Sunday, 6 November 2016

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING PERAN GURU DAN KEPALA SEKOLAH DALAM BIMBINGAN KONSELING


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
            Bimbingan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataannya, manusia dalam kehidupannya menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti, apalagi dibidang pendidikan yang rata-rata anak-anaknya masih labil dalam melakukan sesuatu, dengan adanya bimbingan konseling ini sangat membantu. Tapi tidak  cuma guru bimgan dan konseling, wali kelas, guru mata pelajaran dan kepala sekolah juga memilikiperan penting dalam bimbingan konseling, karna guru atau wali kelas itu lebih mengerti kondisi murid. karna guru itu lebih mengerti keadaan murid dan kondisi murid dari pada guru bimbingan dan konseling itu sendiri.
            Dan peran kepala sekolah juga diperlukan dalam bimbingan dan konseling ini, guna mengkoordinir segenap kegiatan yang diperogamkan dan dan berlangsung disekolah sehingga semua kegiatan berjalan dengan baik.
B.     Rumusan masalah
o   Siapa saja yang berperan (membantu) dalam bimbingan dan konseling ?
o   Bagaimana peran guru dalam bimbingan dan konseling ?
o   Bagaimana peran kepala sekolah dalam bimbingan dan konseling ?
C.     Tujuan
o   Untuk mengetahui siapa saja yang berperan dalam bimbingan dam konseling.
o   Untuk mengetahui bagaimana peran guru dalam bimbingan dan konseling.
o   Untuk mengetahui bagaimana peran kepala sekolah dalam bimbingan dan konseling.

                                                                                                  



BAB II

D.    PERAN GURU DAN WALI  KELAS  DALAM BIMBINGAN KONSELING
Peran wali kelas dalam pelayanan bimbingan dan konseling membantu  guru pembimbing dalam melaksanakan tugas-tugasnya, khusus dikelas yang menjadi tanggung jawabnya,  membantu  guru mata pelajaran melaksanakan peran pelayanan bimbingan dan konseling, khusus di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, membantu  memberikan kemudahan bagi peserta didik di kelas yang menjadi tanggung jawabnya dalam menjalani layanan atau kegiatan bimbingan dan koseling, berpartisipasi  aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan koseling, khususnya konferensi kasus, mengalihtangankan peserta didik yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing.[1]
Selain wali kelas peran guru mata pelajaran juga sangat penting dalam bimbingan dan konseling, walaupun tugas utama guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa, tapi dengan demikian bukan berarti guru lepas dengan kegiatan bimbingan dan konseling. Peran dan konteribusi guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan efektivitas dan efesien pelayanan bimbingan dan konseling disekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru dapat menjadi konselor bagi siswanya.
Wina Sanjaya (2006) menyebutkan salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu sebagai pembimbing dan, untuk menjadi pembimbing baik guru harus memiliki pemahaman anak yang dibimbingnya. Sementara itu, peran guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling.
 sedangkan Sofyan S Willis (2005) mengemukakan bahwa guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan pada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, kongkeret, jujur dan asli, memahami dan menghargai tanpa sarat.[2]
Ø  Peran guru pengajar dalam bimbingan dan konseling
a)      Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
b)      Membantu guru pembimbing (konselor) mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta mengumpulkan data tentang siswa-siswa tersebut.
c)      Mengalih tangankan siswa yang memerlukan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing (konselor).
d)     Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing (konselor), yaitu siswa yang menuntut guru pembimbing memerlukan pelayanan pengajar untuk latihan khusus (seperti pengajaran atau latihan perbaikan, program pengayaan).
e)      Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanan  pelayanan bimbingan dan konseling.
f)       Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling untuk mengikuti atau menjalani layanan yang dimaksudkan itu.
g)      Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa.
h)      Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling.[3]
E.     Peran kepala sekolah dalam bimbingan dan konseling
Keberhasilan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak hanya ditentukan oleh keahlian dan ketrampilan para petugas bimbingan dan konseling itu sendiri, namun juga sangat ditentukan oleh komitmen dan keterampilan seluruh staf sekolah, terutama dari kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor.[4]
Sebagai administrator, kepala sekolah juga bertanggungjawab atas kelancaran pelaksanan kegiatan dan program sekolah tersebut, khususnya program bimbingan dan konseling di sekolah yang dipimpinnya.[5] Sebagai superviser kepala sekolah juga dapat mengkoordinir segala kegiatan yang di progamkan disekolah sehingga pelayanan pengajaran dan bimbingan konseling merupakan satu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis (saling bersamaan).[6]
 Dinmeyer dan Caldwell (dalam Kusmintardjo, 1992) menguraikan peranan dan tanggung jawab kepala sekolah dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah, sebagai berikut:
  1. Memberikan support administratif, memberikan dorongan dan pimpinan untuk seluruh program bimbingan dan konseling.
  2. Menentukan staf yang memadai, baik segi profesinya maupun jumlahnya menurut keperluannya;
  3. Ikut serta dalam menetapkan dan menjelaskan peranan anggota-anggota stafnya;
  4. Mendelegasikan tanggung jawab kepada “guidance specialist” atau konselor dalam hal pengembangan program bimbingan dan konseling;
  5. Memperkenalkan peranan para konselor kepada guru-guru, murid-murid, orang tua murid, dan masyarakat melalui rapat guru, rapat sekolah, rapat orang tua murid atau dalam buletin-buletin bimbingan dan konseling;
  6. Berusaha membentuk dan menjalin hubungan kerja yang kooperatif dan saling membantu antara para konselor, guru dan pihak lain yang berkepentingan dengan layanan bimbingan dan konseling;
  7. Menyediakan fasilitas dan material yang cukup untuk pelaksanaan bimbingan dan konseling;
  8. Memberikan dorongan untuk pengembangan lingkungan yang dapat meningkatkan hubungan antar manusia untuk menggalang proses bimbingan dan konseling yang efektif (dalam hal ini berarti kepala sekolah hendaknya menyadari bahwa bimbingan dan konseling terjadi dalam lingkungan secara global, termasuk hubungan antara staf dan suasana dalam kelas);
  9. Memberikan penjelasan kepada semua staf tentang program bimbingan dan konseling dan penyelenggaraan “in-service education” bagi seluruh staf sekolah;
  10. Memberikan dorongan dan semangat dalam hal pengembangan dan penggunaan waktu belajar untuk pengalaman-pengalaman bimbingan dan konseling, baik klasikal, kelompok maupun individual;
  11. Penanggung jawab dan pemegang disiplin di sekolah dengan memberdayakan para konselor dalam mengembangkan tingkah laku siswa, namun bukan sebagai penegak disiplin.[7]
Sementara itu, Allen dan Christensen (dalam Kusmintardjo, 1992), mengemukakan peranan dan tanggung jawab kepala sekolah dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah sebagai berikut:
Ø  Menyediakan fasilitas untuk keperluan penyelenggaraan bimbingan dan konseling;
Ø  Memilih dan menentukan para konselor;
Ø  Mengembangkan sikap-sikap yang favorable di antara para guru, murid, dan orang tua murid/masyarakat terhadap program bimbingan dan konseling;
Ø  Mengadakan pembagian tugas untuk keperluan bimbingan dan konseling, misalnya para petugas untuk membina perpustakaan bimbingan, para petugas penyelenggara testing, dan sebagainya;
Ø  Menyusun rencana untuk mengumpulkan dan menyebarluaskan infomasi tentang pekerjaan/jabatan;
Ø  Merencanakan waktu (jadwal) untuk kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling.
Ø  Merencanakan program untuk mewawancarai murid dengan tidak mengganggu jalannya jadwal pelajaran sehari-sehari.[8]
Dari uraian di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa tugas kepala sekolah dalam pengembangan program bimbingan dan konseling di sekolah ádalah sebagai berikut:
  1.    Staff selection. Memilih staf yang mempunyai kepribadian dan pendidikan yang cocok untuk melaksanakan tugasnya. Termasuk disini mengadakan analisa untuk mengetahui apakah diantara staf yang ada terdapat orang yang sanggup melakukan tugas yang lebih spesialis.
  2.    Description of staff roles. Menentukan tugas dan peranan dari anggota staf, dan membagi tanggung jawab. Untuk menentukan tugas-tugas ini kepala sekolah dapat meminta bantuan kepada anggota staf yang lain.
  3.    Time and facilitiesMengusahakan dan mengalokasikan dana, waktu dan fasilitas untuk kepentingan program bimbingan dan konseling di sekolahnya.
4.      Interpretation of program. Menginterpretasikan program bimbingan dan konseling kepada murid-murid yang diberi pelayanan, kepada masyarakat yang membantu program bimbingan dan konseling. Dalam menginterpretasikan program bimbingan dan konseling mungkin perlu bantuan dari staf bimbingan dan konseling, tetapi tanggung jawab terletak pada kepala sekolah sebagai administrator. (R.N. Hatch dan B. Stefflre, dalam Kusmintardjo, 1992)[9]

*        Fungsi Kepala Sekolah yang Utama dalam Administrasi Bimbingan
Kepala sekolah merupakan petugas utama dalam organisasidan administrasi program bimbingan. Kepala sekolah memegang peranan penting dan menentukan, baik sebagai pimpinan sekolah atau sebagai anggota Dewan Bimbingan. Dalam program bimbingan Kepala sekolah mempunyai dua fungsi utama :
1.      Fungsinya dalam organisasi bimbingan
Kepala sekolah harus mengatur program sekolahnya sedemikian rupa sehingga tersedia waktu untuk pelaksanan berbagai kegiatan bimbingan. Kegiatan-kegiatan bimbingan itu dikorelasikan dengan pekerjaan kelas hendaknya didemonstrasikan kepada guru pada pertemuan-pertemuan khusus dengan guru-guru (program pendidikan in service). Guru khusus yang diserahi tugas khusus sebagai penyuluh dan merupakan anggota Dewan bimbingan lainnya, hendaknya diberi waktu khusus untuk melaksanakan berbagai kegiatan penyuluhan.[10]
2.      Fungsinya dalam administrasi bimbingan
Kepala sekolah harus mempersiapkan fasilitas dan perlengkapan yang diperlukan, seperti menyiapkan formulir-formulir catatan komulatif atau daftar pribadi, menyediakan ruang khusus serta perlengkapanya bagi penyuluhan dan mengadakan bahan-bahan lainnya yang diperlukan.[11]











KESIMPULAN
Selain guru bimbingan dan konseling dalam bimbingan konseling guru mata pelajaran juga mempunyai peran penting dalam bimbingan dan konseling, yaitu untuk memudahkan proses pembelajaran didalam kelas, guru sebagai pengajar harus memiliki pemahaman anak yang diajarnya. Selain guru pengajar peran kepala sekolah juga memiliki peran sangat penting dalam bimbingan dan konseling kepala sekolah bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan seluruh program sekolah, khususnya program layanan bimbingan dan konseling di sekolah yang dipimpinnya. Karena posisinya yang sentral, kepala sekolah adalah orang yang paling berpengaruh dalam pengembangan atau peningkatan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolahnya. Sebagai supervisor, kepala sekolah bertanggung jawab dalam melaksanakan program-program penilaian, penelitian dan perbaikan atau peningkatan layanan bimbingan dan konseling. Ia membantu mengembangkan kebijakan dan prosedur-prosedur bagi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolahnya.










DAFTAR PUSTAKA
Eprints.ung.ac.id/6293/5/2013-2-2-86201-111410196-bab2-24022015325.pdf
 Cristina-resty.blogspot.co.id/2012/01/peran-kepala-sekolah-dan-guru-dalam.html
Wacanapengetahuan.blogspot.co.id/2013/10/bimbingan-konseling-peranan-kepala_7033.html

           







[1] Eprints.ung.ac.id/6293/5/2013-2-2-86201-111410196-bab2-24022015325.pdf

[2] Cristina-resty.blogspot.co.id/2012/01/peran-kepala-sekolah-dan-guru-dalam.html
[3] Cristina-resty.blogspot.co.id/2012/01/peran-kepala-sekolah-dan-guru-dalam.html
                                                                                                                  
[6] Wacanapengetahuan.blogspot.co.id/2013/10/bimbingan-konseling-peranan-kepala_7033.html










[10] Cristina-resty.blogspot.co.id/2012/01/peran-kepala-sekolah-dan-guru-dalam.html
               
[11]  Cristina-resty.blogspot.co.id/2012/01/peran-kepala-sekolah-dan-guru-dalam.html
               

No comments:

Post a Comment

RANGKUMAN MATERI TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH LENGKAP

A.    Konsep Karya Ilmiah Karya ilmiah terbentuk dari kata “karya” dan “ilmiah”. Karya berarti kerja dan hasil kerja dan ilmiah berari ...