Sejalan dengan perkembangan teknologi
hingga saat ini, telah kita dapati media-media yang dapat membawa perubahan
pada pribadi
anak didik, baik itu perubahan
positif maupun negatif. Salah satunya yaitu televisi, media ini membawa
pengaruh besar terhadap anak didik. Pembentukan kepribadian anak didik memang
bisa berjalan baik ketika berada di sekolah, namun ketika anak didik tersebut
sudah berada dirumah maka tanggung jawab akan kepribadian anak didik dipegang
penuh oleh orangtua. Apa yang dilihat dan apa yang dilakukan anak didik harus
benar-benar diperhatikan. Saat anak sudah berada dirumah dan merasa bosan atau
jenuh pada lingkungan sekitarnya, maka
mereka akan mencari hiburan untuk menghilangkan rasa bosan atau jenuh tersebut,
biasanya anak didik lebih memilih untuk menonton televisi. Disinilah
kepribadian anak didik juga akan terbentuk, selain berada disekolah.
Seperti Handycam
Berdasarkan Teori Belajar Sosial yang
dikemukakan oleh Albert Bandura, bahwasanya seorang anak akan melakukan
pembelajaran dengan cara meniru apa yang dilihatnya terutama pada
perilaku-perilaku orang lain, karena anak-anak memiliki daya tangkap yang kuat
dan cenderung merekam apa yang telah mereka lihat atau amati.
Dwyer menyimpulkan bahwa televisi bisa
menarik 94% informasi yang masuk ke dalam jiwa manuisa, melalui mata dan
telinga. Sehingga mampu membuat penonton mengingat 50% dari apa yang dilihatnya
walaupun hanya sekali tayangan, mampu mengingat 85% setelah 3 jam, dan mampu
mengingat 65% setelah 3 hari. Jadi tidak heran apabila anak didik diajak untuk
membaca buku dan kemudian diajak menonton, maka sebagian anak akan lebih cepat
menangkap apa yang mereka amati daripada apa yang mereka baca. Apabila tayangan
yang dilihat adalah tayangan yang membawa pada pembelajaran atau pendidikan,
maka anak tersebut akan meniru hal-hal positif yang telah mereka tangkap,
demikian pula sebaliknya. Jika mereka melihat tayangan yang tidak layak untuk dilihat,
maka mereka akan meniru hal-hal yang tidak baik pula, dan bahkan rata-rata
mereka telah mempraktekkannya di lingkungan sekolah, sehingga dunia pendidikan
akan dipandang buruk oleh masyarakat karena telah membentuk kepribadian anak
yang tidak baik. Beberapa ahli percaya bahwa media (televisi) memberikan
pengaruh yang besar bagi para penontonnya. Sebagai contoh Adorno dan Horkheimer
(1972) melihat propaganda yang sangat kuat datang dari media dalam menjelaskan
peristiwa berdarah Holocaust dan peristiwa-peristiwa brutal lainnya yang
terjadi ketika Perang Dunia Ke-II.
Dalam Teori Kultivasi juga telah di
paparkan bahwa media televisi dari waktu ke waktu telah menanamkan pemikiran
para penonton tentang kehidupan yang realitas, dimana media televisi
menghasilkan sebuah dampak bahwa ada sebagian masyarakat yang menganggap dunia
nyata berjalan sesuai dengan apa yang telah digambarkan oleh media tersebut,
atau bahkan sebaliknya. Semisal, seorang anak yang selalu melihat cerita yang
menakutkan, maka anak tersebut akan selalu berhati-hati di manapun ia berada
dan akan lebih merasa ketakutan. Tetapi tidak sama halnya dengan anak yang
tidak pernah melihat cerita yang menakutkan, anak tersebut akan bersikap
seperti biasanya, tidak ada yang ditakutkan.
Jadi anak didik akan selalu meniru
apapun yang mereka lihat dan amati, tidak peduli hal itu bersifat positif
maupun negatif, karena anak-anak cenderung belum bisa membedakan mana yang
pantas untuk dilakukan dan mana yang tidak pantas dilakukan. Apabila hal-hal
yang mereka amati tidak diperhatikan maka akan membawa pada kebiasaan yang
tidak baik.
Baik atau Buruk
Media televisi merupakan salah satu
media elektronik yang mampu menyebarkan berita secara cepat. Salah satu
kegunaan media televisi ini yaitu dapat mempermudah kita dalam mendapati
informasi-informasi tentang hal-hal yang jauh dari kita, sehingga kita tetap
bisa mengetahui informasi ter-up to date yang jauh disana meskipun kita tidak
berada di tempatnya langsung. Dengan media televisi kita juga bisa mendapatkan
pembelajaran secara tidak langsung seperti tayangan perlombaan cerdas cermat,
walaupun kita tidak berada ditempat akan tetapi kita bisa mengetahui
pembelajaran yang di perlombakan. Ada juga tayangan kesehatan yang menayangkan
tentang segala informasi mengenai kesehatan, disinilah kita bisa mengambil
sedikit pembelajaran walau secara tidak langsung.
Disisi lain, media televisi bahkan
memiliki dampak buruk bagi para penonton, terutama pada anak didik yang masih
belum pantas melihat tayangan-tayangan yang kurang baik. Rasa penasaran pada tayangan
selanjutnya akan muncul, sehingga keinginan untuk terus menonton akan
berlanjut, maka akan mengakibatkan kemalasan pada diri anak didik tersebut yang
membawa pengaruh buruk pada pendidikan anak. Setelah melihat apa yang telah
ditayangkan, sebagian dari mereka yang sudah terpengaruhi akan mempraktekkan di
kehidupan sehari-harinya. Disinilah pembentukan kepribadian anak akan terlihat.
Dalam etika penyiaran sebenarnya sudah
dijelaskan dalam UUD bab II pasal 6 “Pedoman perilaku penyiaran ditentukan
standar isi yang sekurang-kurangnya berkaitan dengan kesopanan dan kesusilaan,
pelarangan dan pembatasan adegan seks, kekerasan dan sadisme, serta
penggolongan program menurut usia khalayak”. Namun realitasnya masih banyak
yang menayangkan acara televisi yang berbau kekerasan, adegan-adegan yang belum
layak untuk dilihat seperti perkelahian, percintaan,
dan sebagainya.
Sehingga sangat berpengaruh pada pribadi anak.
Disini orang tua juga harus
bisa mengatur dan memposisikan media televisi dalam keseharian anak. Orang tua
juga harus memperhatikan apa-apa saja yang telah ditonton oleh anak, sehingga
media televisi tersebut bisa dimanfaatkan dengan baik dan tidak berdampak buruk
bagi anak itu sendiri.
Kesimpulan
Kecakapan anak kecil dalam menangkap hal-hal baru lebih cepat
dibandingkan orang dewasa, dimana anak-anak tersebut masih belum bisa berpikir,
dampak apa yang akan berpengaruh pada kepribadiannya nanti. Mereka hanya
melihat, lalu mempraktekkan dikehidupan sehari-harinya. Apabila hal-hal yang
dipraktekkannya nanti dalam kebaikan, maka media televisi akan bersifat positif
bagi anak tersebut, dan juga sebaliknya.
Kemajuan teknologi yang kita
ketahui selama ini memiliki dampak bagi penggunanya, baik itu bersifat positif
maupun negatif. Dalam penulisan ini, media yang dibahas yaitu televisi, dimana
media tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap pribadi anak. Jika tidak
dibimbing atau diawasi, maka akan berdampak buruk. Karena tayangan-tayangan yang
ada ditelevisi tidak semua nya bisa membangun kepribadian yang baik, bisa juga sebaliknya.
Anak akan cenderung malas belajar apabila keseringan menonton televisi, karena
mereka berpikir bahwa menonton televisi bisa me-refresh pikiran mereka,
sehingga akan muncul rasa keinginan untuk terus melanjutkan apa yang akan
mereka tonton. Media televisi juga dapat membuat hubungan kekeluargaan berkurang.
Karena keasyikan menonton, sosialisasi terhadap keluarga sudah tidak
dihiraukan. Maka dari itu untuk membentuk kepribadian anak yang baik, hal-hal
yang berhubungan dengan pembentukan pribadi anak harus sanngat diperhatikan, agar
tidak berdampak buruk bagi anak itu sendiri.
No comments:
Post a Comment