Wednesday, 15 May 2019

Pengertian, Fungsi, Strategi, Karakteristik dan Penerapan Pemasaran Pendidikan

BAB I
PEMBAHASAN
A.  Pengertian pemasaran pendidikan
MenurutModul(http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/196210011991021-YOYON_BAHTIAR_IRIANTO/Modul-5-Pemasaran_Pendidikan.pdf 28 maret pukul 12.51), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Pemasaran adalah usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
Dalam bahasan tentang pengertian pemasaran telah dikemukakan bahwa inti penerapan pemasaran tidak hanya berorientasi pada peningkatan laba perusahaan/lembaga semata-mata, akan tetapi bagaimana menciptakan kepuasan bagi para pengguna produk iru, sebagai bentuk tanggung jawab kepada stakeholder atas mutu dari setiap produk yang dihasilkannya. Penerapan pemasaran tersebut terlebih dahulu harus memperbaiki  fondasifondasi (image building), diantaranya: perhatian pada kualitas yang ditawarkan (quality offered in core service), serta jeli melihat segmentasi dan penentuan sasaran ( careful market segmentation and targeting).
Konsep pemasaran tidak hanya berorientasi asal barang habis tanpa memperhatikan sesudah itu, tetapi juga berorientasi jangka panjang yang lebih menekankan pada kepuasan pengguna, dimana pemasaran itu sendiri adalah suatu usaha bagaimana memuaskan , memenuhi needs and wants dari konsumen, needs itu merupakan kebutuhan akan hal yang dirasakan kurang oleh konsumen yang harus segera dipenuhi, sedangkan wants adalah keinginan suatu kebutuhan yang sudah dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti daya beli, pendidikan, agama, keyakinan, famili dan sebagainya.
Demikian halnya dengan pemasaran pendidikan, beberapa ahli memberikan pengertian yang mengemukakan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial, baik oleh individu atau kelompok, untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan (creation) penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan pihak lain. Dengan kata lain bahwa etika pemasaran dalam dunia pendidikan adalah menawarkan mutu layanan intelektual dan pembentukan watak secara menyeluruh. Hal itu karena pendidikan sifatnya lebih kompleks, yang dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab,  hasil pendidikannya mengacu jauh ke depan, membina kehidupan warga megara, generasi penerus ilmuwan di kemudian hari.
B.  Pasar, pendidikan dan sekolah
Persaingan dalam dunia pendidikan menjadi tidak dapat terelakkan lagi, banyak lembaga pendidikan yang ditinggalkan oleh pelanggannya sehingga dalam beberapa tahun ini banyak terjadi merger dari beberapa lembaga pendidikan. Kemampuan administrator untuk memahami pemasaran pendidikan menjadi prasyarat dalam mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan lembaganya.  Ada komponen kunci yang dapat dijadikan bahan analisis untuk memahami konsep pemasaran pendidikan, yaitu konsep pasar. Pasar merupakan tempat bertransaksi berbagai komoditas yang dihasilkan produsen dengan yang dibutuhkan, diinginkan dan diharapkan konsumen. Pemasaran ialah proses transaksional untuk meningkatkan harapan, keinginan dan kebutuhan calon konsumen sehingga calon konsumen menjadi terangsang untuk memiliki produk yang ditawarkan dengan mengeluarkan imbalan sesuai yang disepakati.  Pendidikan adalam proses perubahan pola pikir, apresiasi dan pembiasaan manusia agar menjadi manusia. Sekolah merupakan salah satu kelembagaan satuan pendidikan. Walaupun kebanyakan orang sering mengidentikan sekolah dengan pendidikan, pendidikan merupakan wahana perubahan peradaban manusia; Manakala membicarakan sistem pendidikan tidak cukup hanya membahas sistem persekolahan, sehingga untuk membicarakan pemasaran  pendidikan pun sesungguhnya tidak cukup dengan hanya membahas terbatas pada pemasaran persekolahan. Karena paradigma pendidikan yang begitu universal tidak hanya dipandang secara terbatas pada system persekolahan.  Pendidikan merupakan produk jasa yang dihasikan dari lembaga pendidikan yang bersifat non profit, sehingga hasil dari proses pendidikan kasad mata.Untuk mengenal lebih dalam dari pemasaran pendidikan maka kita harus mengenal terlebih dahulu pengertian dan karakteristik jasa dan konsep pemasaran sehingga penerapan konsep pemasaran pendidikan ada pada posisi yang tepat sesuai dengan nilai dan sifat dari pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, pendidikan yang dapat laku dipasarkan ialah pendidikan yang:  Ada Produk sebagai Komoditas; Produknya memiliki standar, spesifikasi dan kemasan; Punya pangsa/sasaran yang jelas; Punya jaringan dan media; dan Tenaga Pemasar.
C.  Fungsi pemasaran pendidikan
Menurut Muhaimin, dkk (2010: 101), fungsi pemasaran di lembaga pendidikan adalah untuk membentuk citra baik terhadap lembaga dan menarik minat sejumlah calon siswa. Drucker (1990) memberikan langkah-langkah untuk memenangkan persaingan dengan menggunakan pemasaran, yaitu tujuan harus didefinisikan secara jelas, yang mencakup hasil, proses dan juga strategi,  buat rencana pemasaran dan usaha-usaha pemasaran untuk masing-masing kelompok sasaran, lakukan komunikasi baik ke dalam maupun keluar serta lakukanlah pelatihan,  daftarkanlah kebutuhan logistik yang dibutuhkan.
1.    Perencanaan
Menurut Muhaimin, dkk (2010: 102), ada beberapa hal yang harus diperhayikan dalam pembuatan rencana pemasaran di sekolah atau madrasah, yaitu diantaranya:
a.    Menentukan visi, misi, tujuan umum, tujuan khusus sekolah atau madrasah.
b.    Menganalisis ancaman dan peluang eksternal. Kotler dan Andreasen (1987) menjabarkan ada empat lingkungan eksternal, yaitu lingkungan pablik, lingkungan kompetitif, lingkungan makro, dan lingkungan pasar.
c.    Sekolah atau madrasah harus mengetahui kondisi pasar terlebih dahulu supaya sekolah atau madrasah dapat mengembangkan pendidikannya.
d.   Sekolah harus bisa memilih calon siswanya. Ada beberapa kategori dalam pemilihannya, yaitu berdasarkan intelektual, berdasarkan bakat khusus, berdasarkan kelompok atau golongan, berdasarkankeinginan sosial, berdasarkan semua anak.
e.    Sekolah atau madrasah harus mampu membandingkan antara besarnya peluang dan ancaman dalam lingkungan eksternal yang akan dihadapi.
2.    Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pemasaran sekolah atau madrasah harus memperhatikan beberapa variabel, baik yang dapat dikontrol maupun yang tidak dapat dikontrol variabel yang tidak dapat dikontrol meliputi budaya, kondisi ekonomi dan kecenderungan sosial. Sedangkan variabel yang dapat dikontrol antara lain meliputi kurikulum atau pelayanan lembaga pendidikan yang cocok dengan lembaga, lokasi pelayanan, komunikasi dengan  siswa, alumni, donatur, dan lainnya, serta besarnya uang sekolah yang memungkinkan sekolah atau madrasah untuk melayani siswa dengan baik dan efisien.
3.    Pengendalian
Kotler dan Andreason memberikan empat sistem untuk informasi pemasaran organisasi, yaitu:
a.    Internal record system yang meliputi keseluruhan informasi yang berkaitan dengan jumlah siswa pendaftar, biaya pemasaran, calon siswa potensial, segmen pasar, dan lainnya.
b.    Marketing intelligence system yang meliputi serangkaian sumber dan prosedur yang menyediakan informasi tentang perkembangan yang terjadi di masyarakat yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat intelegen pemasaran dengan memperbaiki kualitasnya.
c.    Marketing research system yang terdiri dari desain sitematis pengumpulan, analisis, dan pelaporan data, penemuan masalah spesifik.
d.   Analytical marketing system yang terdiri dari dua perangkat pemasaran dan permasalahan pemasaran.
Informasi yang telah didapat digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kontrol dan evaluasi. Ada tiga jenis kontrol pemasran yang dapat digunakan oleh sekolah atau madrasah, yaitu:
a.    Rencana kontrol tahunan yang meliputi monitoring pada kinerja pemasaran yang berlangsung untuk meyakinkan bahwa volume penjualan tahunan dan keuntugan yang ditargetkan tercapai.
b.    Kontrol profitabilitas yang terdiri dari determinasi profitabilitas yang aktual dari pemasran yang telah dilakukan.
c.    Audit pemasaran yang bertujuan untuk menganalisis tujuan pemasaran, strategi, dan sistem yang diadaptasi secara optimum dan lingkungan tujuan pemasaran yang telah diramalkan.
D.  Strategi pemasaran pada lembaga pendidikan
Menurut Mudjahir Effendy (2010:4), manajemen pemasaran pada lembaga pendidikan ditanah air sudah diakui dan kembangkan.  Motik (dalam Tilaar,2002) ada enam tingkatan dalam evolusi pemasaran yang dihubungkan dengan penerimaan siswa/mahasiswa, yakni:
1.    Pemasaran tidak diperlukan
Adanya asumsi yang berlaku terhadap lembaga pendidikan yang menyatakan, lembaga pendidikan nmerupakan badan sosial sehingga tidak memerlukan pemasaran. Padahal sekarang ini pendidikan diperlukan masyarakat untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, sehingga pendidikan memerlukan adanya suatu unit teknis untuk mengelola pemasaran itu.
2.    Pemasaran adalah promosi
Lembaga pendidikan menyadari, tidak dapat menarik siswa/mahasiswa yang diinginkan. Lembaga pendidikan ini berasumsi, masyarakat tidak mengenal lembaga pendidikannya, karena itu lembaga harus membuat unit teknis atau bagian informasi tentang pelayanan masyarakat salah satunya  adalah menangani publikasi san informasi penerimaan siswa/mahasiswa. Untuk publikasi dan informasi lembaga pendidikan dibutuhkan media seperti: brosur, poster, surat kabar, televisi, dan radio, website atau media tatap muka langsung dan media lainnya.
3.    Pemasaran adalah segmentasi dari riset pemasaran
Sekarang ini lembaga dituntut menjaring calon siswa/mahasiswa lebih banyak. Karena itu lembaga tersebut menyadari perlu manajemen yang baik dari bagian penerimaan siswa/mahasiswa untuk mempromosikan atau memasarkan lembaga pendidikan kepada masyarakat, melalui informasi yang dikelola dengan baik dan dengan waktu yang tepat. Untuk itu diperlukan bagian informasi yang bisa mempromosikan lembaga pendidikan tersebut, agar seseorang atau orang tua siswa/mahasiswa bisa memutuskan mana lembaga pendidikan yang sesuai dan baik untuk putra putri mereka. Kemudian staf informasi/staf humas harus bisa mengembangkan suatu penelitian mengenai hal itu melalui kerjasama dengan direktur atau pimpinan lembaga tersebut. dapat juga menghubungi konsultan untuk menganalisis dan memeberikan gambaran mengenai implikasi dari riset tersebut.
4.    Pemasaran adalah menetapkan posisi
Bertambah banyaknya lembaga pendidikan yang melakukan promosi, akan terjadi persaingan yang sengit. Lembaga pendidikan akan mencari basis baru agar ungguk dalam persaingan menjaring siswa/mahasiswa barunya. Lembaga pendidikan mulai melakukan penelitian dan mempelajari sejarah berdiriny, melihat peluang dan kemuadian memposisikan diri diantara berbagai ;embaga pendidikan lainnya. Memposisikan diri dalam hal ini berarti membuat suatu lembaga pendidikan berbeda dengan persaingannya menyebabkan lembaga tersebut punya keistimewaan tersendiri, sehingga banyak siswa/mahasiswa memilih lembaga pendidikan tersebut. strategi memposisikan diri kepada calon siswa/mahasisiwa untuk mengetahui perbedaan antara lembaga pendidikan tersebut dan bagaimana lembaga pendidikan tersebut dapat memenuhi kebutuhan calon siswa/mahasiswa.
5.    Pemasaran adalah perencanaan strategi
Masalah menurunnya minat calon siswa/mahasiswa dibeberapa lembaga pendidikan tidak hanya karena persaingan yang cukup kuat antar sesama lembaga pendidikan, tetapi juga berpengaruh perubahan yang besar dalam perekonomian, demografi, keinginan agar cepat dapat kerja, kesesuaian anatara pendidikan dan keterampilan dengan pasar kebutuhan tenaga kerja dan bidang-bidang lain diluar kontrol pimpinan lembaga pendidikan. Karena itu lembaga pendidikan mulai menyadari bagaimana perubahan eksternal telah mengubah citra lembaga, posisi, program, dan berbagai hal lainnya yang mencakup kemampuan menari siswa/mahasiswa dan pelayanannya. Lembaga pendidikan harus memperluas kemampuan perencanaan dengan mengidentifikasi kecenderungan pokok, kemudian menyesuaikan diri dengan kecenderungan tersebut. Berikutnya, lembaga pendidikan tersebut mengubah program, prosedur, dan kegiatan lainnya untuk dapat menyesuaikan dengan kecenderungan tersebut.
6.    Pemasaran adalah manajemen penerimaan siswa/mahasiswa
Ada asumsi pada lembaga pendidikan bagian promosi dan hubungan masyarakat (public relations) merupakan program bagian yang kecil dibandingkan dengan kegiatan penerimaan siswa/mahasiswa. Padahal kegiatan promosi dan public relations merupakan program kegiatan yang cukup besar mempengaruhi minat siswa/mahasiswa untuk bergabung menjadi peserta didik dilembaga pendidikan tersebut. ini merupakan kegiatan yang amat penting.
E.  Pengertian dan karakteristik jasa pendidikan
Menurut Buchari Alma (2008:153),  jasa merupakan aktivitas atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu pihak lainnya dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan.
Merujuk pengertian tersebut, ada empat ciri utama dalam setiap jasa, yaitu:  
1.    Tidak berwujud, sehingga konsumen tidak dapat melihat, mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka membelinya. Untuk mengurangi ketidakpastian, maka konsumen mencari informasi tentang jasa tersebut; 
2.    Tidak terpisahkan (inseparability), dimana jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya yaitu perusahaan jasa;
3.    Bervariasi (variability), dimana jasa sering kali berubah-ubah tergantung siapa , kapan dan dimana menyajikannya;
4.    Mudah musnah (perishability), jasa tidak dapat di jual pada masa yang akan datang.
Di samping itu, ada juga yang mengemukakan bahwa jasa mengandung delapan karakteristik, yaitu:
1.    Jasa tidak dapat disimpan dan dikonsumsi pada saat dihasilkan;
2.    Jasa tergantung pada waktu
3.    Jasa bergantung pada tempat
4.    Konsumen merupakan bagian integral dari proses produksi jasa;
5.    Setiap orang atau apapun yang berhubungan dengan konsumen mempunyai andil dalam memberikan peranan;
6.    Perubahan pada konsep kemanfaatan;
7.    Karyawan penghubung merupakan bagian dari proses produksi jasa;
8.    Kualitas jasa tidak dapat diperbaiki pada saat proses produksi karena produksi jasa terjadi secara real time.
Berdasarkan ciri dan karakteristik tersebut, maka jasa pendidikan mempunyai karakteristik sebagai berikut: 
1.      Lebih bersifat tidak berwujud dari pada berwujud ( more intangible than tangible);
2.      Produksi dan konsumsi bersamaan waktu (simultananeous production and consumption);
3.      Kurang memiliki standar dan keseragaman (less standardized and uniform).
Dalam dunia pendidikan, bahan baku untuk menghasilkan jasa ialah orang, yang memiliki ciri khas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.  Pepatah mengatakan bahwa tidak ada manusia yang memiliki persamaan bahkan anak kembar sekalipun. Hal itulah yang menjadikan dasar bahwa pelayanan jasa pendidikan antara satu dengan yang lainnya berbeda. Dengan melihat karakteristik tersebut, maka jasa pendidikan diterima setelah melakukan interaksi dengan penghubung yang sangat dipengaruhi oleh siapa, kapan dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal itu menjelaskan bahwa keberhasilan pendidikan akan sangat tergantung pada siapa, kapan dan dimana proses tersebut terlaksana.
F.   Penerapan pemasaran dalam pendidikan
Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan (2009:342), pemasaran pendidikan mempunyai mengandung 7 (tujuh) elemen pokok yaitu:
1.    Product, merupakan hal yang paling mendasar yang akan menjadi pertimbangan preferensi pilihan bagi masyarakat. Produk pendidikan merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada masyarakat yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Produk itu sendiri terbagi atas lima tingkatan yaitu :  core benefit merupakan manfaat dasar yang sebenarnya dibeli oleh customer , dalam hal ini adalah pendidikan;  basic product atau versi dasar dari suatu produk dalam hal ini misalnya pengetahuan dan keterampilan yang memiliki ciri khas; expected product yaitu sejumlah atribut yang menyertai diantaranya adalah kurikulum, silabus, tenaga pendidik dan sebagainya;  augmented product merupakan produk tambahan dengan tujuan agar berbeda dengan produk pesaing, misalnya output dari lembaga tersebut mampu berbahasa inggris baik lisan maupun tulisan, computer, bahasa arab dan sebagainya; potensial product yaitu seluruh tambahan dan perubahan yang mungkin didapat produk tersebut adalah pengakuaan lulusan lembaga tersebut dari dunia kerja.
2.    Price, merupakan elemen yang berjalan sejajar dengan mutu produk, dimana apabila mutu produk baik, maka calon siswa/mahasiswa berani membayar lebih tinggi sepanjang dirasa dalam batas kejangkauan pelanggan pendidikan. Salah satu strategi yang sekarang dikembangkan oleh beberapa perguruan tingggi adalah skiming price artinya adalah memasang harga yang setinggi-tingginya pada saat mulai dipasarkan dengan jaminan bahwa produk yang ditawarkan memang berkualitas tinggi sehingga tidak mengecewakan konsumennya. Akan tetapi ketika hendak menetapkan harga sebaiknya lembaga pendidikan memperhatikan sasaran yang hendak dicapai yaitu : sasaran yang berorientasi pada keuntungan yang bertujuan untuk mencapai target pengembalian investasi, untuk memperoleh laba maksimum;  sasaran yang berorientasi pada penjualan yang bertujuan meningkatkan volume penjualan, mempertahankan/meningkatkan market share, dan sasaran yang berorientasi status quo yang bertujuan untuk menstabilkan harga dan menghadapi pesaing.
3.    Place adalah letak lokasi sekolah mempunyai peranan yang sangat penting, karena lingkungan dimana jasa disampaikan merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan cukup berperan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan. Dalam hal ini penyedia jasa perlu mempertimbangkan faktor-faktor:
a.    akses yaitu kemudahan mencapai lokasi;
b.    vasibilitas yaitu lembaga tersebut dapat terlihat dengan jelas keberadaan fisiknya;
c.    lalu lintas dalam arti tingginya tingkat kemacetan akan mempengaruhi minat customer terhadap jasa tersebut;
d.   tempat parkir yang luas;
e.    ketersediaan lahan untuk kemungkinan perluasan usaha;
f.     persaingan yaitu dengan memperhitungkan lokasi pesaing kita;
g.    ketentuan pemerintah tentang peruntukan lahan sesuai dengan standar pelayanan minimum yang harus di anut oleh setiap lembaga pendidikan.
4.    Promotion merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yaitu aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas lembaga dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh lembaga tersebut. aktivitas tentang bagaimana memberitahu pelanggan tentang keberadaan produk/jasa. Aspek yang harus dipertimbangkan adalah bentuk komunikasi, khususnya iklan (advertising), penjualan personal (personal selling), promosi penjualan (sales promotion) dan publisitas (publicity). Tujuan promosi dalam konteks pemasaran adalah: membangun kepedulian dan ketertarikan terhadap produk jasa dan lembaga penyedia jasa, membedakan jasa yang ditawarkan dan lembaga dari pesaing,  mengkomunikasikan dan menggambarkan kelebihan dari jasa yang tersedia/lembaga penyedia jasa tersebut,  membujuk customer untuk membeli dan menggunakan jasa tersebut. Promosi ini lebih diarahkan pada penyedia jasa pendidikan sehingga pengaruh image tersebut berperan penting terhadap penjatuhan pilihan customer. promosi yang berlebihan mempunyai hubungan korelatif yang negatif terhadap daya tarik peminat.  
5.    Physical evidence, merupakan sarana dan prasarana yang mendukung proses penyampaian jasa pendidikan sehingga akan membantu tercapainya janji lembaga kepada pelanggannya. 
6.    Process. Dengan demikian proses penyampaian jasa pendidikan merupakan inti dari seluruh pendidikan, kualitas dalam seluruh elemen yang menunjang proses pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap pengelolaan  lembaga pendidikan dan citra yang terbantuk akan membentuk sirkulasi  dalam merekrut pelanggan pendidikan.

7.     
BAB II
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
1.    Pengertian pemasaran pendidikan
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran. Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai factor sosial, budaya, politik, ekonomi, dan manajerial.
2.    Pasar, pendidikan dan sekolah
Pendidikan yang dapat laku dipasarkan ialah pendidikan yang:  Ada Produk sebagai Komoditas; Produknya memiliki standar, spesifikasi dan kemasan; Punya pangsa/sasaran yang jelas; Punya jaringan dan media; dan Tenaga Pemasar.
3.    Fungsi manajemen pemasaran
 Fungsi pemasaran di lembaga pendidikan adalah untuk membentuk citra baik terhadap lembaga dan menarik minat sejumlah calon siswa
4.    Strategi pemasaran pada lembaga pendidikan
Enam tingkatan dalam evolusi pemasaran yang dihubungkan dengan penerimaan siswa/mahasiswa, yakni: pemasaran tidak diperlukan, pemasaran merupakan promosi, pemasaran adalah segmentasi dari riset pemasaran, pemasaran merupakanmenetapkan posisi, pemasaran adalah perencanaan strategi, pemasaran adalah manajemen penerimaan siswa/mahasiswa.
5.    Pengertian dan karakteristik jasa pendidikan
Berdasarkan ciri dan karakteristik tersebut, maka jasa pendidikan mempunyai karakteristik sebagai berikut: 
a.    Lebih bersifat tidak berwujud dari pada berwujud ( more intangible than tangible);
b.    Produksi dan konsumsi bersamaan waktu (simultananeous production and consumption);
c.    Kurang memiliki standar dan keseragaman (less standardized and uniform).
6.    Penerapan pemasaran dalam pendidikan
Pemasaran pendidikan mengevaluasi:
a.    Product, yang diterjemahkan pada variabel strategi akademik yang berimplikasi pada peningkatan mutu akademik dan sosio kultural yang berimplikasi pada peningkatan nilai-nilai budaya, olahraga, seni, religi, moral
b.    Price, dimana elemen ini akan sejalan dengan mutu produk. Harga yang ditetapkan harus disesuaikan dengan kualitas proses pendidikan yang ditawarkan
c.    Place, dalam menentukan lokasi sekolah yang harus diperhatikan adalah mudah dicapai oleh kendaraan umum, lingkungan yang kondusif
d.   Promotion, bentuk komunikasi yang diterapkan akan sangat berpengaruh terhadap informasi yang didapat oleh customer, akan tetapi promosi yang berlebihan akan berkorelasi negatif terhadap daya tarik peminat
e.    People, ini menyangkut peranan pemimpin dan civitas akademika dalam meningkatkan citra lembaga, dalam arti semakin berkualitas unsur pemimpin dan civitas akademika dalam melakukan pelayanan pendidikan maka akan meningkatkan jumlah customer
f.     Physical evidence, merupakan bentuk fisik dari penyediaan penyampaian jasa tersebut, diaman bangunan, sarana dan prasarana, desain interior serta fasilitas penting lainnya sangat mempengaruhi terhadap peningkatan customer pendidikan
g.    Proses, elemen terakhir ini merupakan hal yang paling menentukan output lembaga tersebut, diaman kualitas penyampaian jasa pendidikan ini akan meningkatkan dalam peminat pendidikan, citra, serta kepuasan dari pelanggan pendidikan.
B.  SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca mengetahui marketing pendidikan. Tujuan marketing pendidikan adalah sebagai pengelola pendidikan dan bahan informasi bagi masyarakat dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Maka diharapkan bagi lembaga pendidikan agar bisa mengelola dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Buchari, Alma. 2008. Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Muhaimin, Sutiah, dan Sugeng Listyo Parabowo. 2010. Manajemen Pendidikan “Aplikasinya dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah”. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Muhadjir, Effendy. 2010. Manajemen Humas Di Lembaga Pendidikan. Malang:UMM Press.
Tim dosen Administrasi Pendidikan. 2010. Manajemen Pendidikan. Bandung:Alfabeta.

No comments:

Post a Comment

RANGKUMAN MATERI TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH LENGKAP

A.    Konsep Karya Ilmiah Karya ilmiah terbentuk dari kata “karya” dan “ilmiah”. Karya berarti kerja dan hasil kerja dan ilmiah berari ...