Sunday, 4 August 2019

Makalah Manajemen Kelas Terbaru : Prinsip, Pendekatan, Prosedur dan Rancangan, Pengaturan Kondisi dan Penciptaan Iklim Belajar, Tahapan dan Disiplin dalam Manajemen Kelas

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………..
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………….. 1
  • Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………. 1
  • Rumusan Masalah …………………………………………………………………………. 2
  • Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………. 3
2.1. Prinsip-prinsip Manajemen Kelas ……………………………….…..       3
2.2. Pendekatan dalam Manajemen Kelas………………………………..       5
2.3. Prosedur dan Rancangan Manajemen Kelas…………………………      8
2.4. Pengaturan Kondisi dan Penciptaan Iklim belajar yang menunjang…       9
2.5. Tahapan dan Penanggulangan disiplin dalam Manajemen Kelas……       10
2.6. Prinsip-prinsip disiplin dalam manajemen Kelas ……………………       14

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………….. 18
  • Kesimpulan………………………………………………………………………………….. 18
  • Saran …………………………………………………………………………………………. 18
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………. 19

BAB I
PENDAHULUAN
  • Latar Belakang
Suatu pendidikan dipandang bermutu-diukur dari kedudukannya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional-adalah pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian. Untuk itu perlu dirancang suatu sistem pendidikan yang mampu menciptakan suasana dan proses pembelajaran yang menyenangkan, merangsang dan menantang peserta didik untuk mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik berkembang secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannya adalah salah satu prinsip pendidikan demokratis.
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah pendidikan bangsa. Guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Di dalam kelas guru malaksanakan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan mengajar dan kegiatan mengelola kelas. Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pengajaran yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelum pengajaran dilaksanakan.
Pengelolaan kelas tidak hanya berupa pengaturan kelas, fasilitas fisik dan rutinitas. Kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana dan kondisi kelas. Sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Misalnya memberi penguatan, mengembangkan hubungan guru dengan siswa dan membuat aturan kelompok yang produktif.


  • Rumusan Masalah
Melihat kajian latar belakang di atas dapat di ambil rumusan masalah sebagai berikut :
  1. Prinsip-prinsip manajemen kelas?
  2. Pendekatan dalam manajemen kelas?
  3. Prosedur dan rancangan manajemen kelas?
  4. Pengaturan kondisi dan penciptaan iklim belajar yang menunjang?
  5. Tahapan dan penanggulangan disiplin?
  6. Prinsip-prisip disiplin dalam manajemen kelas?
  • Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pada penulisan makalah ini yaitu:
  1. Mengetahui prinsip-prinsip manajemen kelas
  2. Mengetahui pendekatan dalam manajemen kelas
  3. Mengetahui prosedur dan rancangan manajemen kelas
  4. Mengetahui pengaturan kondiisi dan penciptaan iklim belajar
  5. Mengetahui tahapan dan penanggulangan disiplin
  6. Mengetahui prinsip-prinsip dalam manajemen kelas









BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN KELAS
Prinsip merupakan petunjuk arah layaknya kompas. Sebagai petunjuk arah, kita bisa berpegangan pada prinsip – prinsip yang telah disusun dalam menjalani hidup tanpa harus kebingunan arah karena prinsip bisa memberikan arah dan tjuan yang jelas pada setiap kehidupan kita. Seorang leader atau pemimpin yang baik adalah seorang pemimpin yang berprinsip. Karena seorang pemimpin yang berprinsip pasti akan terarah dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin.
Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan, yaitu :
  1. Hangat dan antusias
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan atusias pada tugasnya atau pada aktivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan kelas.
  1. Tantangan
Penggunaan kata-kata tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
  1. Bervariasi
Apalagi bila penggunaannya bervariasi sesuai dengan kebutuhan. Kevariasian dalam penggunaan apa yang disebutkan di atas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.
  1. Keluwesan
Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik, serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif
  1. Penekanan pada hal-hal yang positif
Pada. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif dari pada mengomeli tingkah laku yang negative.
  1. Penanaman disiplin diri
Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan disiplin diri sendiri.
Seorang ahli dari Amerika Serikat bernama L. Gulick mengemukakan adanya 7 (tujuh) unsur administrasi seperti disebutkan dalam buku administrasi seperti disebutkan dalam buku “Administrasi Pendidikan” (1969 : 1). Sebagai landasan manajemen adalah :
  1. Perencanaan (planning).
  2. Pengorganisasian (organizing).
  3. Kepegawaian (staffing).
  4. Pengarahan (directing).
  5. Pengkoordinasian (coordinating).
  6. Pengawasan (controlling).
  7. Pelaporan (reporting).
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam mengatasi masalah untuk membuat iklim kelas yang sehat dan efektif adalah sebagai berikut :
  • Bila situasi kelas memungkinkan anak-anak belajar secara maksimal, fungsi kelompok harus diminimalkan.
  • Manajemen kelas harus memberi fasilitas untuk mengembangkan kesatuan dan bekerjasama.
  • Anggota-anggota kelompok harus diberi kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang memberi efek kepada hubungan dan kondisi belajar atau kerja.
  • Anggota-anggota kelompok harus dibimbing dalam menyelesaikan kebimbingan, ketegangan dan perasaan tertekan.
  • Perlu diciptakan persahabatan dan kepercayaan yang kuat antar siswa.
2.2. PENDAKATAN DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN
Manajemen kelas bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi terkait dengan berbagai faktor. Permasalahan anak didik adalah faktor utama yang dilakukan guru tidak lain adalah untuk meningkatkan kegairahan siswa baik secara berkelompok maupun secara individual.
Keharmonisan hubungan guru dan anak didik, tingginya kerjasama diantara siswa tersimpul dalam bentuk interaksi. Lahirnya interaksi yang optimal bergantung dari pendekatan yang guru lakukan dalam rangka pengelolaan kelas
Berbagai pendekatan tersebut adalah seperti dalam uraian berikut:
  1. Pendekatan Kekuasaan
Pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Peranan guru disini adalah menciptakan dan mempertahankan situasi disiplin dalam kelas. Kedisiplinan adalah kekuatan yang menuntut kepada anak didik untuk mentaatinya. Di dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya.
  1. Pendekatan Ancaman
Dari pendekatan ancaman atau intimidasi ini, pengelolaan kelas adalah juga sebagai suatu proses untuk mengontrol tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik dilakukan dengan cara memberi ancaman, misalnya melarang, ejekan, sindiran, dan memaksa.
  1. Pendekatan Kebebasan
Pengelolaan diartikan secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah mengusahakan semaksimal mungkin kebebasan anak didik.

  1. Pendekatan Resep
Pendekatan resep (cook book) ini dilakukan dengan memberi satu daftar yang dapat menggambarkan apa yang harus dan apa yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau situasi yang terjadi di kelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi tahap apa yang harus dikerjakan oleh guru. Peranan guru hanyalah mengikuti petunjuk seperti yang tertulis dalam resep.
  1. Pendekatan Pengajaran
Pendekatan ini didasarkan atas suatu anggapan bahwa dalam suatu perencanaan dan pelaksanaan akan mencegah munculnya masalah tingkah laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bisa dicegah.
  1. Pendekatan Perubahan Tingkah Laku
Sesuai dengan namanya, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku anak didik. Peranan guru adalah mengembangkan tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku yang kurang baik. Pendekatan berdasarkan perubahan tingkah laku (behavior modification approach) ini bertolak dari sudut pandangan psikologi behavioral.
  1. Pendekatan Sosio-Emosional
Pendekatan sosio-emosional akan tercapai secarta maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik berkembang di dalam kelas. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara guru dan siswa serta hubungan antar siswa.
  1. Pendekatan Kerja Kelompok
Dalam pendekatan in, peran guru adalah mendorong perkembangan dan kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang produktif, dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetap baik.
  1. Pendekatan Elektis atau Pluralistik
Pendekatan elektis (electic approach) ini menekankan pada potensialitas, kreatifitas, dabn inisiatif wali atau guru kelas dalam memilih berbagai pendekatan tersebut berdasarkan situasi yang dihadapinya.
Manajemen kelas dapat mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran di kelas karena manajemen kelas benar-benar akan mengelola susasana kelas menjadi sebaik mungkin agar siswa menjadi nyaman dan senang selama mengikuti proses belajar mengajar.

2.3. PROSEDUR DAN RANCANGAN MANAJEMEN KELAS
  1. Pengertian
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:1092), Prosedur adalah cara mengerjakan suatu pekerjaan menurut tingkat-tingkatnya. Prosedur pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-prosedur yang berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi.
Rancangan, di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:1129) berasal dari kata rancang yang artinya membuat gambar bentuk bangunan secara kasar (hanya garis-garis besarnya); menyusun kerangka karangan (dalam pikiran, dengan catatan kasar bagian-bagiannya); menyusun dalam pikiran tentang rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan. Rancangan berarti apa yang dirancang. Rancangan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional untuk mencapai tujuan tertentu.
  1. Prosedur, Rancangan dan Strategi Pengelolaan Kelas
Prosedur Pengelolaan Kelas
Prosedur pengelolaan kelas merupakan serangkaian langkah kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan agar tercipta kondisi kelas yang optimal supaya proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Kegiatan-kegiatan pemgelolaan kelas mengacu pada tindakan pencegahan (preventif) dan tindakan penyembuhan (kuratif).

Prosedur dimensi pencegahan
Tindakan pencegahan merupakan tindakan yang dilakukan sebelum munculnya tingkah laku yang menyimpang. Tindakan pencegahan merupakan terapi yang tepat sebelum munculnya tingkah laku yang dapat mengganggu kondisi belajar mengajar. Adapun prosedur pengelolaan kelas dimensi pencegahan sebagai berikut:
  • Peningkatan kesadaran diri sebagai guru
  • Peningkatan kesadaran pada siswa.
  • Sikap polos dan tulus dari guru
  • Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan kelas
  • Menciptakan kontrak social
Prosedur dimensi penyembuhan
  • Mengidentifikasi masalah
  • Menganalisis masalah
  • Menilai alternatif-alternatif pemecahan
  • Mendapatkan balikan

Rancangan Pengelolaan Kelas
Dalam penyusunan rancangan prosedur pengelolaan kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
  1. Pemahaman terhadap arti, tujuan dan hakikat pengelolaan kelas, akan memberikan arah kepada apa, mengapa dan bagaimana harus berbuat dalam manajemen kelas.
  2. Pemahaman terhadap hakikat siswa yang dihadapinya, maksudnya setiap siswa pada setiap saat, dalam lingkungan tertentu akan memperlihatkan sikap dan tingkah laku tertentu.
  3. Pemahaman terhadap bentuk penyimpangan serta latar belakang tindakan penyimpangan yang dilakukan seorang siswa melalui identifikasi bentuk penyimpangan dilakukanya.
  4. Pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam pengelolaan kelas. Pemahaman ini akan menambah kemampuan dalam menyesuaikan pendekatan tertentu dengan masalah penyimpangan yang dilakukan oleh siswa.
  5. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam membuat rancangan proseedur pengelolaan kelas.
Faktor-faktor di atas merupakan hal yang patut dipertimbangkan dalam penyusunan rancangan prosedur pengelolaan kelas. Setelah rancangan prosedur pengelolaan kelas disusun, hal yang paling penting adalah bagaimana proses pelaksanaan rancangan tersebut. Peranan dan pengaruh guru menjadi sangat penting, karena di samping kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan rencangan tersebut, sikap, tingkah laku, kepribadian, serta kemampuan berinteraksi merupakan aspek yang perlu mendapatkan perhatian.
  • PENGATURAN KONDISI DAN PENCIPTAAN IKLIM BELAJAR YANG MENUNJANG DALAM MANAJEMEN KELAS

  1. Kondisi dan Situasi Belajar-Mengajar
Kondisi Fisik
Kondisi fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran.
Kondisi dan lingkungan yang perlu menjadi perhatian dan kepedulian dalam menunjang terciptanya pembelajaran seperti berikut ini :
  1. Ruangan Tempat Berlangsungnya Pembelajaran
  2. Pengaturan Tempat Duduk
  3. Ventilasi dan Pengaturan Cahaya
  4. Pengaturan Penyimpanan Barang-Barang
Kondisi Sosio-Emosional
Kondisi sosio-emosional akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar-mengajar, kegairahan siswa dan keefektifan tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi sosio-emosional tersebut meliputi hal-hal berikut ini.
  • Tipe Kepemimpinan
Peranan guru dan tipe kepemimpinan guru mewarnai suasana emosional dalam kelas. Tipe kepemimpinan yang lebih berat pada otoriter akan menghasilkan sikap siswa yang submissive atau apatis. Tetapi di pihak lain, hal itu juga dapat menumbuhkan sikap yang agresif. Kedua sikap siswa yaitu apatis dan agresif ini dapat merupakan sumber problema manajemen, baik yang sifatnya individual maupun kelompok kelas sebagai keseluruhan.
  • Sikap Guru
Sikap guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap sabar dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa akan dapat diperbaiki. Kalaupun guru terpaksa membenci, maka bencilah tingkah laku siswa tersebur dan jangan membenci orangnya. Guru hendaknya:
  Menerima siswa dengan hangat, sehingga ia insyaf akan kesalahannya.
  Berlaku adil dalam bertindak.
  Menciptakan suatu kondisi yang dapat menyebebkan siswa sadar akan kesalahannya sehingga ada dorongan untuk memperbaiki kesalahannya.
  • Suara Guru
Suara guru, walaupun bukan faktor yang besar, namun turut mempunyai pengaruh dalam belajar. Suara yang melengking tinggi atau demikian rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa secara jelas dari jarak yang agak jauh akan mengakibatkan suasana gaduh.
  • Pembinaan Hubungan Baik
Pembinaan hubungan yang baik antara guru dan siswa dalam masalah manajemen kelas adalah hal yang sangat penting. Dengan terciptanya hubungan yang baik antara guru dan siswa, diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat, bersikap optimistic, realistic dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukannya serta terbuka terhadap hal-hal yang ada pada dirinya.
  • TAHAPAN DAN PENANGGULANGAN DISIPLIN MANAJEMEN KELAS

  1. Tahap Pemeliharaan Disiplin
Memelihara disiplin adalah satu proses. Karena ia proses maka memelihara disiplin akan terdiri dari serangkaian tahapan yang harus diperhatikan oleh para penegak disiplin.
  • Tahap pencegahan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah penciptaan suasana kelas, ketepatan perencanaan, dan intruksional.
  • Pemeliharaan
Pemeliharaan perilaku pada umumnya harus sejalan dengan pedoman yang telah ditetapkan agar peserta didik tetap dapat menjalankan tugas-tugasnya.
  • Campurtangan (intervensi)
Campur tangan atau usaha guru untuk menyetop perilaku tidak pantas dari peserta didik diperlukan bila tehnik-tehnik yang diterapkan dalam fase pencegahan dan pemeliharaan tidak berhasil.
  • Pengaturan
Tujuan pengaturan perilaku adalah mengurangi kesalahan pelaksanaan pengembangan kecakapan peserta didik. Fase ini merupakan fase penting demi tercapainya tujuan peserta didik.
  1. Jenis Gangguan Dan Cara Penanggulanagn Gangguan Disiplin
Dengan tidak mengurangi kebebasan guru menemukan cara penanggulangan gangguan disiplin kelas, terdapat beberapa petunjuk umum cara penanggulangan gangguan disiplin seperti dikemukakan Hollingsworth dan Hoower (1991 : 72-74) berikut ini
  • Gangguan percakapan
Percakapan antar sesama peserta didik yang mengancam disiplin perlu segera ditanggulangi. Guru dapat segera menghampiri mereka dan memotivasi mereka agar kembali mengerjakan tugas-tugasnya. Atau guru dapat bertanya, atau meminta siswa mengajukan pertanyaan, menyuruh menyelesaikan tugas secara khusus kepada peserta didik yang bercakap tadi.
  • Gangguan melempar catatan
Gangguan melempar catatan muncul akibat adanya kebosanan atau ketidak tepatan kegiatan belajar mengajar. Mengambil langkah hati-hati, dalam situasi ini sangat penting tidak tepat bila guru membaca keras-keras catatan itu. Secara persuasive menyatakan bahwa perbuatan itu akan merugikan diri siswa sendiri dan akan mengganggu kelas.
  • Gangguan kebebasan yang berlebihan diantara siswa
Bebas adalah naluri manusia, tetapi kebebasan berlebihan perlu dicegah jangan sampai berkembang merusak disiplin kelas. Berdialog antara guru dan peserta didik tentang hak dan kewajiban peserta didik perlu dilaksanakan. Katakan kepada para siswa bahwa disamping hak, ada kewajiban untuk tidak mengganggu orang lain.
  • Gangguan permusuhan antara peserta didik tau kelompok
Bicaralah dengan masing-masing pihak secara individual atau kelompok . berusaha mencari penyebab permusuhan ini dan cobalah adakan perubahan-perubahan baru. Katakan bahwa permusuhan adalah perbuatan tidak baik dan permusuhan akan mengakibatkan hilangnya teman bergaul
  • Gangguan menyontek
Menyontek terjadi akibat dari ketidak siapan peserta didik atau materi yang melebihi batas. Berilah motivasi dan keempatan yang bijak dan tugas yang sesuai dengan kemampuan peserta didik.
  • Gangguan pengaduan
Disiplin kelas kadang-kadang terganggu oleh adanya pengaduan disamping adanya laporan dari peserta didik. Gangguan harus dapat membedakan pengaduan dan laporan tentang sesuatu. Namun guru perlu berlaku bijaksana dan konsisten dalam menjelaskan ke dua hal tersebut.
  • Gangguan tabiat marah
Guru segera menghampiri atau memindahkan peserta didik yang bertabiat marah dan menjauhkan peserta didik lain.
Sebagai pendengar, guru kemudian mencari sebab dan membantu menyelesaikan persoalannya.
  • Gangguan penolakan permohonan guru
Berdialog secara terus menerus dan mencari alternatif lain adalah salah satu cara yang dapaot ditempuh oleh guru terhadap gangguan ini. Permohonan yang rasional untuk seorang siswa belum tentu sesuai dengan siswa lain. Penciptaan suasana sejuk dan objektif akan menghilangkan gangguan semacam ini
  • Gangguan perpindahan situasi
Perpindahan situasi merupakan jenis lain dari gangguan disiplin kelas (ganti pelajaran pindaj kelas, perubahan jadwal). Oleh karena itu, perpindahan situasi harus diiringi oleh kesiapan akan alternatif dan inisiatif lain, serta pengawasan.
Di samping itu, terdapat berbagai cara lain yang dapat ditempuh guru dalam menanggulangi pelanggaran disiplin. Cara tersebut antara lain:
  • Pengetahuan siswa
Makin baik guru mengenal siswa makin besar kemungkinan guru mencegah pelanggaran disiplin.
  • Melakukan tindakan korektif
Dalam kegiatan melakukan tindakan disiplin kelas, tindakan tepat dan segera dapat diperlukan. Dimensi tindakan merupakan kegiatan yang seharusnya dilakukan guru bila terjadi masalah pelanggaran disiplin. Guru yang bersangkutan dituntut untuk berbuat sesuatu dalam menghentikan perbuatan sesuai setepat mungkin.
  • Melakukan tindakan penyembuhan.
Pelanggaran yang sudah terlanjur dilakukan siswa atau sejumlah siswa perlu ditanggulangi dengan tindakan penyembuhan baik secara individual maupun secara kelompok.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam tindakan penyembuhan ini ialah:
  1. Mengidentifikasi para siswa yang mendapat kesulitan untuk menerima dan mengikuti tata tertib atau menerima konsekuensi dari pelanggaran yang dibuatnya;
  2. Membuat rencana yang diperkirakan paling tepat tentang langkah-langkah yang akan ditempuh dalam mengadakan kontrak dengan siswa yang semacam ini;
  3. Menetapkan waktu pertemuan dengan siswa tersebut yang disetujui bersama oleh guru dan siswa yang bersangkutan;
  4. Bila saatnya bertemu dengan siswa tiba, jelaskanlah maksud pertemuan tersebut dan jelaskan pula manfaat yang diperoleh baik oleh siswa maupun oleh sekolah;
  5. Tunjukkan kepada siswa bahwa guru pun bukan orang yang sempurna dan tidak bebas dari kekurangan dan kelemahan dalam berbagai hal, akan tetapi yang terpenting antara guru dan siswa harus tumbuh kesadaran untuk bersama-sama belajar, untuk saling memperbaiki diri, saling mengingatkan bagi kepentingan bersama;
  6. Guru berusaha untuk membawa murid kepada masalahnya yaitu memahami tata tertib dan menjauhi pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku di sekolah;
  7. Bila ada pertemuan yang diadakan dan ternyata siswa tidak responsif maka guru dapat mengajak siswa untuk melaksanakan diskusi pada saat lain tentang masalah yang dihadapinya;
  8. Pertemuan guru dengan siswa harus sampai pada pemecahan masalah dan sampai kepada “kontrak individual” yang diterima siswa dalam rangka memperbaiki tingkah laku siswa tentang pelanggaran yang dibuatnya;
  9. Melakukan kegiatan tindak lanjut.
{gambarnya terserah anda}
  • PRINSIP-PRINSIP DISIPLIN KELAS
  1. Pengertian Disiplin Kelas
Disiplin adalah pernyataan sikap mental dari individu maupun masyarakat yang mencerminkan rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikantugas dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. Sikap disiplin yang dilakukan seseorang sebenarnya adalah suatu tindakan untuk memenuhi tuntutan nilai tertentu. Nilai-nilai tersebut dapat diklasifikasikan menjadi:
  1. Nilai-nilai keagamaan atau nilai-nilai kepercayaan
  2. Nilai-nilai tradisional
  3. Nilai-nilai kekuasaan
  4. Nilai-nilai subjektif
  5. Nilai-nilai rasional
Jadi,disiplin kelas dapat diartikan dimana tercipta keadaan tertib dalam suatu kelas yang didalamnya tergabung atas guru dan siswa yang taat pada tata tertib yang telah ditetapkan (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen, 1996;10)
  1. Hak, Kebutuhan Siswa dan Tampilan Guru Hubungannya dengan Disiplin
Beberapa hak siswa yang penting dan yang perlu dijamin adalah (1) hak menyelesaikan pendidikan dengan sebaik-baiknya, (2) hak persamaan kedudukan ataukebebasan dari diskriminasi dalam kelompok, (3) hak berekspresi secara pribadi, (4) hak keleluasaan pribadi, dan (5) hak menyelesaikan (studi) secara cepat (Mc Neil danWiler,1990). Kebutuhan para siswa adalah faktor yang relevan dalam menentukan banyak sistem disiplin kelas atau sekolah.
  1. Sumber Pelanggaran Disiplin
Terdapat beberapa faktor atau sumber yang dapat menyebabkan timbulnya masalah-masalah yang dapat mengganggu terpeliharanya disiplin. Menurut Ekosiswoyo dan Rachman (2000:100-105), contoh-contoh sumber pelanggaran disiplin antara lain:
  1. Dari sekolah, contohnya:
  2. Tipe kepemimpinan guru atau sekolah yang otoriter yang senantiasa mendiktekan kehendaknya tanpa memperhatikan kedaulatan siswa. Perbuatan seperti itu mengakibatkan siswa menjadi berpura-pura patuh, apatis atau sebaliknya. Hal itu akan menjadikan siswa agresif, yaitu ingin berontak terhadap kekangan dan perlakuan yang tidak manusiawi yang mereka terima.
  3. Guru yang membiarkan siswa berbuat salah, lebih mementingkan mata pelajaran daripada siswanya.
  4. Lingkungan sekolah seperti: hari-hari pertama dan hari-hari akhir sekolah (akan libur atau sesudah libur), pergantian pelajaran, pergantian guru, jadwal yang kaku atau jadwal aktivitas sekolah yang kurang cermat, suasana yang gaduh,
  5. Sekolah/guru kurang melibatkan dan mengikut sertakan peserta didik dalam keikutsertaannya dalam bertanggung jawab terhadap kemajuan sekolah sesuai dengan kemampuannya.
  6. Sekolah/guru kurang memperhatikan latar belakang kehidupan peserta didik dalamkeluarga ke dalam subsistem kehidupan sekolah.
  7. Sekolah kurang mengadakan kerja sama dengan orang tua dan antara keduanya juga saling melepaskan tanggung jawab.
  1. Dari keluarga, contohnya:
  2. Lingkungan rumah atau keluarga, seperti kurang perhatian,ketidak teraturan, pertengkaran, masa bodoh, tekanan, dan sibuk urusannya masing-masing.
  3. Lingkungan atau situasi tempat tinggal, seperti lingkungan kriminal, lingkungan bising, dan lingkungan minuman keras.
  1. Membina Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
  2. Hubungan sekolah dengan orang tua siswa
  3. Hubungan sekolah dengan Instansi terkait
  4. Hubungan sekolah dengan dunia usaha dan tokoh masyarakat
  5. Hubungan sekolah dengan Lembaga Pendidikan Lain
  1. Peraturan dan Tata Tertib Kelas
Peraturan dan tata tertib kelas untuk sekolah dasar seperti yang tercantum dalam Petunjuk Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen,1996:79-81) antara lain memuat hal hal sebagai berikut ini.
  1. Masuk sekolah
  2. Siswa harus datang selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran dimulai.
  3. Siswa menaruh tas dan alat tulis di laci meja masing-masing kemudian keluar kelas.
  4. Siswa yang mendapat tugas jaga atau piket harus hadir lebih awal.
  5. Siswa yang sering terlambat harus diberi teguran.
  6. Siswa yang tidak masuk karena alasan tertentu harus memberi tahu sebelum maupun sesudahnya secara lisan atau secara tertulis.
  7. Guru tidak boleh terlambat atau absen tanpa izin.
  1. Masuk Kelas
  1. Siswa segera berbaris di depan kelas ketika bel berbunyi.
  2. Ketua kelas menyiapkan barisan.
  3. Siswa masuk kelas satu per satu dengan tertib da duduk di tempatnya masing-masing.
  4. Guru memeriksa kerapian,kebersihan,dan kesehatan siswa satu per satu,meliputi kebersihan kuku,kerapian rambut,kerapian dan kebersihan baju,dll.
  1. Di Dalam Kelas
  1. Doa bersama dipimpin oleh salah seorang siswa.
  2. Siswa memberi salam kepada guru dan pelajaran dimulai.
  3. Guru mencatat siswa yang tidak masuk di papan absen serta alasan atau keterangan.
  4. Pada saat pelajaran berlangsung siswa harus tetap tertib,tidak boleh ribut,bercanda, atau melakukan kegiatan lain yang tidak ada hubunganya dengan pelajaran.
  5. Siswa tidak boleh meninggalkan kelas tanpa izin atau alasan tertentu.
  6. Guru tidak diperkenankan meninggalkan kelas ketika pelajaran berlangsung walaupun ada siswa yang mengerjakan tugas di luar kelas.
  1. Waktu Istirahat
  1. Pada saat bel istirahat berbunyi siswa keluar kelas dengan tertib.
  2. Guru keluar kelas setelah semua siswa sudah keluar kelas.
  3. Siswa tidak boleh berada di kelas ketika istirahat.
  4. Selama istieahat,siswa tidak diperkenankan meninggalkan sekolah tanpa izin.
  5. Pada saat bel masuk lagi berbunyi siswa masuk kelas dengan tertib dan duduk dengan tenang di tempatnya masing-masing.
  6. Sebaiknya guru sudah berada di dalam kelas dahulu menjelang bel masuk berbunyi.
  1. Waktu Pulang
  1. Ketika bel pulang berbunyi,pelajaran berakhir dan di tutup dengan doa dan salam kepada guru.
  2. Guru memberikan nasihat,mengingatkan tugas,PR,dan sebagainya.
  3. Siswa keluar kelas dengan tertib.
BAB III
PENUTUP
3.1. SIMPULAN
Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabug dalam organisasi pendidikan yang dilakukan dengan usaha bersama secara efektif dan efisien., untuk mendayagunakan semua sumber dan potensi yang ada demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manajemen kelas dapat mempengaruhi tingkat kualitas pembelajaran di kelas karena manajemen kelas benar-benar akan mengelola susasana kelas menjadi sebaik mungkin agar siswa menjadi nyaman dan senang selama mengikuti proses belajar mengajar.
Keterampilan pengelolaan kelas perlu dimiliki guru, karena hal ini akan membantu dalam pencapaian tujuan pembelajaran sendiri. Pengelolaan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru yang ditunjukan untuk menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran yang PAIKEM (pembelajaran aktif, inofatif, kreatif , edukatif dan menyenangkan).
3.2. SARAN
Dengan melihat perkembangan IPTEK yang semakin maju, dimasa yang akan datang diharapkan sistem manajemen kelas agar lebih ditingkatkan lagi. Perkembangan pembelajaran di dunia global semakin pesat, oleh karena itu guru kelas diwajibkan untuk memiliki komptensi khusus dalam mengelola kelas agar suasana belajar yang menyenangkan, efeketif dan efisien dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Bahri Djamarah, Saiful, Stategi Belajar Mengajar, 2010, Jakarta : Rineka Cipta
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran (Cetakan Kedua)(Bandung: PT Remaja Rosda Karya.2006)
Drs. Sulchan Yasin. Kamus Pintar Bahasa Indonesia (Surabaya: AMANAH Surabaya.1995)
Depdikbud. 1983. Pengelolaan Kelas. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

No comments:

Post a Comment

RANGKUMAN MATERI TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH LENGKAP

A.    Konsep Karya Ilmiah Karya ilmiah terbentuk dari kata “karya” dan “ilmiah”. Karya berarti kerja dan hasil kerja dan ilmiah berari ...