Friday, 10 May 2019

Makalah Manajemen Proyek : Proyek Pendidikan Di Bidang Kesiswaan

BAB I

PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan dalam Islam sebagai dirumuskan dalam First Word Conference on moslem  Education di Mekkah, Arab Saudi memiliki tujuan akhir untuk mencapai pertumbuhan yang seimbang dalam keseluruhan kepribadian manusia melalui pelatihan jiwa, intelek, akal pikiran,  perasaan dan panca indera manusia. Pendidikan juga seharusnya memperhatikan pertumbuhan manusia dalam semua aspek kehidupannya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmu pengetahuan, maupun bahasa untuk menapai kebaikan dan kesempurnaan hidup.
Tujuan pendidikan Islam akan tercapai tepat pada sasarannya dan juga waktunya apabila manajemen organisasi pendidikan Islam juga berjalan dengan baik. Manajemen yang baik adalah manajemen yang tidak menyimpang dari konsep manajerial serta prosesnya berjalan di tangan orang yang memahami dan mampu mengimplementasikannya. Termasuk juga tentang manajemen kesiswaan. Makalah ini berusaha untuk menyajikan konsep-konsep dasar manajemen kesiswaan meliputi perencanaan manajemen kesiswaan, pembinaan kesiswaan dan evaluasi kesiswaan.

B.       RUMUSAN MASALAH

Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang konsep dasar manajemen kesiswaan. Namun, untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam, makalah ini juga akan membahas permasalahan tentang :
1.      Bagaimana proses perencanaan manajemen kesiswaan?
2.      Apa saja yang harus dilakukan dalam pembinaan kesiswaan?
3.      Bagaimana pengertian, fungsi serta langkah evaluasi kesiswaan?

C.       TUJUAN PENULISAN

a.     Untuk menjelaskan dan menganalisis bagaimana proses perencanaan manajemen kesiswaan.
b.    Untuk menjelaskan dan menganalisis apa saja yang harus dilakukan dalam pembinaan kesiswaan.
c.     Untuk menjelaskan dan menganalisis bagaimana pengertian, fungsi serta langkah evaluasi kesiswaan.

DAFTAR ISI





BAB II

ISI

A.    PERENCANAAN MANAJEMEN KESISWAAN

Perencanaan manajemen kesiswaan dilakukan ketika penerimaan siswa baru, kelulusan, jumlah putus sekolah, dan kepindahan. Khusus mengenai perencanaan siswa akan langsung berhubungan dengan kegiatan penerimaan dan proses pencatatan atau dokumentasi data pribadi siswa, yang kemudian  tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan pencatatan atau dokumentasi data hasil belajar dan aspek-aspek lain yang diperlukan dalam kegiatan akademik maupun non-akademik.
Langkah awal dalam manajemen kesiswaan meliputi kegiatan:
1.    Analisis kebutuhan siswa
Analisis kebutuhan siswa yaitu penetepan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan yang meliputi:
a.    Merencanakan jumlah siswa yang akan diterima dengan pertimbangan daya tampung kelas/jumlah kelas yang tersedia, serta pertimbangan rasio murid dan guru. Secara ideal rasio murid dan guru adalah 1 : 3.
b.    Menyusun program kegiatan kesiswaan yaitu visi dan misi sekolah, minat dan bakat siswa, sarana dan prasarana yang ada, anggaran yang tersedia dan tenaga kependidikan yang tersedia.
2.    Rekruitmen siswa
Pada hakikatnya proses pencarian, menentukan siswa yang nantinya akan menjadi siswa di lembaga sekolah yang bersangkutan.
Langkah-langkah dalam kegiatan ini adalah:
a.    Membentuk panitia penerimaan siswa baru yang meliputi guru, tenaga TU, dan dewan sekolah/komite sekolah.
b.    Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan siswa baru yang dilakukan secara terbuka. Informasi yang harus ada dalam pengumuman tersebut adalah gambaran singkat lembaga, persyaratan pendaftaran siswa baru, cara pendaftaran, tempat pendaftaran, biaya pendaftaran, waktu dan tempat seleksi dan pengumuman hasil seleksi.
3.    Seleksi siswa
Seleksi siswa merupakan kegiatan pemilihan calon siswa untuk menentukan diterima atau tidaknya calon siswa menjadi siswa di lembaga pendidikan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:
a.    Tes atau ujian, yaitu tes psikotest, tes jasmani, tes kesehatan, tes akademik, atau tes keterampilan.
b.    Penelusuran bakat kemampuan, biasanya berdasarkan pada prestasi yang diraih oleh calon siswa dalam bidang non-akademik.
c.    Nilai UAN
4.    Orientasi siswa baru
Orientasi siswa baru merupakan kegiatan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan tempat siswa menempuh pendidikan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Tujuan dengan orientasi tersebut adalah agar siswa mengerti dan mentaati peraturan yang berlaku di sekolah, siswa dapat aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan sekolah, dan siap menghadapi lingkungan baru secara fisik, mental, dan emosional.
5.    Penempatan siswa (pembagian siswa)
Pembagian siswa yaitu kegiatan pengelompokkan siswa yang dilakukan dengan sistem kelas, pengelompokan siswa bisa dilakukan berdasarkan kesamaan yang ada pada siswa yaitu jenis kelamin dan umur. Selain itu juga pengelompokan berdasar perbedaan yang ada pada siswa seperti minat, bakat, dan kemampuan.
6.    Pencatatan dan pelaporan siswa
Pencatatan dan pelaporan siswa dimulai sejak siswa diterima di sekolah sampai dengan tamat atau meninggalkan sekolah. Tujuan pencatatan tentang kondisi siswa dilakukan agar lembaga mampu melakukan bimbingan yang optimal pada siswa. Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab lembaga dalam perkembangan siswa di sebuah lembaga. Adapaun pencatatan yang diperlukan untuk mendukung data mengenai siswa adalah:
a.    Buku induk siswa, berisi catatan tentang siswa yang masuk di sekolah tersebut, pencatatan disertai dengan nomor induk siswa.
b.    Buku klapper, pencatatannya diambil dari buku induk dan penulisannya diurutkan berdasarkan abjad.
c.    Daftar presensi, digunakan untuk memeriksa kehadiran siswa pada kegiatan sekolah.
d.   Daftar catatan pribadi siswa berisi data setiap siswa beserta riwayat keluarga, pendidikan dan data psikologis. Biasanya buku ini mendukung program bimbingan dan penyuluhan di sekolah.

B.     PEMBINAAN KESISWAAN

Pembinaan kesiswaan adalah pelayanan yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada siswa baik di dalam maupun di luar jam pelajaran di kelas. Pembinaan kesiswaan ini dilakukan dengan membangun kondisi siswa agar sadar dan peka terhadap tugas-tugas belajar yang diberikan. Dengan kata lain, pembinaan kesiswaan merupakan kegiatan pendidikan siswa yang dilakukan di luar jam pelajaran yang bertujuan untuk membantu perkembangan siswa sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan khusus yang diselenggarakan oleh para pendidik atau tenaga kependidikan yang berkewenangan di sekolah.
Jadi, pembinaan kesiswaan adalah suatu bidang pembinaan untuk siswa, yang dijadikan sebagai sebuah media penyelenggaraan kegiatan pembinaan kesiswaan dalam rangka membangun karakter, potensi, bakat dan minat siswa melalui kegiatan-kegiatan tertentu.
Berdasarkan pada PERMENDIKNAS No. 39 Tahun 2008 Pasal I tentang Pembinaan Kesiswaan bahwa tujuan dari pembinaan kesiswaan adalah:
1.         Untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu, yang mencakup pada bakat, minat dan kreativitas siswa
2.         Untuk memantapkan kepribadian siswa dalam mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari pengaruh negatif dan bertentangan
3.         Untuk mengaktualisasikan potensi siswa dalam mencapai prestasi unggulan sesuai bakat dan minat
4.         Untuk menyiapkan siswa agar menjadi warga yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati pada hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani[1]
Beberapa hal dapat dilakukan oleh tenaga kependidikan dalam rangka pembinaan kesiswaan, antara lainnya adalah orientasi siswa baru, pengaturan kehadiran siswa, pembinaan tata tertib siswa dan kegiatan keorganisasian siswa.

1.      Orientasi Siswa Baru

Setiap sekolah tidak pernah terlepas dari yang namanya masa orientasi siswa baru, baik dari TK hingga SMK bahkan di perguruan tinggi juga. Kesemuanya menggunakan cara ini dalam rangka memperkenalkan lembaga sekolah atau lembaga pendidikan pada siswa-siswi barunya. Orientasi siswa baru ini sangat penting dan harus dilakukan karena ianya merupakan salah satu taktik atau strategi dalam pembinaan kesiswaan, yang bertujuan untuk membantu siswa-siswi untuk beradaptasi di sekolah. Dalam rangka orientasi siswa baru, siswa-siswi juga akan belajar mengenal lingkungan sekolah yang baru, teman belajar baru, guru-guru baru, budaya belajar, tata tertib sekolah dan dalam waktu yang sama juga, siswa-siswi akan dibekalkan dengan materi tentang kepribadian, kesenian, ketrampilan dan ketangkasan.
Tujuan adanya orientasi siswa baru adalah seperti berikut:
a.       Agar siswa dapat mengenal lebih jauh tentang pribadi mereka di tengah lingkungan baru
b.      Agar siswa mengenal lingkungan sekolah, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
Dalam pengenalan lingkungan sekolah, pihak sekolah harus mampu menyiapkan siswa-siswi barunya, baik secara fisik, mental serta emosional supaya siap dalam menghadapi lingkungan sekolah yang baru.
Fungsi dari orientasi siswa baru terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagi para siswa sendiri, bagi para personalia sekolah serta lembaga kependidikan dan bagi para senior.
a.     Bagi siswa:
-  Dapat menanamkan sikap mental, budi pekerti yang baik, bertanggung jawab dan berbagai sifat positif lainnya sebagai bentuk implementasi penanaman konsep iman, ilmu dan amal
-  Dapat menanamkan berbagai wawasan dalam diri siswa sebelum memulai kegiatan pembelajaran secara formal

b.    Bagi personalia sekolah dan lembaga kependidikan:
-  Dengan mengetahui siapa serta latar belakang siswa barunya, dapat dijadikan sebagai titik utama dalam memberikan layanan-layanan yang mereka butuhkan
c.     Bagi siswa senior:
-  Dengan adanya orientasi siswa baru, akan dapat mengenal dengan lebih dalam mengenai siswa penerusnya di sekolah tersebut. Hal ini sangat penting, apalagi terkait dengan bidang kepemimpinan organisasi siswa di sekolah tersebut.[2]

2.      Pengaturan Kehadiran Siswa

Kehadiran siswa di sekolah adalah kehadiran serta keterlibatan siswa secara fisik dan mental dalam mengikuti segala kegiatan di sekolah. Siswa-siswi yang hadir di sekolah haruslah dicatat dalam presensi oleh guru. Begitu jam pertama siswa masuk ke kelas, guru harus mempresensi siswa-siswi yang hadir dan mengabsensi siswa lain yang tidak hadir. Demikian juga pada jam-jam berikutnya, guru harus mempresensi kembali barangkali ada dari siswa kelasnya yang pulang sebelum waktu yang ditetapkan.
Dalam pengaturan kehadiran siswa, ada beberapa alat yang dapat kita gunakan dalam mencatat kehadiran siswa. Antara lainnya adalah:
a.       Papan absensi harian siswa (per kelas dan per sekolah)
b.      Buku absensi harian siswa
c.       Rekapitulasi absensi siswa[3]
d.      Pembinaan Disiplin Siswa
Disiplin merupakan ketaatan seseorang dalam mentaati peraturan atau tata tertib karena adanya kesadaran yang muncul pada kata hatinya dalam memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Disiplin bukanlah sesuatu yang muncul dari luar diri siswa dan memberikan keterbatasan tertentu, akan tetapi disiplin merupakan aturan yang datang dari dalam diri siswa itu sendiri. Dengan kata lain, disiplin merupakan nilai-nilai yang tertanam dalam diri siswa, sekaligus telah menjadi bagian dari kepribadiannya.[4]
Dalam kerangka peningkatan disiplin siswa, guru harus memastikan agar siswa-siswinya berusaha untuk melakukan hal-hal seperti berikut:
a.    Hadir di sekolah kurang dari 10 menit sebelum jam pelajaran dimulai
b.    Mengikuti seluruh kegiatan belajar mengajar dengan aktif
c.    Mengerjakan tugas dengan baik
d.   Mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang dipilih
e.    Memiliki kelengkapan belajar yang lengkap
f.     Mematuhi tata tertib sekolah
g.    Tidak meninggalkan sekolah tanpa izin.[5]

3.      Kegiatan Keorganisasian Siswa

Kegiatan keorganisasian siswa merupakan suatu kegiatan di mana siswa ikut terlibat di dalam organisasi dengan tujuan untuk pembinaan siswa di sekolah. Contoh kasarnya berupa Organisasi Siswa Intra Sekolah atau disebut OSIS. OSIS merupakan suatu organisasi yang melibatkan siswa-siswi yang ada di sekolah tersebut untuk menyatukan tujuan dan keinginan yang ingin dicapai, kaitannya di interens sekolah. OSIS di dalam suatu sekolah tidak memiliki hubungan organisatori dengan OSIS di sekolah lainnya dan ia tidak menjadi bagian dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.
Tujuan OSIS dibentuk adalah seperti berikut:
a.       Sebagai wadah berkumpulnya siswa-siswi di sekolah
b.      Sebagai tempat untuk menyatukan segala keinginan atau ide setiap siswa
c.       Sebagai pembantu dalam mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan di sekolah tersebut
Fungsi dari terbentuknya OSIS ini adalah:
a.       Membantu dalam kelancaran proses belajar mengajar sehubungan dengan waktu yang tersedia cukup sempit dalam kurikuler
b.      Menjadi wadah berkiprahnya para siswa yang tidak terakomodasi pada jam pelajaran yang telah ditetapkan

C.     EVALUASI KESISWAAN

1.        Pengertian Evaluasi Kesiswaan

Menurut Bloom dalam Daryanto evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataanya terjadi perubahan dan menetapakan sejauh mana tingkat perubahan tersebut.[6]
Sedangkan kesiswaan adalah segala hal yang berkaitan  dengan  siswa,  pembinaan  sekolah  mulai  dari  perencanaan penerimaan siswa, pembinaan selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa menamatkan pendidikannya melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif.[7]
Jadi evaluasi kesiswaan adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis tentang segala hal yang berkaitan dengan siswa untuk menetapkan apakah dalam kenyataanya terjadi perubahan dan menetapakan sejauh mana tingkat perubahan pada diri siswa tersebut.

2.        Fungsi Evaluasi Kesiswaan

Menurut Widoyoko:[8]
a.    Mengomunikasikan program kepada publik.
b.    Menyediakan informasi bagi pembuat keputusan.
c.    Penyempurna program yang ada.

3.      Tahapan Evaluasi Kesiswaan

Menurut Widoyoko adalah sebagai berikut:[9]
a.    Menentukan tujuan
b.    Menentukan instrumen penelitian
c.    Penyusunan instrumen penilaian
d.   Pengumpulan data
e.    Analisis

4.      Teknik Evaluasi Kesiswaan

Menurut Daryanto, teknik evaluasi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu:[10]
a.       Teknik Tes
1)   Kuesioner (questionare)
Adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus di isi oleh orang yang akan diukur responden.
2)   Daftar cocok (check list)
Adalah deretan pernyataan dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (v) di tempat yang sudah disediakan.
3)   Wawancara (interview)
Adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
4)   Pengamatan
Adalah suatu teknik yang dilakukan dengan  cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
b.      Teknik non tes
Teknk non tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat pengumpul lain, tes ini bersifat resmi karena penuh dengan batasan-batasan.
Ditinjau dari kegunaan tes dibedakan menjadi 3 yaitu:
1)   Tes diagnostik
Adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa    sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
2)   Tes Formatif
Dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti program.
3)   Tes Sumatif
Dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian program. Dilaksanakan pada akhir semester.


BAB III

PENUTUP

A.     KESIMPULAN

Dari penjelasan materi diatas, maka kami menyimpulkan bahwa dalam konsep dasar manajemen kesiswaan terdapat tiga poin penting yang harus diperhatikan, yaitu perencanaan kesiswaan, pembinaan kesiswaan dan evaluasi kesiswaan. Dari ketiga poin tersebut, ketiganya memiliki peran serta pengertian yang berbeda-beda.
Perencanaan manajemen kesiswaan dilakukan ketika penerimaan siswa baru, kelulusan, jumlah putus sekolah, dan kepindahan. Khusus mengenai perencanaan siswa akan langsung berhubungan dengan kegiatan penerimaan dan proses pencatatan atau dokumentasi data pribadi siswa, yang kemudian  tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan pencatatan atau dokumentasi data hasil belajar dan aspek-aspek lain yang diperlukan dalam kegiatan akademik maupun non-akademik. Langkah awal dalam manajemen kesiswaan meliputi kegiatan Analisis kebutuhan siswa, Rekruitmen siswa, Seleksi siswa, Orientasi siswa baru, Penempatan siswa (pembagian siswa) dan Pencatatan dan pelaporan siswa.
Pembinaan kesiswaan adalah suatu bidang pembinaan untuk siswa, yang dijadikan sebagai sebuah media penyelenggaraan kegiatan pembinaan kesiswaan dalam rangka membangun karakter, potensi, bakat dan minat siswa melalui kegiatan-kegiatan tertentu. Beberapa hal dapat dilakukan oleh tenaga kependidikan dalam rangka pembinaan kesiswaan, antara lainnya adalah orientasi siswa baru, pengaturan kehadiran siswa, pembinaan tata tertib siswa dan kegiatan keorganisasian siswa.
Evaluasi kesiswaan adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis tentang segala hal yang berkaitan dengan siswa untuk menetapkan apakah dalam kenyataanya terjadi perubahan dan menetapakan sejauh mana tingkat perubahan pada diri siswa tersebut.


DAFTAR PUSTAKA


Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Asdi Mahasatya. 2005.
Djauzak, Ahmad. Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar, Jakarta: Ditjen Dikdasmen depdikbud, 1993.
Bustari, Meilina. Manajemen peserta didik. Yogyakarta : FIP UNY. 2005.
Widoyoko, Putro. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009.
W. Mantja. Profesionalisasi  Tenaga  Kependidikan,  Manajemen  Pendidikan  dan  Supervisi Pengajaran. Malang: Elang Mas. 2007.
Minarti, Sri. Manajemen Sekolah, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
PERMENDIKNAS No. 39 Tahun 2008, tentang Pembinaan Kesiswaan, Pasal I.
http://makalahbest.blogspot.com/2013/06/masa-orientasi-siswa. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2018, pukul 10:00 WIB.
http://sindemeysin.blogspot.com/2009/05/makalah-manajemen-kesiswaan.html Diakses pada tanggal 22 Oktober 2018, pukul 10:00 WIB.


[1]- PERMENDIKNAS No. 39 Tahun 2008, tentang Pembinaan Kesiswaan, Pasal I
[2]- http://makalahbest.blogspot.com/2013/06/masa-orientasi-siswa.html
[3]- http://sindemeysin.blogspot.com/2009/05/makalah-manajemen-kesiswaan.html
[4]- Sri Minarti, Manajemen Sekolah, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011. Hlm.192
[5] Djauzak Ahmad, Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar, Jakarta: Ditjen Dikdasmen depdikbud, 1993
[6] Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Asdi Mahasatya. 2005. Hal 15.
[7] W. Mantja. Profesionalisasi  Tenaga  Kependidikan,  Manajemen  Pendidikan  dan  Supervisi Pengajaran. Malang: Elang Mas. 2007. Hal 35.
[8] Widoyoko, Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal 14.
[9] Ibid. Hal 16.
[10] Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Asdi Mahasatya. 2005. Hal 28.

No comments:

Post a Comment

RANGKUMAN MATERI TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH LENGKAP

A.    Konsep Karya Ilmiah Karya ilmiah terbentuk dari kata “karya” dan “ilmiah”. Karya berarti kerja dan hasil kerja dan ilmiah berari ...