BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan dalam Islam sebagai
dirumuskan dalam First Word Conference on moslem Education di
Mekkah, Arab Saudi memiliki tujuan akhir untuk mencapai pertumbuhan yang
seimbang dalam keseluruhan kepribadian manusia melalui pelatihan jiwa, intelek,
akal pikiran, perasaan dan panca indera manusia. Pendidikan juga
seharusnya memperhatikan pertumbuhan manusia dalam semua aspek kehidupannya,
baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmu pengetahuan, maupun
bahasa untuk menapai kebaikan dan kesempurnaan hidup.
Tujuan pendidikan Islam akan tercapai tepat pada
sasarannya dan juga waktunya apabila manajemen organisasi pendidikan Islam juga
berjalan dengan baik. Manajemen yang baik adalah manajemen yang tidak
menyimpang dari konsep manajerial serta prosesnya berjalan di tangan orang yang
memahami dan mampu mengimplementasikannya. Termasuk juga tentang manajemen kesiswaan.
Makalah ini berusaha untuk menyajikan konsep-konsep dasar manajemen kesiswaan
meliputi perencanaan manajemen kesiswaan, pembinaan kesiswaan dan evaluasi
kesiswaan.
B. RUMUSAN MASALAH
Pokok
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang konsep dasar
manajemen kesiswaan. Namun, untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam,
makalah ini juga akan membahas permasalahan tentang :
1.
Bagaimana
proses perencanaan manajemen kesiswaan?
2.
Apa saja
yang harus dilakukan dalam pembinaan kesiswaan?
3.
Bagaimana
pengertian, fungsi serta langkah evaluasi kesiswaan?
C. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk menjelaskan dan menganalisis bagaimana
proses perencanaan manajemen kesiswaan.
b. Untuk menjelaskan dan menganalisis apa saja
yang harus dilakukan dalam pembinaan kesiswaan.
c.
Untuk menjelaskan dan
menganalisis bagaimana pengertian, fungsi serta langkah
evaluasi kesiswaan.
DAFTAR ISI
BAB II
ISI
A. PERENCANAAN MANAJEMEN KESISWAAN
Perencanaan manajemen kesiswaan dilakukan ketika penerimaan siswa baru,
kelulusan, jumlah putus sekolah, dan kepindahan. Khusus mengenai perencanaan
siswa akan langsung berhubungan dengan kegiatan penerimaan dan proses
pencatatan atau dokumentasi data pribadi siswa, yang kemudian tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan
pencatatan atau dokumentasi data hasil belajar dan aspek-aspek lain yang
diperlukan dalam kegiatan akademik maupun non-akademik.
Langkah awal dalam manajemen kesiswaan meliputi kegiatan:
1. Analisis kebutuhan siswa
Analisis kebutuhan siswa yaitu penetepan siswa yang
dibutuhkan oleh lembaga pendidikan yang meliputi:
a. Merencanakan jumlah siswa yang akan diterima dengan pertimbangan daya
tampung kelas/jumlah kelas yang tersedia, serta pertimbangan rasio murid dan
guru. Secara ideal rasio murid dan guru adalah 1 : 3.
b. Menyusun program kegiatan kesiswaan yaitu visi dan misi sekolah, minat dan
bakat siswa, sarana dan prasarana yang ada, anggaran yang tersedia dan tenaga
kependidikan yang tersedia.
2. Rekruitmen siswa
Pada hakikatnya proses pencarian, menentukan siswa yang
nantinya akan menjadi siswa di lembaga sekolah yang bersangkutan.
Langkah-langkah dalam kegiatan ini adalah:
a. Membentuk panitia penerimaan siswa baru yang meliputi guru, tenaga TU, dan
dewan sekolah/komite sekolah.
b. Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan siswa baru yang dilakukan
secara terbuka. Informasi yang harus ada dalam pengumuman tersebut adalah
gambaran singkat lembaga, persyaratan pendaftaran siswa baru, cara pendaftaran,
tempat pendaftaran, biaya pendaftaran, waktu dan tempat seleksi dan pengumuman
hasil seleksi.
3. Seleksi siswa
Seleksi siswa merupakan kegiatan pemilihan calon siswa
untuk menentukan diterima atau tidaknya calon siswa menjadi siswa di lembaga
pendidikan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Adapun cara-cara seleksi yang
dapat digunakan adalah:
a. Tes atau ujian, yaitu tes psikotest, tes jasmani, tes kesehatan, tes
akademik, atau tes keterampilan.
b. Penelusuran bakat kemampuan, biasanya berdasarkan pada prestasi yang diraih
oleh calon siswa dalam bidang non-akademik.
c. Nilai UAN
4. Orientasi siswa baru
Orientasi siswa baru merupakan kegiatan mengenalkan
situasi dan kondisi lembaga pendidikan tempat siswa menempuh pendidikan.
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial
sekolah. Tujuan dengan orientasi tersebut adalah agar siswa mengerti dan mentaati
peraturan yang berlaku di sekolah, siswa dapat aktif dalam kegiatan yang
diselenggarakan sekolah, dan siap menghadapi lingkungan baru secara fisik,
mental, dan emosional.
5. Penempatan siswa (pembagian siswa)
Pembagian siswa yaitu kegiatan pengelompokkan siswa yang
dilakukan dengan sistem kelas, pengelompokan siswa bisa dilakukan berdasarkan
kesamaan yang ada pada siswa yaitu jenis kelamin dan umur. Selain itu juga
pengelompokan berdasar perbedaan yang ada pada siswa seperti minat, bakat, dan
kemampuan.
6. Pencatatan dan pelaporan siswa
Pencatatan dan pelaporan siswa dimulai sejak siswa
diterima di sekolah sampai dengan tamat atau meninggalkan sekolah. Tujuan
pencatatan tentang kondisi siswa dilakukan agar lembaga mampu melakukan
bimbingan yang optimal pada siswa. Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai bentuk
tanggung jawab lembaga dalam perkembangan siswa di sebuah lembaga. Adapaun
pencatatan yang diperlukan untuk mendukung data mengenai siswa adalah:
a. Buku induk siswa, berisi catatan tentang siswa yang masuk di sekolah
tersebut, pencatatan disertai dengan nomor induk siswa.
b. Buku klapper, pencatatannya diambil dari buku induk dan penulisannya
diurutkan berdasarkan abjad.
c. Daftar presensi, digunakan untuk memeriksa kehadiran siswa pada kegiatan
sekolah.
d. Daftar catatan pribadi siswa berisi data setiap siswa beserta riwayat
keluarga, pendidikan dan data psikologis. Biasanya buku ini mendukung program
bimbingan dan penyuluhan di sekolah.
B. PEMBINAAN KESISWAAN
Pembinaan kesiswaan adalah pelayanan yang diberikan oleh lembaga
pendidikan kepada siswa baik di dalam maupun di luar jam pelajaran di kelas.
Pembinaan kesiswaan ini dilakukan dengan membangun kondisi siswa agar sadar dan
peka terhadap tugas-tugas belajar yang diberikan. Dengan kata lain, pembinaan
kesiswaan merupakan kegiatan pendidikan siswa yang dilakukan di luar jam
pelajaran yang bertujuan untuk membantu perkembangan siswa sesuai dengan
kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan khusus yang
diselenggarakan oleh para pendidik atau tenaga kependidikan yang berkewenangan
di sekolah.
Jadi, pembinaan kesiswaan adalah suatu bidang pembinaan untuk siswa,
yang dijadikan sebagai sebuah media penyelenggaraan kegiatan pembinaan
kesiswaan dalam rangka membangun karakter, potensi, bakat dan minat siswa melalui
kegiatan-kegiatan tertentu.
Berdasarkan pada PERMENDIKNAS No. 39 Tahun 2008 Pasal I tentang
Pembinaan Kesiswaan bahwa tujuan dari pembinaan kesiswaan adalah:
1.
Untuk mengembangkan potensi siswa secara
optimal dan terpadu, yang mencakup pada bakat, minat dan kreativitas siswa
2.
Untuk memantapkan kepribadian siswa dalam
mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar
dari pengaruh negatif dan bertentangan
3.
Untuk mengaktualisasikan potensi siswa
dalam mencapai prestasi unggulan sesuai bakat dan minat
4.
Untuk menyiapkan siswa agar menjadi warga
yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati pada hak-hak asasi manusia dalam
rangka mewujudkan masyarakat madani[1]
Beberapa hal dapat dilakukan oleh tenaga kependidikan dalam rangka pembinaan
kesiswaan, antara lainnya adalah orientasi siswa baru, pengaturan kehadiran
siswa, pembinaan tata tertib siswa dan kegiatan keorganisasian siswa.
1. Orientasi Siswa Baru
Setiap sekolah tidak pernah terlepas dari
yang namanya masa orientasi siswa baru, baik dari TK hingga SMK bahkan di
perguruan tinggi juga. Kesemuanya menggunakan cara ini dalam rangka
memperkenalkan lembaga sekolah atau lembaga pendidikan pada siswa-siswi
barunya. Orientasi siswa baru ini sangat penting dan harus dilakukan karena ianya
merupakan salah satu taktik atau strategi dalam pembinaan kesiswaan, yang
bertujuan untuk membantu siswa-siswi untuk beradaptasi di sekolah. Dalam rangka
orientasi siswa baru, siswa-siswi juga akan belajar mengenal lingkungan sekolah
yang baru, teman belajar baru, guru-guru baru, budaya belajar, tata tertib
sekolah dan dalam waktu yang sama juga, siswa-siswi akan dibekalkan dengan
materi tentang kepribadian, kesenian, ketrampilan dan ketangkasan.
Tujuan adanya orientasi siswa baru adalah seperti
berikut:
a. Agar siswa dapat mengenal lebih jauh tentang pribadi mereka di tengah
lingkungan baru
b. Agar siswa mengenal lingkungan sekolah, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial
Dalam pengenalan lingkungan sekolah, pihak sekolah harus mampu
menyiapkan siswa-siswi barunya, baik secara fisik, mental serta emosional
supaya siap dalam menghadapi lingkungan sekolah yang baru.
Fungsi dari orientasi siswa baru terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagi
para siswa sendiri, bagi para personalia sekolah serta lembaga kependidikan dan
bagi para senior.
a. Bagi siswa:
- Dapat menanamkan sikap mental, budi pekerti yang baik, bertanggung jawab
dan berbagai sifat positif lainnya sebagai bentuk implementasi penanaman konsep
iman, ilmu dan amal
- Dapat menanamkan berbagai wawasan dalam diri siswa sebelum memulai
kegiatan pembelajaran secara formal
b. Bagi personalia sekolah dan lembaga kependidikan:
- Dengan mengetahui siapa serta latar belakang siswa barunya, dapat
dijadikan sebagai titik utama dalam memberikan layanan-layanan yang mereka
butuhkan
c. Bagi siswa senior:
- Dengan adanya orientasi siswa baru, akan dapat mengenal dengan lebih
dalam mengenai siswa penerusnya di sekolah tersebut. Hal ini sangat penting,
apalagi terkait dengan bidang kepemimpinan organisasi siswa di sekolah tersebut.[2]
2. Pengaturan Kehadiran Siswa
Kehadiran siswa di sekolah adalah kehadiran
serta keterlibatan siswa secara fisik dan mental dalam mengikuti segala
kegiatan di sekolah. Siswa-siswi yang hadir di sekolah haruslah dicatat dalam
presensi oleh guru. Begitu jam pertama siswa masuk ke kelas, guru harus
mempresensi siswa-siswi yang hadir dan mengabsensi siswa lain yang tidak hadir.
Demikian juga pada jam-jam berikutnya, guru harus mempresensi kembali
barangkali ada dari siswa kelasnya yang pulang sebelum waktu yang ditetapkan.
Dalam pengaturan kehadiran siswa, ada
beberapa alat yang dapat kita gunakan dalam mencatat kehadiran siswa. Antara
lainnya adalah:
a. Papan absensi harian siswa (per kelas dan per sekolah)
b. Buku absensi harian siswa
c. Rekapitulasi absensi siswa[3]
d. Pembinaan Disiplin Siswa
Disiplin merupakan ketaatan seseorang dalam
mentaati peraturan atau tata tertib karena adanya kesadaran yang muncul pada
kata hatinya dalam memahami dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Disiplin
bukanlah sesuatu yang muncul dari luar diri siswa dan memberikan keterbatasan
tertentu, akan tetapi disiplin merupakan aturan yang datang dari dalam diri
siswa itu sendiri. Dengan kata lain, disiplin merupakan nilai-nilai yang
tertanam dalam diri siswa, sekaligus telah menjadi bagian dari kepribadiannya.[4]
Dalam kerangka peningkatan disiplin siswa,
guru harus memastikan agar siswa-siswinya berusaha untuk melakukan hal-hal
seperti berikut:
a. Hadir di sekolah kurang dari 10 menit sebelum jam pelajaran dimulai
b. Mengikuti seluruh kegiatan belajar mengajar dengan aktif
c. Mengerjakan tugas dengan baik
d. Mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang dipilih
e. Memiliki kelengkapan belajar yang lengkap
f. Mematuhi tata tertib sekolah
g. Tidak meninggalkan sekolah tanpa izin.[5]
3. Kegiatan Keorganisasian Siswa
Kegiatan keorganisasian siswa merupakan
suatu kegiatan di mana siswa ikut terlibat di dalam organisasi dengan tujuan
untuk pembinaan siswa di sekolah. Contoh kasarnya berupa Organisasi Siswa Intra
Sekolah atau disebut OSIS. OSIS merupakan suatu organisasi yang melibatkan
siswa-siswi yang ada di sekolah tersebut untuk menyatukan tujuan dan keinginan
yang ingin dicapai, kaitannya di interens sekolah. OSIS di dalam suatu sekolah
tidak memiliki hubungan organisatori dengan OSIS di sekolah lainnya dan ia
tidak menjadi bagian dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.
Tujuan OSIS dibentuk adalah seperti
berikut:
a. Sebagai wadah berkumpulnya siswa-siswi di sekolah
b. Sebagai tempat untuk menyatukan segala keinginan atau ide setiap siswa
c. Sebagai pembantu dalam mewujudkan visi dan misi yang ditetapkan di
sekolah tersebut
Fungsi dari terbentuknya OSIS ini adalah:
a. Membantu dalam kelancaran proses belajar mengajar sehubungan dengan
waktu yang tersedia cukup sempit dalam kurikuler
b. Menjadi wadah berkiprahnya para siswa yang tidak terakomodasi pada jam
pelajaran yang telah ditetapkan
C. EVALUASI KESISWAAN
1. Pengertian Evaluasi Kesiswaan
Menurut Bloom
dalam Daryanto evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam
kenyataanya terjadi perubahan dan menetapakan sejauh mana tingkat perubahan tersebut.[6]
Sedangkan kesiswaan adalah segala hal yang berkaitan dengan
siswa, pembinaan sekolah
mulai dari perencanaan penerimaan siswa, pembinaan
selama siswa berada di sekolah, sampai dengan siswa menamatkan pendidikannya
melalui penciptaan suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar
mengajar yang efektif.[7]
Jadi evaluasi kesiswaan adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis
tentang segala hal yang berkaitan dengan siswa untuk menetapkan apakah dalam
kenyataanya terjadi perubahan dan menetapakan sejauh mana tingkat perubahan
pada diri siswa tersebut.
2. Fungsi Evaluasi Kesiswaan
Menurut Widoyoko:[8]
a. Mengomunikasikan program kepada publik.
b. Menyediakan informasi bagi pembuat keputusan.
c. Penyempurna program yang ada.
3. Tahapan Evaluasi Kesiswaan
Menurut Widoyoko adalah sebagai berikut:[9]
a. Menentukan tujuan
b. Menentukan instrumen penelitian
c. Penyusunan instrumen penilaian
d. Pengumpulan data
e. Analisis
4. Teknik Evaluasi Kesiswaan
Menurut Daryanto, teknik evaluasi dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu:[10]
a. Teknik Tes
1) Kuesioner (questionare)
Adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus di isi oleh orang
yang akan diukur responden.
2) Daftar cocok (check list)
Adalah deretan pernyataan dimana responden yang dievaluasi
tinggal membubuhkan tanda cocok (v) di tempat yang sudah disediakan.
3) Wawancara (interview)
Adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban
dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
4) Pengamatan
Adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti
serta pencatatan secara sistematis.
b. Teknik non tes
Teknk non tes merupakan suatu alat pengumpul informasi tetapi jika dibandingkan
dengan alat-alat pengumpul lain, tes ini bersifat resmi karena penuh dengan
batasan-batasan.
Ditinjau dari kegunaan tes dibedakan menjadi 3 yaitu:
1) Tes diagnostik
Adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan
kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.
2) Tes Formatif
Dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah
terbentuk setelah mengikuti program.
3) Tes Sumatif
Dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian program. Dilaksanakan
pada akhir semester.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan materi diatas, maka
kami menyimpulkan bahwa dalam konsep dasar manajemen kesiswaan terdapat tiga
poin penting yang harus diperhatikan, yaitu perencanaan kesiswaan, pembinaan
kesiswaan dan evaluasi kesiswaan. Dari ketiga poin tersebut, ketiganya memiliki
peran serta pengertian yang berbeda-beda.
Perencanaan manajemen kesiswaan dilakukan
ketika penerimaan siswa baru, kelulusan, jumlah putus sekolah, dan kepindahan.
Khusus mengenai perencanaan siswa akan langsung berhubungan dengan kegiatan
penerimaan dan proses pencatatan atau dokumentasi data pribadi siswa, yang
kemudian tidak dapat dilepaskan
kaitannya dengan pencatatan atau dokumentasi data hasil belajar dan aspek-aspek
lain yang diperlukan dalam kegiatan akademik maupun non-akademik. Langkah awal
dalam manajemen kesiswaan meliputi kegiatan Analisis kebutuhan siswa, Rekruitmen siswa, Seleksi siswa,
Orientasi siswa baru, Penempatan siswa (pembagian siswa) dan
Pencatatan dan pelaporan siswa.
Pembinaan kesiswaan adalah suatu bidang pembinaan untuk siswa, yang
dijadikan sebagai sebuah media penyelenggaraan kegiatan pembinaan kesiswaan
dalam rangka membangun karakter, potensi, bakat dan minat siswa melalui
kegiatan-kegiatan tertentu. Beberapa hal dapat dilakukan oleh tenaga kependidikan
dalam rangka pembinaan kesiswaan, antara lainnya adalah orientasi siswa baru,
pengaturan kehadiran siswa, pembinaan tata tertib siswa dan kegiatan
keorganisasian siswa.
Evaluasi kesiswaan adalah pengumpulan kenyataan
secara sistematis tentang segala hal yang berkaitan dengan siswa untuk
menetapkan apakah dalam kenyataanya terjadi perubahan dan menetapakan sejauh
mana tingkat perubahan pada diri siswa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Asdi Mahasatya. 2005.
Djauzak, Ahmad. Petunjuk Peningkatan Mutu
Pendidikan di Sekolah Dasar, Jakarta: Ditjen Dikdasmen depdikbud, 1993.
Bustari, Meilina. Manajemen
peserta didik. Yogyakarta : FIP UNY. 2005.
Widoyoko,
Putro. Evaluasi Program Pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2009.
W. Mantja. Profesionalisasi Tenaga
Kependidikan, Manajemen Pendidikan
dan Supervisi Pengajaran. Malang: Elang Mas. 2007.
Minarti, Sri. Manajemen Sekolah, Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2011.
PERMENDIKNAS No. 39 Tahun 2008, tentang Pembinaan
Kesiswaan, Pasal I.
http://makalahbest.blogspot.com/2013/06/masa-orientasi-siswa. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2018,
pukul 10:00 WIB.
http://sindemeysin.blogspot.com/2009/05/makalah-manajemen-kesiswaan.html Diakses pada tanggal 22 Oktober 2018,
pukul 10:00 WIB.
[1]- PERMENDIKNAS No. 39 Tahun 2008, tentang Pembinaan
Kesiswaan, Pasal I
[3]-
http://sindemeysin.blogspot.com/2009/05/makalah-manajemen-kesiswaan.html
[5] Djauzak Ahmad, Petunjuk Peningkatan Mutu
Pendidikan di Sekolah Dasar, Jakarta: Ditjen Dikdasmen depdikbud, 1993
[7] W. Mantja. Profesionalisasi
Tenaga Kependidikan, Manajemen
Pendidikan dan Supervisi Pengajaran. Malang: Elang Mas.
2007. Hal 35.
[9] Ibid. Hal 16.
[10] Daryanto. Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Asdi Mahasatya. 2005. Hal 28.
No comments:
Post a Comment