Monday, 21 November 2016

Tokoh Peletak Fondasi Sosiologi Pendidikan


Daftar Isi



 

 

 

 

 



BAB I

PENDAHULUAN


A.    LatarBelakang

Manusia adalah makhluk sosial, yang selalu berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Kajian sosiologi pendidikan menekankan implikasi dan akibat sosial dari pendidikan dan memandang masalah-masalah pendidikan dari sudut totalitas lingkup sosial kebudayaan, politik dan ekonomisnya bagi masyarakat. Apabila psikologi pendidikan memandang gejala pendidikan dari konteks perilaku dan perkembangan pribadi, maka sosiologi pendidikan memandang gejala pendidikan sebagai bagian dari struktur sosial masyarakat. Dilihat dari objek penyelidikannya sosiologi pendidikan adalah bagian dari ilmu sosial terutama sosiologi dan ilmu pendidikan yang secara umum juga merupakan bagian dari kelompok ilmu sosial. Sedangkan yang termasuk dalam lingkup ilmu sosial antara lain: ilmu ekonomi, ilmu hukum, ilmu pendidikan, psikologi, antropologi dan sosiologi. Dari sini terlihat jelas kedudukan sosiologi dan ilmu pendidikan.
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan telah memiliki lapangan penyelidikan, sudut pandang, metode dan susunan pengetahuan yang jelas. Objek penelitiannya adalah tingkah laku manusia dan kelompok. Sudut pandangnya memandang hakikat masyarakat, kebudayaan dan individu secara ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuannya terdiri dari atas konsep-konsep dan prinsip-prinsip mengenai kehidupan kelompok sosial, kebudayaan dan perkembangan pribadi. Dengan segala keunikan yang dimiliki oleh sosiologi pendidikan, kali ini kami selaku pemakalah akan membahas pengertian, ruang lingkup, sejarah, dan tujuan dan kegunaan sosiologi pendidikan.





B.     RumusanMasalah


        i.            Pengenalantokoh-tokohpeletakdanpenguatfondasisosiologipendidikan?
      ii.            Bentukpemikiranyang ditemukanolehsetiaptokohsosiologipendidikan?

C.    TujuanMasalah


        i.            Mengenalitokoh-tokohpeletakdanpenguatfondasidalamsosiologipendidikan.
      ii.            Mengetahuibentukpemikirandarisetiaptokohsosiologipendidikan.
    iii.            MemenuhitugasmatakuliahSosiologiPendidikan.


















BAB II

PEMBAHASAN


A.    Pengenalan Tokoh Pendiri Sosiologi (The Founding of Sosiology)

1.      Karl Max

Karl Marx lahir dari keluarga Yahudi di Trier, Jerman pada 1818. Ibunya berasal dari keluarga Rabbi Yahudi sedangkan ayahnya berpendidikan sekuler dan pengacara yang sukses. Ketika suasana politik tidak menguntungkan bagi pengacara Yahudi, ayah dan keluarganya pindah menjadi pemeluk agama protestan. Padatahun1841, Marx meraih gelar doktor  filsafat dari Universitas Berlin, universitas yang dipengaruhi oleh pemikiran Hegel dan pengikutnya yang kritis. Ia menikah pada 1843 dan hijrah ke Paris. Di sana beliau berkenalan dengan St. Simon dan Proudhon, tokoh pemikir sosialis dengan Engels, mitra menulis sekaligus sahabat penopang ekonomi, serta dengan berbagai pemikiran ekonomi politik Inggris seperti Adam Smith dan David Ricardo. Aktif dalam berbagai gerakan buruh dan komunis.
Karl Marx dipahami oleh berbagai penulis teks buku Sosiologi Pendidikan  seperti  Ivor Morris(1972), K.W. Prichard dan T.H. Buxton(1973), Philip Robinson(1986) dan Mareen T. Hallin(2000) tidak memberikan banyak sumbangan teoretis terhadap pengembangan sosiologi pendidikan, namun Marx sangat berpengaruh terhadap cara berpikir tentang pendidikan dan masyarakat.[1]

2.      Emile Durkheim

Emile Durkheim dilahirkan di Epinal Prancis pada 1858 dari keluarga Yahudi, ayahnya Rabbi.Beliau studi di Ecole Superieuredi Paris. Dari tahun1887 sampai 1902 menjadi guru besar dalam ilmu-ilmu sosial di Bordeaux. Pada masa tersebut,beliau berhasil menulis buku yang monumental yaitu tentang  The Division of Labor in Society, The Rules of Sosiological Method dan Suicide. Setelah itu, beliau pindah ke Universitas Sorbonne di Paris. Pada masa itu, beliaujuga kembali menerbitkan buku The Elementary Froms of the Religious Life.
Berbeda dengan Karl Marx, sumbangan Emile Durkeim terhadap sosiologi pendidikan lebih terasa, terutama berbagai ceramahnya tentang pendidikan yang diterbitkan dalam beberapa buku seperti Educationand Society(1956), Moral Education(1961) dan Evolution of Educational Thought(1977).[2] 

3.      Max Weber

Max Weber dilahirkan di Erfurt 1864 sebagai anak tertua dari delapan orang bersaudara. Ayahnya seorang otoriter sedangkan ibunya adalah seorang saleh yang teraniaya. Oleh karena itu, terjadi cekcok hebat antara Max Weber dengan ayahnya sehingga dia mengusir ayahnya. Beliau lebih banyak dipengaruhi paman dan tantenya.  Weber mengecap berbagai pendidikan.Antara lain ekonomi, sejarah, hukum, filosofi dan teologi. Beliau meraih gelar doktor dalam  studi organisasi dagang abad pertengahan.Beliau diangkat sebagai guru besar dalam studi sejarah afraria Romawi di Berlin serta menjadi guru besar ekonomi di Freiburg 1894 dan 1896di Heidelberg.[3]
4.      George Herbert Mead
George Herbert Mead lahir di south Hadley, massacussetts, Amerika pada 27 febuari 1863, anak dari seorang pendeta. Ayahnya bernama Hiram Mead, sedangkan ibunya bernama Elizabert Storrt Mead adalah seorang yang berkependidikan yang mengajar di obelin college selama dua tahun, kemudian menjadi presiden di mount holkoye college selama 10 tahun. Ketika berumun 10 tahun, George H. mead  masuk fakultas teologi di Oberlin di ohio, dan selesai pada tahun 1883. Ketika menjadi mahasiswa di sini dia berteman dengan henry castel, seorang yang berasal dari keluarga kaya dan berpendidikan baik. Mereka sesing berdiskusi tentang filsafat dan agama sehingga semakin kritis dan mereka banyak mengembangkan tentang sastra, puisi dan sejarah.

B.     Penguat Fondasi Sosiologi Pendidikan

Penguat Fondasi Sosiologi Pendidikan merupakan para tokoh teori sosiologi yang melakukan aktivitas ilmiah berupa revisi, mengembangkan dan mempertajamkan teori yang telah dikembangkan oleh peletak fondasi teori sosiologi seperti Marx, Durkheim, Weber. Adapun tokoh penguat fondasi adalah sebagai berikut:

1.      Alfred Schurtz

Alfred lahir di Wina pada 13 April 1889.Beliau mengikuti kuliah di Universitas Wina dibidang ilmu hukum, ekonomi dan sosiologi (1918-1921).Selama di Wina,beliau juga menghadiri kuliahdari Max Weber. Setelah meraih doktor,beliau bekerja sebagai sekretaris di sebuah bank di Wina, kemudian pindah bekerja sebagai penasihat hukum pada sebuah bank swasta.Pada tahun 1939,beliau bermigrasi ke Amerika.Pada tahun 1943,beliaumenjadi seorang akademisi dan meninggal dunia pada 20 Mei 1959.

2.      Piere Bourdieu

Piere Bourdieu  dilahirkan di kota kecil selatan Perancis pada 1930. Beliau diterima di the Ecole Normale Superieure pada tahun1950, namun beliautidak menulis tesis Masternya karena ketidaksetujuan terhadap struktur sekolah yang otoriter. Beliau aktif menentang orientasi komunis dari sekolahnya. Pengalaman wajib militer selama dua tahun di Aljazair pada tahun1958-1960 danmendorongnya untuk menulis buku. Setelah itu, beliau kembali ke Paris dan mengajar sebagai asisten Raymond Aron. Ketika kedudukan pemimpin College de France lowong karena Raymond Aron memasuki pensiun pada 1981, Bourdieu menggantikannya. Semenjak itu,beliau memegang peranan kunci dalam sosiologi Perancis.[4]

C.    Pemikiran Tokoh-tokoh Sosiologi Pendidikan

1.      Alfred Schurtz

Dalam pandangan Alfred Schutz, Max Weber tidak serius  mengembangkan apa yang dimaksud tentang verstehen (interpretative understanding) atau disebut dengan pemahaman interpretative dan teori makna. “Weber tidak membedakan antara tindakan yang dianggap sebagai sesuatu yang masih sedang berlangsung dan yang sudah selesai, antara makna penghasil suatu benda kultural dan makna benda yang dihasilkan, antara makna tindakan saya dan tindakan orang lain .“ Jadi kata Schutz, mengembangkan teori makna tanpa mendiskusikan bagaimana makna ini sendiri muncul, dipertahankan, dikemnbangkan dan diubah. Topik ini dikembangkan oleh Schutz sehingga pemikirannya dianggap sebagai fenomenologi, yaitu studi tentang cara bagaimana fenomena hal-hal yang kita sadari muncul kepada kita dan cara yang paling mendasar dari permunculannya adalah sebagai suatu aliran pengalaman indrawi (streams of experience) yang berkesinambungan yang kita terima melalui pancaindra kita.


2.      Karl Marx

a)      PendekatanMaterialismeHistoris
Ada empat konsep penting dalam memahami pendekatan materialisme historis. Pertama, Means of Production. Kedua, Realition of Production (hubungan produksi).Ketiga,Mode of Production.Keempat,Force of Production
Perubahan cara produksi itulah yang menyebabkan adanya perubahan sosial budaya dan dimensi pendidikan. Perubahan cara produksi tersebut terletak pada teknologi baru, penemuan sumber-sumber baru atau perkembangan baru apapun dalam bidang kegiatan produktif. 
Karena cara produksi berubah, maka muncul kontradiksi antara cara produksi dan hubungan produksi. Ketika kontradiksi telah merusak parah keseimbangan, maka ia akan berdampak pada perubahan terhadap hubungan produksi seperti perubahan pada pembagian kerja, dasar dan bentuk struktur kelas. Pada gilirannya dapat mengubah mode produksi.[5]
b)      TeoriAlienasi (Keterasingan)
Kapitalisme telah menyebabkan manusia mengalami alienasi karena hasil kreativitas produsen menjadi terasingataudiasingkan dari produsen itu sendiri. Alienasi ini bisa berupa :
(1)   Produk diluar kontrol dari produsen seperti jenis, kualitas, kuantitas, hargadan pemasaran produk.
(2)   Produsen harus menyesuaikan diri dengannya seperti mengikuti kapasitasprodusen mesin.
Oleh karena itu, menurut McLellan, manusia mengalami alienasi dalam tiga arti. Pertama, manusia teralienasi dari produk kerjanya sendiri.Dalam arti bahwa ia hanya sekadar embel-embel dari proses produksi, sebagai pelayan mesin atau orang yang memindahkan kertas di kantor. Kedua, manusia juga teralienasi dari dirinya sendiri. Dalam arti bahwa ia bekerja karena terpaksa dan sebagai akibatnya manusia diubah menjadi hewan, karena ia hanya merasa senang apabila melakukan fungsi-fungsi hewani, yakni makan, minum, dan memiliki anak-anak. Terakhir, manusia teralienasi dari sesamanya. Hubungan yang ada di tempat kerja mempengaruhi hubungan dalam kehidupan di luar kerja.

c)      Teori Perubahan Sosial
DalamThe Communist Manifesto, Marx menyatakan “Sejarah dari semua masyarakat hingga saat ini adalah sejarah perjuangan kelas.” Perjuangan kelas berakar dari adanya pembagian kerja dan pemilikan pribadi. Keberadaan pembagian kerja dan pemilikan pribadi menghasilkan kontradiksi yang dalam dan luas pada masyarakat serta menciptakan stratifikasi sosial dalam masyarakat yaitu kelas pemilik dan kelas bukan pemilik.
d)     Tentang Agama
Menurut Marx,“agama sebagai candu masyarakat. Pernyataan ini dapat dipahami karena Marx melihat bahwa superstruktur sosio-budaya, termasuk di dalam ideologi politik dan agama yang dibangun atas infrastruktur ekonomi dan menyesuaikan diri dengan tuntutan dan persyaratan yang dimiliki oleh infrastruktur ekonomi tersebut.
3.      Emile Durkheim
Ketika beliau menjadi direktur ilmu pendidikan di Sorbon, Paris (yang kemudian menjadi dirkektur ilmu pendidikan dan sosiologi pada tahun 1913) telah memandangbahwa pendidikan sebagai suatu social thing. Masyarakat secara keseluruhan beserta masing-masing lingkungan sosial didalamnya merupakan sumber penentu cita-cita yang dilaksanakan lembaga pendidikan.
Menurut Durkheim, pendidikan itu bukanlah hanya suatu bentuk tetapi bermacam-macam, baik dalam arti ideal maupun aktualnya. Oleh karena itu, pendidikan merupakan suatualat untuk mengembangkan kesadaran diri dan kesadaran sosial (The individual self and the social self, the I and the we or the homoduplex) yang menjadi suatu paduan yang stabil, disiplin dan utuh secara bermakna.
Durkheim pada waktu menyampaikan kuliah pengukuhannya di Sorbon, menyatakan bahwa dunia pendidikan harus melakukan perubahan-perubahan dan penyesuaian-penyesuaian seirama dengan arus deras transformasi yang berlangsung pada masyarakat modern dan beliau menyimpulkan lagi bahwa tidak ada yang melebihi pentingnya pendekatan sosiologi bagi para guru.
4.      Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun mengemukakan pemikiran baru yang menyatakan bahwa sistem sosial manusia dapat berubah seiring dengan kemampuan pola berpikir mereka, keadaan muka bumi di sekitar mereka, pengaruh iklim, makanan, emosi serta jiwa manusia itu sendiri.
 Beliau juga berpendapat bahwa pola pemikiran masyarakat berkembang secara bertahap yang dimulai dari tahap primitif, pemilikan, peradaban, kemakmuran dan kemunduran (keterpurukan). Pemikiran Ibnu Khaldun dikagumi oleh tokoh sejarah keturunan Yahudi, Prof. Emeritus, Dr. Bernerd Lewis yang mengukuhkan tokoh ilmuwan itu sebagai ahli sejarah arab yang hebat pada abad pertengahan.



BAB III

PENUTUP


A.    Kesimpulan

Sosiologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Istilah sosiologi diperkenalkan pertama kali oleh August Comte pada abad ke-19.Perkembangan manusia sering dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik internal maupun eksternal. Hal tersebut perlu diperhatikan oleh para pendidik agar pandai-pandai memecahkan masalah pendidikan melalui analisis sosiologi.
Sosiologi pendidikan muncul dari pemikiran para tokoh-tokoh sosiologi, yang dapat diklasifikasi tokoh peletak dan tokoh penguat fondasi sosiologi pendidikan. Mereka itu adalah Karl Marx, Emile Durkheim, Max Weber, Alfred SchutzdanPiere Bourdieu.

B.     Saran

 

Dengan tersusunnya makalah ini, kita bisa mengerti dan tahu tentang sosiologi dalam pendidikan agar kita bisa mengetahui, memahami tentang ilmu sosiologi dan tidak ketinggalan karena di zaman modern ini kita bisa menggunakan sosiologi sebagai alat untuk interaksi pembelajaran dari individu satu dengan yang lainya. Jadi, dengan belajar ilmusosiologi, kita jugabisa mengetahui perubahan sosialzamanterkini.

 


 

 

 

 

 





DAFTAR PUSAKA

 

Budiman, Arief. 1986. Mencari Konsep Manusia Indonesia Sebuah Bunga Rampai. Jakarta: Erlangga.
H, Ary, Gunawan. 2010.Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Lawang. Robert M. Z. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia.

Maliki, Zainuddin. 2008. SosiologiPendidikan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Ahmadi, Abu. 2007. SosiologiPendidikan. Jakarta: PT. RinekaCipta.


[1]-Drs. Gunawan Ary. H,Sosiologi Pendidikan, Jakarta,  Rineka Cipta, 2010. hal. 23
[2]- Ibid. hal.41
[3]-Ibid. hal. 28
[4]- Ahmad Abu, SosiologiPendidikan, Jakarta, PT. RinekaCipta, 2007
[5]- Zainuddin Maliki, SosiologiPendidikan, Yogyakarta, Gajah Mada University Press.

No comments:

Post a Comment

RANGKUMAN MATERI TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH LENGKAP

A.    Konsep Karya Ilmiah Karya ilmiah terbentuk dari kata “karya” dan “ilmiah”. Karya berarti kerja dan hasil kerja dan ilmiah berari ...