialah suatu kondisi yang berhubungan dengan produk , tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan
Dari
beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh para ahli, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa mutu merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan kepuasan
pelanggan terhadap sebuah produk.
2. Perbedaan Konsep Mutu
Konsep
mutu yang paling populer dikeluarkan oleh Juran, Crosby dan Deming. Beberapa
perbedaan konsep mutu menurut ketiga ahli tersebut meliputi:
Tabel 1. Perbedaan
Mutu menurut Deming, Juran dan Crosby
No
|
Aspek
|
Deming
|
Juran
|
Crosby
|
1
|
Definisi
|
Satu tingkat yang dapat diprediksi dari
keseragaman dan ketergantungan
pada biaya yang rendah sesuai
pasar.
|
Kemampuan untuk digunakan (fitness for use).
|
Sesuai persyaratan.
|
2
|
Tanggung jawab manajemen senior
|
94% atas masalah mutu.
|
Kurang dari 20% karena masalah mutu menjadi tanggung jawab
pekerja.
|
100%
|
3
|
Standar pres-tasi/motivasi
|
Banyak skala se-hingga digunakan statistik
untuk me-ngukur mutu di semua bidang.
Kerusakan nol sangat penting.
|
Menghindari kampanye untuk melakukan pekerjaan
secara sempurna.
|
Kerusakan nol (Zero Defect)
|
4
|
Pendekatan umum
|
Mengurangi ke-anekaragaman dengan perbaikan
berkesinambungan dan menghentikan pengawasan massal.
|
Manusiawi.
|
Pencegahan bukan pengawasan
|
5
|
Cara memperbaiki mutu
|
14 butir
|
10 butir
|
14 butir
|
6
|
Kontrol proses statistik (SPC)
|
Harus digunakan
|
Disarankan karena SPC dapat
mengakibatkan Total Driven Approach.
|
Menolak
|
7
|
Basis perbaikan
|
Terus-menerus mengurangi penyimpangan.
|
Pendekatan
ke-lompok, proyek-proyek, menetapkan tujuan.
|
Proses bukan program, tujuan perbaikan.
|
8
|
Kerja sama tim
|
Partisipasi karyawan dalam membuat
keputusan.
|
Pendekatan tim dan Gugus Kendali Mutu (GKM
atau QCC).
|
Tim perbaikan mutu dan Dewan Mutu
|
9
|
Biaya mutu
|
Tidak ada optimal perbaikan terus-menerus.
|
Mutu tidak gratis (Quality is not free), terdapat batas optimal.
|
Mutu gratis.
|
Pembelian dan barang
yang diterima
|
Pengawasan terlalu lambat.Menggunakan
standar mutu yang dapat diterima
|
Masalah pembelian merupakan hal yang rumit
sehingga diperlukan survei resmi
|
Menyatakan persyaratan pemasok adalah
perluasan
|
|
10
|
Penilaian pemasok
|
Tidak, kritik atas banyaknya sistem.
|
Ya, tetapi membantu pemasok memperbaiki.
|
-
|
11
|
Hanya
satu sumber penyedia
|
Ya
|
Tidak, dapat di-abaikan untuk meningkatkan
daya saing.
|
-
|
3. Karakteristik Mutu
Menurut
Husaini Usman (2009) dalam bukunya Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset
Pendidikan, mengatakan bahwa mutu memiliki 13 karakteristik seperti berikut ini:
- Kinerja (performa): berkaitan dengan aspek fungsional sekolah. Misalnya: kinerja guru dalam mengajar baik, memberikan penjelasan meyakinkan, sehat dan rajin mengajar, dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap. Pelayanan administratif dan edukatif sekolah baik yang ditandai hasil belajar tinggi, lulusannya banyak, putus sekolah sedikit, dan yang lulus tepat waktu banyak. Akibat kinerja yang baik maka sekolah tersebut menjadi sekolah favorit.
- Waktu wajar (timeliness): selesai dengan waktu yang wajar. Misalnya: memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu. Waktu ulangan tepat. Batas waktu pemberian pekerjaan rumah wajar. Waktu untuk guru naik pangkat wajar.
- Handal (reliability): usia pelayanan prima bertahan lama. Misalnya: pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan dari tahunke tahun, mutu sekolah tetap bertahan dari tahun ke tahun. Sebagai sekolah favorit bertahan dari tahun ke tahun. Sekolah menjadi juara tertentu bertahan dari tahun ke tahun. Guru jarang sakit. Kerja keras guru bertahan dari tahun ke tahun.
- Daya tahan (durability): tahan banting. Misalnya: meskipun krisis moneter, sekolah masih tetap bertahan, tidak tutup. Siswa dan guru tidak putus asa dan selalu sehat
- .Indah (aestetics). Misalnya: eksterior dan interior sekolah ditata menarik. Taman ditanami bunga dan terpelihara dengan baik. Guru-guru membuat media pendidikan yang menarik. Warga sekolah berpenampilan rapi.
- Hubungan manusiawi (personal interface): menjunjung tinggi
nilai-nilai
moral dan profesionalisme.Misalnya: warga sekolah saling menghormati, baik warga intern maupun ektern sekolah, demokratis, dan menghargai profesionalisme. - Mudah penggunaannya (easy of use). Sarana dan prasarana dipakai.Misalnya: aturan-aturan sekolah mudah diterapkan. Buku-buku perpustakaan mudah dipinjam dan dikembalikan tepat waktu. Penjelasan guru di kelas mudah dimengerti siswa. Contoh soal mudah dipahami. Demonstrasi praktik mudah diterapkan siswa.
- Bentuk khusus (feature): keunggulan tertentu.Misalnya: sekolah ada yang unggul dengan hampir semua lulusannya diterima di universitas bermutu. Unggul dengan bahasa Inggrisnya. Unggul dengan penguasaan teknologi informasinya (komputerisasi). Ada yang unggul dengan karya ilmiah kesenian atau olahraga.
- Standar tertentu (conformance to specification): memenuhi standar tertentu.Misalnya: sekolah sudah memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM), sekolah sudah memenuhi standar minimal ujian nasional atau sekolah sudah memenuhi ISO 9001:2000 atau sekolah sudah memenuhi TOEFL dengan skor 650.
- Konsistensi (Consistency): keajegan, konstan, atau stabil.Misalnya: Mutu sekolah dari dahulu sampai sekarang tidak menurun seperti harus mengatrol nilai siswa-siswanya. Warga sekolah konsisten antara perkataan dengan perbuatan. Apabila berkata tidak berbohong, apabila berjanji ditepati, dan apabila dipercaya tidak mengkhianati.
- Seragam (uniformity): tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya: sekolah menyeragamkan pakaian sekolah dan pakaian dinas. Sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu atau pilih kasih.
- Mampu melayani (serviceability):
mampu memberikan pelayanan prima.. Misalnya: sekolah menyediakan kotak saran dan
saran-saran yang masuk
mampu dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Sekolah mampu memberikan pelayanan primanya kepada pelanggan sekolah sehingga semua pelanggan merasa puas. - Ketepatan (Accruracy): ketepatan dalam pelayanan. Misalnya: Sekolah mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah, guru-guru tidak salah dalam menilai siswa-siswanya. Semua warga sekolah bekerja dengan teliti. Jam Belajar di sekolah berlangsung tepat waktu.
Mutu
meliputi: 1) mutu produk, 2) mutu biaya, 3) mutu penyerahan, 4) mutu
keselamatan, dan 5) mutu semangat / moril. Secara sederhana mutu memiliki
karakteristik: 1) spesifikasi, 2) jumlah, 3) harga, dan 4) ketepatan waktu
penyerahan.
No comments:
Post a Comment