Monday, 14 November 2016

PENGARUH TELEVISI PADA KEPRIBADIAN ANAK DIDIK


Sejalan dengan perkembangan teknologi hingga saat ini, telah kita dapati media-media yang dapat membawa perubahan pada pribadi anak didik, baik itu perubahan positif maupun negatif. Salah satunya yaitu televisi, media ini membawa pengaruh besar terhadap anak didik. Pembentukan kepribadian anak didik memang bisa berjalan baik ketika berada di sekolah, namun ketika anak didik tersebut sudah berada dirumah maka tanggung jawab akan kepribadian anak didik dipegang penuh oleh orangtua. Apa yang dilihat dan apa yang dilakukan anak didik harus benar-benar diperhatikan. Saat anak sudah berada dirumah dan merasa bosan atau jenuh pada lingkungan  sekitarnya, maka mereka akan mencari hiburan untuk menghilangkan rasa bosan atau jenuh tersebut, biasanya anak didik lebih memilih untuk menonton televisi. Disinilah kepribadian anak didik juga akan terbentuk, selain berada disekolah.
Seperti Handycam
Berdasarkan Teori Belajar Sosial yang dikemukakan oleh Albert Bandura, bahwasanya seorang anak akan melakukan pembelajaran dengan cara meniru apa yang dilihatnya terutama pada perilaku-perilaku orang lain, karena anak-anak memiliki daya tangkap yang kuat dan cenderung merekam apa yang telah mereka lihat atau amati.
Dwyer menyimpulkan bahwa televisi bisa menarik 94% informasi yang masuk ke dalam jiwa manuisa, melalui mata dan telinga. Sehingga mampu membuat penonton mengingat 50% dari apa yang dilihatnya walaupun hanya sekali tayangan, mampu mengingat 85% setelah 3 jam, dan mampu mengingat 65% setelah 3 hari. Jadi tidak heran apabila anak didik diajak untuk membaca buku dan kemudian diajak menonton, maka sebagian anak akan lebih cepat menangkap apa yang mereka amati daripada apa yang mereka baca. Apabila tayangan yang dilihat adalah tayangan yang membawa pada pembelajaran atau pendidikan, maka anak tersebut akan meniru hal-hal positif yang telah mereka tangkap, demikian pula sebaliknya. Jika mereka melihat tayangan yang tidak layak untuk dilihat, maka mereka akan meniru hal-hal yang tidak baik pula, dan bahkan rata-rata mereka telah mempraktekkannya di lingkungan sekolah, sehingga dunia pendidikan akan dipandang buruk oleh masyarakat karena telah membentuk kepribadian anak yang tidak baik. Beberapa ahli percaya bahwa media (televisi) memberikan pengaruh yang besar bagi para penontonnya. Sebagai contoh Adorno dan Horkheimer (1972) melihat propaganda yang sangat kuat datang dari media dalam menjelaskan peristiwa berdarah Holocaust dan peristiwa-peristiwa brutal lainnya yang terjadi ketika Perang Dunia Ke-II.
Dalam Teori Kultivasi juga telah di paparkan bahwa media televisi dari waktu ke waktu telah menanamkan pemikiran para penonton tentang kehidupan yang realitas, dimana media televisi menghasilkan sebuah dampak bahwa ada sebagian masyarakat yang menganggap dunia nyata berjalan sesuai dengan apa yang telah digambarkan oleh media tersebut, atau bahkan sebaliknya. Semisal, seorang anak yang selalu melihat cerita yang menakutkan, maka anak tersebut akan selalu berhati-hati di manapun ia berada dan akan lebih merasa ketakutan. Tetapi tidak sama halnya dengan anak yang tidak pernah melihat cerita yang menakutkan, anak tersebut akan bersikap seperti biasanya, tidak ada yang ditakutkan.
Jadi anak didik akan selalu meniru apapun yang mereka lihat dan amati, tidak peduli hal itu bersifat positif maupun negatif, karena anak-anak cenderung belum bisa membedakan mana yang pantas untuk dilakukan dan mana yang tidak pantas dilakukan. Apabila hal-hal yang mereka amati tidak diperhatikan maka akan membawa pada kebiasaan yang tidak baik.
Baik atau Buruk
Media televisi merupakan salah satu media elektronik yang mampu menyebarkan berita secara cepat. Salah satu kegunaan media televisi ini yaitu dapat mempermudah kita dalam mendapati informasi-informasi tentang hal-hal yang jauh dari kita, sehingga kita tetap bisa mengetahui informasi ter-up to date yang jauh disana meskipun kita tidak berada di tempatnya langsung. Dengan media televisi kita juga bisa mendapatkan pembelajaran secara tidak langsung seperti tayangan perlombaan cerdas cermat, walaupun kita tidak berada ditempat akan tetapi kita bisa mengetahui pembelajaran yang di perlombakan. Ada juga tayangan kesehatan yang menayangkan tentang segala informasi mengenai kesehatan, disinilah kita bisa mengambil sedikit pembelajaran walau secara tidak langsung.
Disisi lain, media televisi bahkan memiliki dampak buruk bagi para penonton, terutama pada anak didik yang masih belum pantas melihat tayangan-tayangan yang kurang baik. Rasa penasaran pada tayangan selanjutnya akan muncul, sehingga keinginan untuk terus menonton akan berlanjut, maka akan mengakibatkan kemalasan pada diri anak didik tersebut yang membawa pengaruh buruk pada pendidikan anak. Setelah melihat apa yang telah ditayangkan, sebagian dari mereka yang sudah terpengaruhi akan mempraktekkan di kehidupan sehari-harinya. Disinilah pembentukan kepribadian anak akan terlihat.
Dalam etika penyiaran sebenarnya sudah dijelaskan dalam UUD bab II pasal 6 “Pedoman perilaku penyiaran ditentukan standar isi yang sekurang-kurangnya berkaitan dengan kesopanan dan kesusilaan, pelarangan dan pembatasan adegan seks, kekerasan dan sadisme, serta penggolongan program menurut usia khalayak”. Namun realitasnya masih banyak yang menayangkan acara televisi yang berbau kekerasan, adegan-adegan yang belum layak untuk dilihat seperti perkelahian, percintaan, dan sebagainya. Sehingga sangat berpengaruh pada pribadi anak.
Disini orang tua juga harus bisa mengatur dan memposisikan media televisi dalam keseharian anak. Orang tua juga harus memperhatikan apa-apa saja yang telah ditonton oleh anak, sehingga media televisi tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik dan tidak berdampak buruk bagi anak itu sendiri.
Kesimpulan
            Kecakapan anak kecil dalam menangkap hal-hal baru lebih cepat dibandingkan orang dewasa, dimana anak-anak tersebut masih belum bisa berpikir, dampak apa yang akan berpengaruh pada kepribadiannya nanti. Mereka hanya melihat, lalu mempraktekkan dikehidupan sehari-harinya. Apabila hal-hal yang dipraktekkannya nanti dalam kebaikan, maka media televisi akan bersifat positif bagi anak tersebut, dan juga sebaliknya.
Kemajuan teknologi yang kita ketahui selama ini memiliki dampak bagi penggunanya, baik itu bersifat positif maupun negatif. Dalam penulisan ini, media yang dibahas yaitu televisi, dimana media tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap pribadi anak. Jika tidak dibimbing atau diawasi, maka akan berdampak buruk. Karena tayangan-tayangan yang ada ditelevisi tidak semua nya bisa membangun kepribadian yang baik, bisa juga sebaliknya. Anak akan cenderung malas belajar apabila keseringan menonton televisi, karena mereka berpikir bahwa menonton televisi bisa me-refresh pikiran mereka, sehingga akan muncul rasa keinginan untuk terus melanjutkan apa yang akan mereka tonton. Media televisi juga dapat membuat hubungan kekeluargaan berkurang. Karena keasyikan menonton, sosialisasi terhadap keluarga sudah tidak dihiraukan. Maka dari itu untuk membentuk kepribadian anak yang baik, hal-hal yang berhubungan dengan pembentukan pribadi anak harus sanngat diperhatikan, agar tidak berdampak buruk bagi anak itu sendiri.

No comments:

Post a Comment

RANGKUMAN MATERI TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH LENGKAP

A.    Konsep Karya Ilmiah Karya ilmiah terbentuk dari kata “karya” dan “ilmiah”. Karya berarti kerja dan hasil kerja dan ilmiah berari ...