Wednesday, 24 July 2019

Makalah Manajemen Perpustakaan Lengkap Terbaru

BAB I
PENDAHULUAN
    A.    Latar Belakang
Perpustakaan sekolah pada saat ini bisa dikatakan “hidup segan, mati pun tak mampu”, sebab jika kita lihat kondisinya seperti tidak terurus, artinya bahwa perpustakaan sekolah masih belum dikelolah secara profesioanal. Bahkan banyak sekolah yang belum mempunyai perpustakaan padahal perpustakaan sangat diperlukan didalam suatu lembaga pendidikan tertentu.
Dari kondisi tersebut, sesungguhnya perpustakaan sekolah masih membutuhkan banyak bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari lingkup internal maupun dari luar sekolah. Dukungan dapat berupa material maupun yang bersifat immaterial. Kondisi perpustakaan yang memprihatinkan itu diperparah lagi dengan belum dikelolahnya dengan baik, ditambah minimnya petugas perpustakaan lagi dengan belum dikelolahnya dengan baik, ditambah minimnya petugas perpustakaan dimasing-masing sekolah yang profesional.
    B.     Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka dapat disimpulkan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas didalam makalah ini, meliputi:
1.      Bagaimana pengetian manajemen perpustakaan ?
2.      Bagaimana cara mengetahui dan memahami pengembangan koleksi ?
3.      Bagaimana upaya pengelolaan perpustakaan sekolah dari segi pemberian pinjaman dalam meningkatkan minat baca siswa ?
4.      Bagaimana upaya pengelolaan perpustakaan sekolah dari segi ruang baca ?
    C.     Tujuan Pembahasan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
1.      Untuk mengetahui pengetian manajemen perpustakaan.
2.      Untuk mengetahui cara pengembangan koleksi.
3.      Untuk memahami upaya pengelolaan perpustakaan sekolah dari segi pemberian pinjaman dalam meningkatkan minat baca siswa..
4.      Untuk mengetahui upaya pengelolaan perpustakaan sekolah dari segi ruang baca.
BAB I
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pengembangan Manajemen Perpustakaan
        Banyak ahli yang telah mengupas makna dari istilah manajemen. Menurut samsudin, kata manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu management yang berarti mengatur atau mengelolah. James F.Stoner menyebutkan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,pengorganisasian,pengarahan, dan pengawasan para anggota dan sumberdaya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ibrahim bafadal menerangkan bahwa pemahaman perpustakaan secara umum adalah dasar memahami perpustakaan sekolah. Sebab, perpustakaan sekolah adalah bagian dari perpustakaan secara umum.
Perpustkaan dalam Kamus Besar Indonesia berasal dari kata pustaka yang berarti kitab,buku, atau buku primbon. Sebagai sebuah istilah perpustakaan sendiri dalam KBBI artinya tempat, gedung, ruang yang disediakan untuk pemeliharaan dan penggunaan koleksi buku dan lainnya. Atau arti yang kedua, yaitu koleksi buku, majalah, dan bahan kepustukaan lain yang disimpan untuk dibaca, diplajari, dan dibicarakan.
Menurut Sulistyo Basuki, perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya. Sedangkan menurut Ibrahim Bafadal, perpustakaan adalah suatu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelolah bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan berupa buku (non book material), yang diatur  secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.
Jadi, perpustakaan tidak hanya menyimpan buku, tetapi juga bisa media cetak lainnya seperti majalah, pemflet, laporan, dan  manuskrip atau naskah. Selain itu perpustakaan juga bisa berisi berbagai karya audiovisual seperti film, slide, kaset, dll.
Jadi, pengertian dari manajemen perpustakaan sekolah adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan dan pelaporan guna mencapai tujuan penyelenggaraan perpustakaan sekolah. 
B.     Pengembangan Koleksi
          Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama (pilar) sebuah perpustakaan. Oleh karena koleksi perpustakaan akan memberikan ciri dan warna sebagai berikut :
Memberikan ciri sebagai jenis perpustakaan yang dibentuk. Misalnya perpustakaan umum, koleksinya mencangkup semua disiplin ilmu dan dimaksudkan untuk dipakai oleh smua lapisan masyarakat, sehingga penekanannya terletak pada variasi jeniskoleksi.
          Pengembangan koleksi merupakan proses memastikan bahwa kebutuhan informasi dari para pemakai akan terpenuhi secara tepat waktu dan tepat guna dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi yang dihimpun oleh perpustakaan. Sumber-sumber informasi tersebut harus dikembangkan sebaik-baiknya sesuai dengan kondisi perpustakaan dan masyarakat yang dilayani.
Kebijakan pengembangan koleksi merupakan alat perencanaan dan sarana untuk mengkomunikasikan tujuan dan kebijakan pengembangan koleksi. Agar kebijakan pengembangan koleksi dapat dilaksanakan secara terarah, kebijakan pengembangan koleksi harus disusun secara tertulis. Tanpa adanya kebijakan tertulis, kesalah pahaman akan terjadi sehingga pengembangan koleksi yang mutakhir dan relevan tidak akan terpenuhi.
         Pada akhirnya pengembangan koleksi bertujuan untuk 1. Menambah jumlah, 2. Meningkatkan dan jenis bahan bacaan serta, 3. Meningkatkan mutunya sesuai dengan kebutuhan masyarakat pemakai. Pada sisi yang lain jika koleksi terus bertambah, sedangkan ruangan, rak dan tempat menyimpan tidak dikembangkan, maka pada suatu saat nanti perpustakaan akan penuh. Koleksi yang sudah relatif lama dan tidak terpakai lagi sebaiknya didata dan di tata kembali. Untuk menghindari keadaan yang demikian, maka dalam kegiatan pengembangan koleksi harus disertai kegiatan penyiangan. Untuk memisahkan koleksi yang kada luarsa, rusak,dan tidak terpakai lagi, dikeluarkan dari jajaranya di rak buku, dan tempatnya dipergunakan untuk koleksi yang baru.
C.    Upaya Pengelolaan Perpustakaan Sekolah dari Segi Pemberian Pinjaman
        Untuk mengelola sebuah perpustakaan diperlukan kemampuan manajemen yang baik agar arah kegiatan sesuai dengan yang diinginkan. Kemampuan manajemen itu juga perlu diperlukan untuk menjaga keseimbangan tujuan-tujuan yang berbeda dan mampu dilaksanakan secara efisien dan efektif. Pengetahuan dasar dalam mengeola perpustakaan agara berjalan dengan baik adalah ilmu manajemen, karena manajemen sangat diperlukan dalam berbagai kehidupan untuk mengatur langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh seluruh elemen dalam suatu pepustakaan. Oleh karena itu,  dalam proses manajemen diperlukan adanya proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Di samping itu, manajemen juga dimaksudkan agar mereka yang terlibat dalam suatu perpustakaan melakukan tugas dan pekerjaan yang benar dengan cara yang benar. Yang mempunyai tugas untuk memberikan pinjaman dalam perpustakaan yakni pustakawan. Pustakawan atau librarian adalah  seorang tenaga kerja bidang perpustakaan yang telah memiliki pendidikan ilmu perpustakaan, baik melalui pelatihan, kursus, seminar, maupun dengan kegiatan sekolah formal. Pustakawan ini orang yang bertanggung jawab terhadap gerak maju roda pepustakaan. Maka, diwilayah Pegawai Negeri Sipil (PNS), pustakawan termasuk ke dalam jabatan fungsional. Secara umum, kata pustakawan merujuk para kelompok atau perorangan dengan karya atau profesi di bidang dokumentasi, informasi, dan perpustakaan
Pengembangan daya atau kekuatan pustakawan biasanaya diperoleh dari kualitas layanan kepada pihak lain, dan itu memang harus dipisahkan dengan harga diri. Maka, yang perlu dilakukan adalah kerjasama, konsultasi, peningkatan, pengelolaan, keramah-tamahan, dan kesabaran. Sepintas seperti metode klasik, tetapi sebenarnya ini adalah dasar mengubah pustakawan yang cenderung pasif menjadi lebih aktif karena nampaknya pendekatan ini adalah pendekatan lokal (budaya) yang sudah dipahami bersama.
D.    Upaya Pengelolaan Perpustakaan Sekolah dari Segi Ruang Baca
Dari Segi Ruang Baca
Gedung perpustakaan merupakan sarana yang amat penting dalam penyelenggarakan perpustakaan. Dalam gedung itulah segala aktivitas dan program perpustakaan dirancang dan diselenggarakan. Pembangunan gedung perpustakaan perlu memperhatikan factor-faktor fungsional dari kegiatan perpustakaan. Memang secara umum gedung perpustakaan sama dengan gedung lainnya, yang membedakan adalah gedung perpustakaan merupakan sarana yang berfungsi sebagai fasilitas layanan, untuk itu gedung perpustakaan harus memperhatikan kemudahan arus pergerakan manusia sebagai pengguna (user) perpustakaan. Maka, perlu diperhatikan bagaimana ruangan itu didesain antara lain;
a)      Nilai Sebuah Ruang Perpustakaan
Ruangan perpustakaan bukan sekedar sekat yang memisahkan ruang satu dengan ruang yang lainnya. Penataan ruangan perpustakaan perlu dilakukan secara hati-hati dan mempertimbangkan berbagai aspeknya. Perpustakaan merupakan kegiatan yang berorientasi pada pelayanan dalam bentuk jasa, dan orang yang datang memanfaatkannya biasanya secara sukarela. Untuk dapat memikat perhatian mereka agar mau datang ke perpustakaan, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memalui penataan ruangan yang menarik dan fungsional. Tentunya, pandangan ini dilihat dari kepentingan pemakai perpustakaan sehingga maksud melayani pengguna (user) dapat dilakukan secara optimal karena memang telah mempertimbangkan kesesuaian fungsinya.
b)      Aspek Penataan Ruangan
Agar menghasilkan penataan ruangan perpustakaan yang optimal serta dapat menunjang kelancaran tugas perpustakaan sebagai lembaga pemberi jasa, sebaiknya pustakawan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1)   Aspek Fungsional
Artinya, penataan harus mampu mendukung kinerja perpustakaan secara keseluruhan, baik bagi petugas maupun bagi pengguna perpustakaan. Penataan yang fungsional dapat tercipta jika antar-ruangan mempunyai hubungan yang fungsional sehingga arus barang (bahan pustaka) dan peralatan lainnya serta arus dan pergerakan pengguna perpustakaan dapat mengalir dengan lancar. Antar-ruang saling mendukung sehingga betul-betul tercipta fungsi penataan ruang secara optimal.
2)   Aspek Psikologis Pengguna
Artinya, penataan rungan bisa mempegaruhi aspek psikologi pengguna. Dilihat dari aspek ini, tujuan penataan ruangan adalah agar pengguna perpustakaan bisa nyaman, leluasa bergerak di perpustakaan, dan merasa tenang. Kondisi ini dapat diciptakan melalui penataan ruangan yang harmonis dan serasi, termasuk dalam hal penataan perabot perpustakaan. Pilihan warna didinding juga dapat mempengaruhi rasa tenang, pilihan warna dasar ruangan hendaknya tidak terlalu tajam dan mencolok. Warna netral sangat menunjang suasana tenang di perpustakaan.
3)   Aspek Estetika
Keindahan penataan ruangan salah satunya bisa melalui penataan ruang dan perabot yang digunakan. Penataan ruangan yang serasi, bersih, dan tenang bisa mempengaruhi kenyamanan pengguna peprustakaan untuk berlama-lama berada di perpustakaan.
4)    Aspek Keamanan Bahan Pustaka
Keamanan bahan pustaka bisa dikelompokkan dalam dua bagian. Pertama, factor keamanan bahan pustaka akibat kerusakan secara alamiah; dan kedua, factor kerusakan akibat manusia. Penataan ruangan harus memperhatikan kedua factor tersebut. Masuknya sinar matahari dengan panas yang cukup tinggi secara langsung keruangan baik untuk dihindari, apalagi langsung mengenai koleksi. Hal ini perlu didesain sesuai tingkat kebutuhan tersebut. Begitu pula desain untuk hal pengawasan yang dapat mengantisipasi kerusakan karena factor manusia.
Sehingga ini adalah gerakan yang positif yang perlu ditangkap oleh perpustakaan sebagai tuntutan perpustakaan yang kreatif dan imajinatif. Cara ini akan menjadi solusi menciptakan desain ruangan perpustakaan yang kreatif.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.    Pengertian Pengembangan Manajemen Perpustakaan
Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama (pilar) sebuah perpustakaan. Oleh karena koleksi perpustakaan akan memberikan ciri dan warna sebagai Jadi, perpustakaan tidak hanya menyimpan buku, tetapi juga bisa media cetak lainnya seperti majalah, pemflet, laporan, dan  manuskrip atau naskah. Selain itu perpustakaan juga bisa berisi berbagai karya audiovisual seperti film, slide, kaset, dll.
2.    Pengembangan Koleksi
          Pengembangan koleksi merupakan proses memastikan bahwa kebutuhan informasi dari para pemakai akan terpenuhi secara tepat waktu dan tepat guna dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi yang dihimpun oleh perpustakaan. Sumber-sumber informasi tersebut harus dikembangkan sebaik-baiknya sesuai dengan kondisi perpustakaan dan masyarakat yang dilayani.
Kebijakan pengembangan koleksi merupakan alat perencanaan dan sarana untuk mengkomunikasikan tujuan dan kebijakan pengembangan koleksi. Agar kebijakan pengembangan koleksi dapat dilaksanakan secara terarah, kebijakan pengembangan koleksi harus disusun secara tertulis. Tanpa adanya kebijakan tertulis, kesalah pahaman akan terjadi sehingga pengembangan koleksi yang mutakhir dan relevan tidak akan terpenuhi.
3.    Upaya pengelolaan perpustakaan sekolah dari segi pemberian pinjaman
        Untuk mengelola sebuah perpustakaan diperlukan kemampuan manajemen yang baik agar arah kegiatan sesuai dengan yang diinginkan. Kemampuan manajemen itu juga perlu diperlukan untuk menjaga keseimbangan tujuan-tujuan yang berbeda dan mampu dilaksanakan secara efisien dan efektif.
4.    Upaya pengelolaan perpustakaan sekolah dari segi ruang baca
Dari Segi Ruang Baca
Gedung perpustakaan merupakan sarana yang amat penting dalam penyelenggarakan perpustakaan. Dalam gedung itulah segala aktivitas dan program perpustakaan dirancang dan diselenggarakan. Pembangunan gedung perpustakaan perlu memperhatikan factor-faktor fungsional dari kegiatan perpustakaan.

No comments:

Post a Comment

RANGKUMAN MATERI TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH LENGKAP

A.    Konsep Karya Ilmiah Karya ilmiah terbentuk dari kata “karya” dan “ilmiah”. Karya berarti kerja dan hasil kerja dan ilmiah berari ...